VIII

894 129 181
                                    

🌟 Mingi x Hongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

. . .

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

“Oke, itu saja untuk hari ini!”

Suara itu menggema di gimnasium, sesi latihan klub voli akhirnya ditutup. Sejenak sang pelatih tampak mengecek arlojinya, sebelum kemudian menyampaikan penutup, “Kita bertemu lagi minggu depan dan—kapten, jangan lupa setorkan absensi hari ini!”

Begitu sang pelatih melenggang, para anggota mulai membubarkan diri. Sebagian besar menghampiri tas masing-masing di tepi lapangan, beberapa buru-buru ke toilet sementara beberapa lagi terlihat merebahkan diri di atas dinginnya lantai gimnasium, tapi satu dua ada yang masih berlatih mengoper—Hongjoong salah satunya.
 
Sembari meraih sebotol air mineral dari dalam tas, Mingi memandang ke arah sang kapten yang tengah mempraktikkan teknik operan dengan dua anggota lainnya. Dari sini terlihat Hongjoong sesekali bergurau selagi bertukar masukan. Selama itu pula Mingi terus mengawasi sambil meneguk minumannya dalam diam. Dia terlalu serius memperhatikan sampai tak menyadari seseorang datang menghampirinya sambil memanggil.

“Oi, Mingi,” Jung Wooyoung telah berdiri tepat di sebelah Mingi, tapi tak mendapat perhatian. Baru ketika dia menyikut pemuda jangkung tersebut, eksistensinya akhirnya disadari.

“Song Mingi!”

Namun karena terkejut, Mingi sontak tersedak. Minuman tumpah mengucur di badannya hingga membuat kaosnya setengah basah. Alhasil, dia pun mengumpat sambil terbatuk-batuk, “Sial!”

Begitu menoleh dan melihat Wooyoung, Mingi sekali lagi mengumpat, “Jung Wooyoung, sialan kau!”

Wooyoung yang sedari tadi diabaikan dan tahu-tahu dihadiahi sumpah serapah lantas ikut bersungut-sungut. Sambil mengangkat lengan tinggi-tinggi dia meraih puncak kepala Mingi untuk diberi tempelengan. “Kau yang sialan!” balasnya. “Melamun sampai tidak dengar suaraku. Apa aku ini transparan? Kau tuli, ya?”

Mingi masih berang menatap sinis Wooyoung—anak laki-laki itu tampak mengenakan kaos poliester klub basket. “Mau apa kau ke sini?” dia bertanya sembari meraih handuk di atas tas dan mulai mengelap tubuhnya yang basah, lalu lagi-lagi dia mengumpat karena sepertinya itu percuma.

“Mengambil sepatuku yang kutitipkan padamu,” Wooyoung menjawab, sebelum kemudian merentangkan jemari dan menadahkan tangan ke hadapan Mingi. “Mana kunci lokermu?”

Mingi tak menjawab dan hanya mengarahkan dagu ke arah tasnya. Dia masih sibuk memandangi kaosnya yang kini basah bukan hanya karena keringat, kemudian memutuskan untuk melepasnya saja. Sesaat berikutnya, dengan wajah dongkol dia menoleh pada Wooyoung yang tengah memeriksa isi tasnya.

Never Ending Fantasy | ATEEZ Minjoong [COMPLETE]Where stories live. Discover now