Prolog

67 29 46
                                    

Holla gess, welcome to my first story. Cerita ini dibuat fiksi yaa, ganyata tapi gatau kalo orang lain pernah ngalamin ini atau engga, soalnya aku ga ngalamin si hhe:).

Kalo ada kesamaan nama atau latar cerita maklumin yaa, soalnya cmn nama' plus latar itu yg ada terlintas diotak kecilku ini, jadi maklumin yaa><, Maaf juga kalo ada kata' atau jalan cerita yg kalian ga ngerti, karena ini bener' cerita pertamaku yg hanya sesuai dengan ekspetasi otak kecilku ini, kalo ada typo kasih tau, hargain aku ya tekan bintangnya, vote, dan komen sebanyak'nya!!

Udh itu ajh makasih! Selamat membacaa!!

***

"Masa lalu harus dikenang, masa depan harus berkesan."

-Iraamel31_

Baca sambil dengerin mulmed diatas yaa, makaciww><

***

~Bulan untuk Bintang~

Happy reading!

.
.
.

Seorang anak lelaki sedang bermain di taman bersama keluarga dan para sahabat oroknya. Mereka sedang bermain di area permainan anak, sedangkan para orangtua bermain ahh lebih tepatnya mengenang masa lalu, yaitu kumpul bersama setelah sekian lama sibuk dengan urusan masing-masing, sambil duduk dibangku yg panjang yg disediakan oleh pemilik taman. (Mungkin author gatau, cmn numpang lapak cerita doang hhe:))

Ditempat para bocah~
Para bocil' ini sedang bermain ria, ada yg bermain jungkat-jungkit, perosotan, ayunan gantung, ayunan dorong, dan masih banyak lagi. Sedang asyik'nya bermain ayunan dorong seorang bocah lelaki melihat ada seorang bocah perempuan yg sedang menangis tersedu' dibawah pohon rindang. Ia berniat mendatangi bocah perempuan tersebut, tapi sebelumnya ia sempat ditanya oleh sahabatnya yg bernama Angkasa.

"Tang, kamu mau kemana?" Tanya Angkasa sambil menepuk bahu bocah lelaki tersebut yg kelihatannya mau beranjak dari tempatnya,

"Mau ke sana sa, bentar yaa." Pamitnya langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari Angkasa.

"Heii, kamu kenapa nangis?" Tanya bocah lelaki tersebut,

"..." Bocah perempuan itu enggan menjawab karena masih sesenggukan.

"Heii.. kamu denger aku kan?," Tanya lagi bocah lelaki tersebut.

Bocah perempuan itu mengangguk, lalu ia menjawab "Aku ngga budek tau!" Sargahnya langsung sambil sedikit emosi,

"Hehe kupikir kamu ngga denger aku... Oh ya nama kamu siapa? Aku Bintang." Sambil mengulurkan tangannya,

Lalu bocah perempuan yg berusia 6 tahun itu menjawab "Ishh.. Aku Bulan." Katanya sambil mengulurkan tangan juga,

"Kamu kenapa nangis?" Tanya bocah lelaki tersebut yg bernama Bintang.

"Aku jatuh dari sepeda," jawab bocah yg bernama Bulan tersebut, masih dengan nafasnya yg sedikit sesenggukan. Owalahh!

Bulan untuk Bintang (Hiatus Sementara)Where stories live. Discover now