Bagian 7

133K 6.4K 91
                                    

Aldan Fabiano Wiratama adalah seorang milyuner tampan. Dia mengelola banyak bisnis di bidang apa saja, bisnisnya bukan hanya di dalam negeri di luar negeri pun ada. Dalam satu minggu tak tanggung-tanggung ia bisa mendapatkan profit hingga ratusan juta atau lebih.

Dengan wajah tampan dan kaya raya membuat Aldan menjadi incaran  wanita-wanita cantik di luaran sana. Tapi menurut Aldan semua wanita-wanita yang mendekatinya tidak ada satupun yang masuk ke dalam kriterianya.

Aldan adalah sosok laki-laki yang sangat dingin jika dengan orang lain selain keluarganya sendiri. Dia juga mempunyai tatapan mata yang begitu tajam, bibir seksi dan tubuh yang atletis.

Aldan sudah berusia 33 tahun, ia memang sudah pernah menikah sebelumnya tapi hubungannya berakhir dengan cerai mati. Aldan berpisah dengan calon anak sekaligus istrinya. Istri Aldan meninggal dunia sejak 7 tahun silam saat tengah hamil anak pertama mereka, yang pada saat itu usia kehamilannya sudah menginjak 5 bulan, karena mengalami pendarahan. Jadi Aldan sudah menduda selama 7 tahun dan sampai saat ini.

Dan semenjak istrinya meninggal Aldan tak pernah lagi memikirkan  wanita, dia sudah membangun tembok es di hatinya. Menurutnya cintanya hanya untuk mendiang istrinya dan juga anaknya yang belum pernah dia lihat.
Sadar sudah jatuh cinta pada istrinya saat istrinya dalam keadaan sekarat dan akhirnya meninggal dunia itu merupakan penyesalan yang luar biasa bagi Aldan, dan membuatnya terus di hantui rasa penyesalan itu.

                                _____

Aldan terbangun dari tidurnya. Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan dengan angkutan umum itu, Aldan langsung tertidur di kamar karena badannya terasa pegal-pegal ia bahkan tidak jadi menghadiri pertemuan penting itu. Ia melirik jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Bagaimana kabar wanita itu apa dia  sudah bangun,"gumam Aldan, ia memilih beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum ia menemui wanita itu.

Sepuluh menit kemudian Aldan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sebatas pinggang dan juga handuk kecil yang digunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Dreett... dreett...

Ponsel Aldan berbunyi di atas nakas, segera pria itu menghampiri ponselnya dan mengangkatnya.

"Ada apa?"tanya Aldan.

"Halo bos, saya mau memberitahu jika pertemuan penting dengan perusahaan Leon group yang batal hari ini di ganti hari lain bos,"jawab sekertaris Aldan.

"Baiklah. Kamu beritahu saja kapan waktunya,"ucap Aldan lalu memutuskan sambungan teleponnya dan meletakkan ponselnya kembali di meja nakas.

"Pergi! Jangan dekati saya!"teriakan seseorang dari kamar sebelahnya membuat Aldan kaget.

"Astagah ada apa ini?"gumam Aldan sembari berjalan keluar dari kamar tanpa mengenakan pakaiannya terlebih dahulu.

"Ada apa ini?"tanya Aldan saat sudah memasuki kamar yang berada di samping kamarnya persis.

"Maaf tuan, wanita hamil ini tiba-tiba berteriak saat saya datang, padahal saya hanya ingin mengatarakan tas miliknya,"ucap pengawal Aldan yang badannya sangat kekar dan banyak tato di lengannya.

Sepertinya ini ada kesalahan pahaman, fikir Aldan.

"Ya sudah kau boleh keluar,"ucapanya.

"Baik tuan."pengawal Aldan pun keluar dari kamar itu.

Aldan mengalihkan pandangannya menatap wanita hamil yang masih terduduk di pojokan kamar.

Aldan memilih mendekati wanita itu yang masih menutup wajahnya sambil menangis. Dia kemudian bersimpuh di depannya.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Where stories live. Discover now