Bagian 12

107K 5.9K 215
                                    

Malam harinya di rumah kediaman Aldan, saat ini Dira tengah berada di kamar ibunya Aldan karena memang Liana menginap di sini malam ini.  Dira sedang memijat kaki Liana yang katanya tadi bilang pegal.

"Dira, kamu yang sabar ya, ibu yakin suatu hari kamu akan bahagia dengan keluarga kamu dan anak-anak kamu,"ucap Liana sambil mengelus lengan Dira.

Dira tersenyum dan mengamininya di dalam hati.

Liana sungguh merasa sedih mendengar cerita Dira tentang kenapa dia bisa hamil, ia benar-benar ingin menghajar laki-laki yang sudah tega memperkosa gadis sepolos Dira, laki-laki seperti apa dia. Liana yakin ibunya yang melahirkan laki-laki itu akan menyesal jika mengetahui kebusukan anaknya.

"Kamu ke kota sendirian nak?"

"Iya Bu, saya ke kota karena nggak mau ibu sama ayah malu di desa dengan aib saya ini,"jawab Dira.

Liana mengangguk mengerti.

"Kehamilan mu sudah berapa bulan nak?"

"19 minggu, Bu,"jawabnya.

"Ibu tebak ini pasti kembar,"tebak Liana.

"Loh ibu kok tau?"tanya Dira yang sedikit shock, dia saja baru tau anaknya kembar karena USG, lah ini tidak ada perantara apa-apa sudah bisa menebak.

"Ya tau lah, soalnya ibu pernah hamil anak kembar juga, dan ibu lihat ukuran perut kamu lebih besar dari hamil 4 bulan anak tunggal"ucap Liana sambil mengelus perut Dira, Liana bisa merasakan gerakan kecil di sana.

Liana tersenyum haru melihatnya.

"Hai twins, kalian ingin cepat-cepat bertemu oma, kan?"

"Tidak apa-apa kan ibu mengatakan ini?"tanya Liana.

Dira menggeleng sembari tersenyum simpul.

Jika menantunya belum meninggal saat ini pasti dirinya sudah mempunyai cucu, entah kenapa Liana merasa ia punya ikatan yang sangat kuat dengan bayi yang sedang di kandung oleh Dira.

"Dia merespon apa perkataan ibu loh dengan menunjukkan gerakan kecil,"ucap Liana memberitahu Dira dengan begitu semangat.

Dira hanya tersenyum melihatnya.

"Cucu-cucu oma sehat-sehat ya di dalam, oma menunggu kalian lahir ke dunia,"ucap Liana.

"Ehem... apa aku mengganggu?"Deheman seseorang membuat Liana yang masih asik berbicara dengan perut Dira lantas menoleh ke arah pintu.

"Aldan kamu ngapain ke sini?"tanya Liana.

"Ini rumahku jadi terserah aku mau kemana."

"Ck sombong,"dengus Liana.

"Dira udah selesai pijitin mamah kan? Sekarang ke kamar saya, badan saya juga pegal ingin cepat-cepat di pijat,"ucap Aldan.

"Jangan manja deh, ini udah malem lihat tuh udah jam 9. Ibu hamil harus udah tidur jam segini,"ucap Liana.

"Tapi mah ini udah kewajiban dia loh, orang aku udah bayar dia juga buat kerja, ya harus nurut apa kata tuannya."

"Ya nggak bisa gitu lah. Dia lagi hamil loh nanti bayinya kenapa-kenapa gimana karena kelelahan,"ucap Liana tak mau kalah.

"Bu nggak apa-apa saya mau pijat tuan aja,"ujar Dira yang merasa tidak enak dengan Aldan.

Dia juga takut melihat wajah tuannya yang sepertinya akan marah.

Dira berusaha turun dari ranjang tapi tanganya langsung di cekal oleh Liana.

"Nak, kaki kamu hampir bengkak loh, pasti kamu terlalu banyak kerja ya seharian ini?"tanya Liana saat tak sengaja melihat kaki Dira yang sudah hampir membengkak.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora