Bab 2- Pernikahan

275 20 1
                                    

Disclaimer :@Masashi Kishimoto
Genre : Romance and Hurt-Comfort
Pairing : NarufemSasu

Chapter 2

Dengan berbekal sedikit ancaman dan juga gertakan dari sang habareno berdarah, akhirnya dengan terpaksa Naruto harus mengikuti semua keinginan ibunya untuk menikah dengan Sasuke dengan ancaman kalau dia akan dibuang dari keluarga Namikaze kalau dia tidak menuruti keinginan ibunya.

Tentu saja Naruto tidak ingin hal itu terjadi karena Naruto tahu ancaman ibunya itu tidak pernah main-main. Ayahnya juga sama sekali tidak mau membantunya saat ini. Benar-benar menyebalkan!!

" Kita memang akan menikah tapi bukan berarti aku akan menerimamu di dalam kehidupanku. Kita hidup dengan jalan kita masing-masing dan jangan mencampuri urusanku lalu-"

Sasuke yang mendengarnya terlihat hanya bisa menghela nafasnya di dalam hati. Bawelnya Naruto saat ini seperti nenek-nenek yang sedang memberi ceramah kepada cucunya saja. Kalau saja perjodohan ini bukanlah keinginan ibunya yang terakhir, mungkin dia sudah jauh-jauh hari menolak perjodohan ini. Benar-benar sial nasibnya!!

Kenapa juga ibunya malah memilih Naruto sebagai calon pasangannya? Orang sombong dan juga arrogant seperti ini... wlekk.. bukan tipenya sama sekali.

" Terserah kau saja." Sasuke menatap Naruto dengan tatapan malas. " Kalau kau sudah tidak ada keperluan lagi denganku, aku akan pergi!"

" Hey.... kau mau kemana? Aku belum selesai bicara!!" Seru Naruto dengan tatapan tidak terima.

" Pergi bekerja. Apa lagi?" Sasuke menghela nafasnya dengan kesal. " Bosku akan mencariku kalau aku datang terlambat."

" Cck.. apa kau tidak bisa mencari pekerjaan yang lebih baik lagi?" Decak Naruto kesal. " Bagaimana kalau seandainya semua orang tahu kalau ternyata calon istriku hanyalah seorang pelayan café? Mau ditaruh dimana wajahku?"

Sasuke memutar kedua bola matanya dengan jengah. " Taruh saja di aspal biar kelindes mobil sekalian. Sudahlah!! Aku malas meladenimu."

Naruto langsung berteriak kesal ketika melihat Sasuke yang malah pergi meninggalkannya seorang diri sampai suara dering telofon memenuhi indra pendengarannya. Naruto langsung mengangkat panggilan yang masuk ke dalam telofonnya.

" Moshi-moshi...." Naruto terlihat terdiam sejenak mendengar suara dari sebrang sana. " Baiklah!! Aku akan segera kesana dattebayo. Kau tunggu saja, sayang."

Kembali ke tempat Sasuke yang saat ini sudah sampai di café tempatnya bekerja. Setelah mengganti pakaiannya menggunakan pakaian seragam seperti biasa, Sasuke langsung bekerja seperti biasa, melayani para pelanggan yang datang ke café tempat ia bekerja sekarang.

Dia tidak peduli kalau saat ini Naruto sedang mengomel sendirian di luar sana. Dia tidak terima kalau pekerjaannya selama ini malah dihina secara terang-terangan seperti itu. Memang apa salahnya menjadi pelayan café? Toh bukan pekerjaan yang haram juga, bukan?

Semua berjalan seperti biasa. Meskipun dia akan menikah sekalipun tapi Sasuke malah merasa kalau dirinya tidak akan pernah menikah. Naruto selalu saja sibuk dengan urusannya sendiri begitupula dengan Sasuke. Mereka benar-benar hidup dengan jalan hidup mereka masing-masing meski terkadang Sasuke juga terlihat sangat muak karena harus terus melihat wajah songong dari calon suaminya setiap saat.

Seperti waktu itu, seperti biasa, Sasuke sedang melayani para pelanggan di café tempat ia bekerja sampai tiba-tiba saja, Naruto malah datang sambil berteriak dan langsung menghampirinya layaknya Naruto adalah seseorang yang berkuasa padanya. Bagaimana dia tidak kesal? Perhatian para pelanggan juga langsung terarah kepada mereka pada saat itu.

Kehidupan Setelah Pernikahan (NarufemSasu)Where stories live. Discover now