bagian 34

98.5K 4.5K 348
                                    

Di daerah kalian hujan nggak hari ini?






*****

"Ya nggak bisa gini dong dok, biasanya juga bukan anda yang memeriksa istri saya!" protes Aldan pada seorang dokter laki-laki di depannya.

Sedangkan Dira yang sedang duduk di kursi tunggu menatap jengah pada suaminya, ia sudah lama menunggu di tambah lagi Aldan membuat ulah dengan berdebat terlebih dahulu dengan seorang dokter yang akan memeriksanya. Sebenarnya ini juga salah dokter Sindi yang langsung membatalkan pertemuan secara mendadak seperti ini karena katanya ada pasien yang akan melahirkan.

"Tapi pak, dokter Sindi sedang ada kepentingan. Jadi biar saya yang menggantikannya."

Aldan mendengus kesal mendengar itu, ia tau niat dokter pasti tidak baik dia pasti akan berbuat modus pada Dira.

"Sekali nggak! Ya nggak!" kekeh Aldan.

"Saya bisa saja tuntut rumah sakit ini, karena dokternya tidak profesional dengan membatalkan pertemuan secara mendadak tanpa ada konfirmasi apapun!"

Dira berdiri dari duduknya, dan ia mengelus lengan Aldan.

"Mas, udah ya. Besok lagi aja kita ke sini lagi kalau dokter Sindi udah ada."

Aldan menoleh ke arah Dira dan mengangguk.

"Ya sudah kami pulang saja, Anda pikir saya rela membiarkan istri saya di sentuh oleh anda," ucap Aldan.

Dira menatap dokter dengan senyum canggung, ia sebenarnya merasa tidak enak pada dokternya karena sudah dari tadi di maki-maki oleh Aldan.  Tapi dokternya juga salah karena terkesan memaksa dari tadi yang membuat Aldan semakin kesal.

"Baik pak, besok pasti dokter Sindi sudah kembali."

"Em ya sudah kami permisi ya dok, maafin semua perkataan suami saya ya dok."

"Iya Bu, tidak apa-apa. Memang kebanyakan suami seperti itu jika istrinya akan di periksa oleh dokter laki-laki. Sepertinya saya salah mengambil profesi menjadi dokter kandungan," ucap dokter sambil tersenyum.

"Baru sadar?!" sindir Aldan.

"Mas!" tegur Dira sambil menutup mulut suaminya dengan tangan. Perkataan suaminya benar-benar kelewat, apa salahnya bekerja sebagai dokter kandungan. Dokter kandungan itu pekerjaan yang terpuji karena berkat adanya mereka kita sebagai ibu-ibu bisa melahirkan dengan sehat dan selamat.

Dira menggeret suaminya untuk keluar dari ruangan, setelah di luar Dira cemberut kepada suaminya.

"Mas benar-benar kelewatan ya! Nggak sopan begitu sama dokter," omel Dira.

"Habis mas nggak rela kamu di sentuh sama dia."

"Tapi dia kan belum sentuh aku mas!"

"Ck! coba aja kalau mas nggak ikut periksa, pasti kamu mau aja di sentuh sama dia kan?"

"Aku bukan wanita gampangan ya mas! aku juga nggak mau lah mas di sentuh sama laki-laki yang bukan suamiku!" jawab Dira bertambah emosi setelah mendengar tuduhan Aldan.

Aldan menatap Dira yang tengah marah padanya, sepertinya dirinya mengucapkan kalimat yang menyinggung perasaan Dira. Ia harus segera minta maaf sebelum Dira semakin marah padanya.

"Sayang maafin sikap mas ya, mas cuma ingin menjaga kehormatan kamu sebagai istri."

Dira yang mendengar tentu hatinya berbunga-bunga, suaminya memang benar-benar sudah berubah.

Dira menghambur ke dalam pelukan Aldan dan mengecup dada bidangnya yang terlapisi kain kemeja.

Aldan tersenyum dan mencium rambut Dira.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Where stories live. Discover now