21. Suara Hati Leo

47 3 0
                                    

Selesai makan siang.

"Btw Viona loe mau nanam tuh bibit bunga mawar putih kesukaan loe itu?" tanya Ersa setelah selesai membereskan sisa makanan nya tadi.

Viona pun memasang wajah berpikir. Kapan waktu yang pas buat nanam bibit bunga mawar putih favorit nya itu.

"Besok pagi aja deh kayak nya. Sekalian olahraga pagi." balas Viona setelah berpikir kapan ia akan menanam bibit bunga mawar favorit nya itu.

Nesya hanya ber oh ria saja mendengar jawaban Viona.

Viona mendengus mendengar respon sahabat nya itu hingga ia melempar novel nya yang tebel ke kepala nya Nesya.

Dan Alhamdulillah tepat sasaran novel nya.

Nesya mengelus kepala nya yang baru saja di lempar novel oleh Viona.

"Aduh sakit tau gak Vivi." kata Nesya sambil mengelus kepala nya.

"Salah sendiri kamu cuma oh aja." balas Viona gak mau kalah.

"Iya iya maaf deh." ucap Nesya karena udah jawab oh doang tadi.

"Aku juga minta maaf ya soal kepala mu itu." ucap Viona yang juga meminta maaf karena sudah melempar novel ke kepala Nesya.

"Iya gak apa-apa kok Sans aja lah." jawab Nesya sambil tertawa.

Yang lain pun juga pada ikut tertawa melihat tingkah kedua nya.

"Ya sudah Vivi, aku pamit pulang dulu ya besok aku kesini lagi habis dari sekolah." pamit Lusi dan disetujui oleh yang lain.

"Iya hati-hati ya!" ujar Viona memberikan peringatan.

"Iya kami akan hati-hati." balas ketiga nya kompak.

Mereka bertiga pun kembali ke rumah masing-masing.

Sekarang hanya tinggal Viona dan kakak nya Leo.

"Abang." panggil Viona pelan.

"Ada apa dek?" tanya Leo mendekati adik nya setelah ia mendengar adik nya memanggil nya.

"Apa aku bisa sembuh?" tanya Viona sendu.

"Pasti bisa kok." jawab Leo pada Viona.

"Kalau aku meninggal nanti Abang jangan sedih ya." ujar Viona sambil menatap sendu ke arah Leo.

Leo mematung. Ia gak bakalan bisa ditinggal kan oleh sang adik.

"Gak kamu harus yakin kalau kamu bisa sembuh. Jangan bilang kayak gitu dek." ucap Leo dengan nada datar.

Ia tak suka adik nya berbicara seperti itu. Adik nya pasti akan sembuh. Dan bisa bersama-sama lagi kayak dulu.

"Tapi Abang banyak pasien kanker yang meninggal nanti jika aku salah satu nya aku mau Abang jangan sedih." kata Viona lagi.

"Gak, Abang bakalan lakuin apapun untuk kamu sembuh. Abang yakin kamu bisa sembuh dek. Yang semangat untuk berobat mungkin kamu bisa sembuh." Kata Leo memberi kan semangat untuk Viona.

"Iya abang aku bakalan semangat buat sembuh." Ucap Viona semangat sambil mengepal kan tangan nya ke atas.

"Nah, gitu dong kalau gini kan baru adik Abang." puji Leo pada adik kesayangannya itu.

Ia tersenyum miris melihat keadaan adik satu-satunya ini.

Adik nya tetap tersenyum manis walau terkena penyakit ganas sekalipun.

Ia takut tidak akan bisa melihat senyum adik nya lagi.

Ia tau banyak pasien kanker yang berakhir dengan kematian.

Elegi untuk Viona[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang