Bab 3- Kehidupan Setelah Pernikahan

279 24 1
                                    

Disclaimer :@Masashi Kishimoto
Genre : Romance and Hurt-Comfort
Pairing : NarufemSasu

Chapter 3

Mereka tinggal di satu apartemen yang sama sekarang. Meskipun tinggal di satu atap yang sama sekalipun tapi mereka malah bertingkah seperti orang asing yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Mereka malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan memilih tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh pasangannya yang lain.

Naruto akan sibuk di luaran sana setelah menyelesaikan kuliahnya dan bahkan jarang pulang sedangkan Sasuke memilih untuk sibuk dengan rutinitas bekerjanya seperti biasa. Dia tidak ingin kembali dihina oleh Naruto kalau dia hanya bisa meminta uang dari suaminya.

Dia juga akan membuktikan kalau dia juga bisa hidup seorang diri meski tidak memakai uang Naruto sama sekali sehingga tuduhan Naruto padanya selama ini tidak akan pernah terbukti.

Dia menikah dengan Naruto bukan hanya untuk mengincar harta kekayaan keluarga Namikaze tapi dia menerima perjodohan ini murni karena permintaan dari mendiang ibunya yang sudah meninggal.

Tidak jarang Naruto juga selalu membawa Hinata ke apartemen mereka sampai akhirnya, mereka juga malah melakukan hal tidak senonoh di hadapannya membuat Sasuke menjadi semakin dibuat kesal. Entah kenapa rasanya dia jadi malas pulang ke apartemennya sendiri sekarang. Lebih baik dia kembali tinggal di kediaman keluarganya yang dulu saja daripada harus tinggal satu atap dengan Naruto.

Semua terasa sama saja untuknya...

" Aku merasa heran padamu. Padahal kau baru saja menikah dengan anak orang kaya yang sangat tersohor di Jepang tapi kau masih mau-maunya saja bekerja seperti ini. Bukankan seharusnya kau sudah hidup enak sekarang?" Takayuki menatap Sasuke dengan raut wajah heran.

" Kekuasaan dan harta tidak akan menjamin segalanya, Takayuki-sama. Memangnya salah kalau perempuan yang sudah menikah sepertiku masih bekerja seperti ini?" Sasuke tersenyum. " Aku juga merasa bosan berada di apartemen terus."

" Kau itu memang perempuan yang benar-benar sangat gigih karena itulah, aku tidak merasa kecewa sudah mempekerjakanmu di café ini, Sasuke-chan."

" Harusnya aku yang merasa bersyukur karena sudah memiliki bos sebaik Takayuki-sama. Takayuki-sama selalu membantuku di saat aku sedang dalam kesusahan dan aku benar-benar merasa senang." Sasuke tersenyum.

Takayuki yang mendengarnya terlihat langsung tersenyum sebelum tiba-tiba saja, seorang pegawai lainnya di café ini datang menghampiri mereka berdua yang sedang sibuk berbincang.

Takayuki yang mendengar laporan anak buahnya yang ditempatkan di dapur terlihat langsung dibuat terkejut membuat Sasuke sendiri menjadi merasa kebingungan melihatnya.

" Takayuki-sama, ada apa?"

" Ya ampun!! Apa yang harus kulakukan sekarang? Chef utama yang mengurus bagian belakang tiba-tiba saja sakit dan sekarang dia sedang dibawa ke rumah sakit oleh yang lainnya. Siapa yang akan memasak untuk para pelanggan sedangkan pelanggan di cafeku saja masih ramai seperti ini." Takayuki berkata dengan cemas.

" Umhhh... ka-kalau Takayuki-sama memang mengizinkan, aku mungkin bisa menggantikan posisi beliau selama beberapa saat sampai Koyuki-chan bisa pulih sepenuhnya." Sasuke menawarkan diri.

" Ehh.. memangnya kau bisa memasak, Sasuke-chan?" Takayuki menoleh ragu kepada Sasuke.

" Selama ini, kaasanku selalu mengajariku untuk memasak tapi kalau memang Takayuki-sama tidak percaya padaku, aku juga tidak akan memaksa. " Sasuke tersenyum.

" Apa salahnya dicoba? Tolong bantuannya ya, Sasuke-chan." Takayuki tersenyum.

Sasuke tersenyun dan langsung mengangguk. Sasuke langsung memakai celemek dan juga topi chefnya dan mencoba untuk memasak, memerintahkan koki-koki lainnya yang masih amatiran di bawah perintahnya. Dia sama sekali tidak menyangka bisa merasakan menjadi headchef di café ternama seperti ini.

Semoga saja.... pelanggan juga suka dengan masakannya...

Sasuke mencoba bekerja dengan sangat giat dan tanpa disangka-sangka, para pelanggan juga sangat menyukai hasil masakan Sasuke membuat Takayuki menjadi merasa puas melihatnya. Banyak pelanggan yang telah memuji hasil masakan Sasuke dan berniat untuk datang lagi ke cafe Takayuki untuk bisa memakan hasil masakan Sasuke lagi membuat Sasuke menjadi merasa bangga sekaligus puas.

Dia senang bisa membuat semua orang menjadi merasa bahagia dengan hasil masakannya...

" Aku sama sekali tidak menyangka kalau ternyata kau memiliki bakat memasak yang sangat hebat, Sasuke-chan. Tahu begini, dari awal aku sudah mengangkatmu menjadi head chef di café ini. Para pelanggan juga sampai memuji masakanmu lo, Sasuke-chan~" Takayuki tersenyum.

" Aku senang kalau bisa membantu." Sasuke tersenyum.

" Kalau begitu, ini gajimu untuk hari ini. Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini, Sasuke-chan."

Sasuke menerima gaji itu dan mengeluarkan sebuah cek yang membuat Sasuke langsung melotot melihat nominal yang tertera disana. Sasuke menatap bosnya dengan tatapan tidak percaya. " Ta-Takayuki-sama, i-ini..."

" Kau berhak menerima gaji itu, Sasuke-chan. Gaji menjadi headchef memang sebesar itu.." Takayuki tersenyum.

" Ta-tapi ini terlalu besar." Sasuke terkesan terlihat ragu ketika mau menerimanya.

" Terima saja!! Ini adalah hasil kerja kerasmu juga. Mungkin uang itu bisa kau tabung juga untuk masa depanmu nanti."

" A-aku mengerti. Terima kasih.." Sasuke tersenyum.

Akhirnya Sasuke memutuskan untuk pulang setelah seharian bekerja dengan lelah. Bekerja menjadi head chef memang sangat melelahkan dibandingkan dia harus menjadi pelayan cafe tapi entah kenapa, Sasuke merasa senang.

Sebenarnya salah satu hobinya adalah memasak.

Sasuke telah sampai di apartemen dan memilih menyenderkan tubuhnya ke sofa sekedar hanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah sebelum tiba-tiba saja, telinganya menangkap ada suara tidak jelas yang berasal dari kamar suaminya saat ini. Kening Sasuke langsung berkerut bingung mendengarnya.

" Suara apa itu?" Gumam Sasuke dengan nada kebingungan.

Karena rasa penasaran yang cukup tinggi, akhirnya Sasuke memutuskan untuk mengintip apa yang sebenarnya sedang suaminya lakukan saat ini. Suara itu semakin jelas memenuhi indra pendengarannya sebelum tiba-tiba saja, Sasuke mengetahui kalau Naruto sedang melakukan...

' Astaga!! Harusnya aku memang tidak mengintip.' Sasuke menghela nafasnya dalam hati.

Naruto yang kebetulan saat itu sedang melakukan **** bersama dengan pacarnya langsung dibuat terkejut ketika melihat kehadiran Sasuke saat ini. Reaksi Sasuke datar sekali seperti datarnya tembok.

" Kalau kalian memang ingin melakukannya, kalian bisa melakukannya di luar, kan? Cari saja hotel tapi jangan disini!!" Sasuke berkata dengan poker facenya sebelum akhirnya Sasuke memutuskan untuk kembali ke kamarnya dibandingkan harus mengurusi pasangan yang sedang dimabuk asmara di hadapannya saat ini.

Sasuke menghela nafasnya dan memilih untuk membaringkan tubuhnya di ranjang mungil yang saat ini berada di kamarnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengambil figura foto ibunya. Setetes air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya saat ini.

Pernikahan ini mungkin terjadi atas dasar paksaan masing-masing kedua belah pihak tapi Sasuke juga masih memiliki hati. Sejujurnya, dia juga harus selalu menahan rasa sakit ketika melihat Naruto malah sibuk bermesraan bersama dengan Hinata sedangkan ia sendiri harus bekerja keras untuk bisa memenuhi setiap kebutuhan mereka. Setidaknya, Naruto bisa sedikit menghargai jerih payahnya, bukan? Naruto memang benar-benar tidak memiliki hati.

Bagaimanapun juga, dia adalah seorang istri. Seorang istri yang ingin diperhatikan oleh suaminya, diberi kasih sayang... tapi Naruto tidak mungkin akan melakukan hal itu padanya. Tidak akan pernah mungkin!!

" Kaasan, maafkan aku!!" Gumam Sasuke dengan lirih. " Aku tidak bisa memenuhi keinginan kaasan kalau aku akan bahagia saat kaasan sudah tidak ada nanti. Hatiku sakit sekali, kaasan. Sakit sekali!!"

TBC

Singkat, ya😂

Gomen...soalnya aku lagi agak sibuk he..he....

Masih ada banyak tema cerita lagi yang harus kuselesaikan untuk diriku sendiri.🤣

Kehidupan Setelah Pernikahan (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang