10. Gramedia

22 3 0
                                    

Balik ke Viona

Sambil nungguin makanan kami datang kami ngobrol tentang apa aja.

10 menit menunggu akhirnya pesanan kami datang juga.

Udah lapar saya guys jadi maklumin aja.

Kami pun mulai memakan pesanan kami diselingi sedikit obrolan.

"Eh...habis ini ke Gramedia ya guys aku mau cari buku buat referensi untuk lomba nanti!" ajak Viona pada sahabat nya.

"Boleh juga gue niat nya juga mau kesana hari Minggu eh ternyata kalian malah ngajak sekarang jadi kuy aja lah." ucap Nesya menjawab ajakan Viona.

"Gue ayo ayo aja." kalau ini si Ersa nih yang jawab.

"Boleh juga tuh." setuju Lusi.

"Ok, jadi habis dari cafe kita ke Gramedia!" putus Viona yang gak boleh diganggu gugat oleh siapapun.

Dah kayak sidang di pengadilan aja

"Btw kenapa gue harus bareng kak Rama sih lombanya." dumel Ersa tiba-tiba setelah keheningan melanda sejak keputusan Viona tadi.

"Lah emang kenapa kalau loe pasangan sama kak Rama?" tanya Nesya kepo.

Gini nih kalau punya temen yang punya jiwa penggosip tinggi ahayyy.

"Gue kalau ketemu sama kak Rama pasti ribut mulu. Sebenarnya sih yang ngajak ribut duluan kak Rama tapi tetep aja gak mau minta maaf makanya ribut mulu." jelas Ersa kepada sahabatnya terutama sahabat sesama penyuka gosip.

"Ooooo gitu toh cerita nya." kata Nesya sambil manggut-manggut.

"Btw Viona ntar gimana ya dia kan dapat pasangan kak Xander yang dikenal akan kedinginan sikap nya kepada perempuan." kata Ersa mengalihkan topik.

Hayo kenapa kok mengalihkan topik

"Eh, bener juga kak Xander juga irit ngomong plus wajah yang kayak tembok datar bener."  nah kan kalau masalah ghibah aja Nesya langsung nyaur padahal kagak ada kabel.

"Udah-udah, btw Lusi loe liat apaan sih kok perasaan loe kagak fokus ke mari?" tanya Viona pada Lusi karena Viona perhatikan dia liat ke sudut cafe yang berbeda.

"Itu bukan nya kak Leo dan yang lain nya kan." tunjuk Lusi pada meja yang tak jauh dari mereka.

"Hah mana?" tanya Ersa kaget.

Sebenarnya bukan hanya Ersa doang sih tapi Viona sama Nesya juga sama kaget nya.

"Itu yang deket pintu masuk cafe."  jawab Lusi sambil menunjuk ke arah leo dan kawan-kawan nya yang duduk di dekat pintu masuk cafe.

"Eh iya cuy itu kak leo sama kawan-kawan nya." syok Ersa setelah melihat ke arah yang ditunjuk oleh Lusi tadi.

"Udah bersikap seperti biasa ntar mereka curiga kita juga yang berabe!" suruh Viona pada yang lain nya.

Yang lain hanya bisa menuruti perintah Viona.

Semakin lama mereka mulai melupakan kehadiran Leo dkk yang sekarang malah menatap mereka.

Elegi untuk Viona[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang