twist

1K 181 46
                                    

#26.TWIST

↬⚪●◑♧◑●⚪↫

"MAMAAAA KAOS KAKI ADIK MANA YAAA??" tanya Aileen berteriak, karena mama-nya jauh di dapur sana.

"Ya disitu juga dik!!!"

"GAK ADA MAAA!!"

"DUUUHHH!!!" decak Vella, Mama Aileen, sambil menghampiri ke ruang tamu dengan hentakan kaki dahsyat yang disengaja.

Vella ikut mencari kaos kaki, namun belum semenit, sudah ketemu. Vella jadi melemparkan tatapan gemas khas ibu-ibu yang membuat Aileen cengengesan. Vella pun mendengus.

"CARI TUH PAKE MATA, BUKAN MULUT!!!"

Aileen masih saja menyengir, bak tak ada dosa. "Yaahh.. kalau pakai mata gak ketemu, giliran pakai mulut."

Vella mendelik sambil mencubit kecil anaknya, karena jawaban ngawurnya. Aileen jadi memanyunkan bibir bawahnya, sambil memakai kaos kakinya, lalu mendudukan diri di sofa, sambil melihat diluar pintu. Hal itu tak luput dari pandangan Vella.

"Nunggu apa? Kok gak berangkat?"

"Ada laahh!!" jawab Aileen malu-malu, lalu mendorong pelan mama-nya agar menjauh. "Udah mama balik masak ajaaa!!!"

Sang mama jadi menahan dirinya agar tak terdorong, enggan pergi, malah menyeringai menatap curiga anak gadisnya. "Hayooo siapaa?? kalo Aska biasanya kamu gak malu-malu..."

"Auah, adik diluar ajaa!!"

Aileen menutup pintunya, lalu beranjak ke luar gerbang. Dia berdiri disana dengan wajah merekah dan jantungnya yang pagi ini sudah mau meledak saja.

Aileen jadi spam chat line cowok itu berkali-kali, karena sudah ditunggu 3 menit cowok itu belum sampai juga. Dia tau sih gak bakal dijawab juga, yah... tapi kan kata cowok itu kemarin..


"Kalau gue buka hati, lo,----"


"AAAAAAAAA!!!" teriak Aileen heboh sendiri, sampai-sampai bayangan suara Davin terpotong, karena gak kuat mau teriak.

Akibat itu, tetangga depan jadi keluar, mamahnya yang didapur pun bisa mendengar teriakannya. Tetangganya jadi menatap kearahnya, membuat mama-nya malu sendiri.

"Menang giveaway nih, makanya seneng..." bohong Vella dengan senyum dipaksakan, membuat tetangganya hanya manggut-manggut.

Vella menengok dengan kerutan di dahi kearah putrinya, sambil mencubit pipinya gemas. "Ngapain sih pagi-pagi teriak? tetangga itu panik lho, dikiranya ada apaan!"

Aileen jadi menyeringai kecil, sambil mengusap pipinya kesakitan. "I-itu ada lebah tadi terbang, makanya adik kaget!"

Mamanya jadi mendengus, namun sedikit tak percaya. Soalnya tipe teriakannya bukan kayak ketakutan.

"Biasalah Ma, lebah aja tau mana cewek yang manis!" kata Aileen narsis sendiri sambil mengerlipkan kedua matanya sok cantik, Vella lagi-lagi membelalakan matanya.

"Kalau bukan anak mama, udah mama julitin..." lalu Vella melihat lagi putrinya dengan wajah berbinarnya, seperti menunggu seseorang. Vella jadi menyeringai jahil, gemas ingin menggoda.

"Siapa sih? males ah, makin gede main rahasia sama mama!"

Aileen jadi memeluk lengan mama-nya, bersender disana, dan tersenyum sendiri karena ambekan dia. "Tunggu dan lihatlah!"

Vella jadi menarik dua sudut bibirnya, tak bisa menahan untuk tersenyum. Dia memang membiasakan Aileen dari kecil untuk bercerita segalanya. Seperti saat TK, Vella selalu bertanya kegiatan cewek itu di sekolah, Aileen akan mencerocos dengan riang khas anak TK. Lalu, selama bertahun-tahun hal itu menjadi kebiasaan.

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang