Menjadi bahan Taruhan?

403K 19.6K 1.1K
                                    

TYPO BERTEBARAN

Hari ini Millie secara khusus memasak berbagai macam hidangan yang akan ia bawa ke kantor Rey sang pacar pertama sekaligus pria yang merenggut keperawanannya.

Millie Ayuniar, seorang gadis berusia 18 tahun yang saat ini tengah duduk dibangku SMA, gadis polos bertubuh mungil dan manis itu adalah pacar Tuan Muda Rey, Reyhan Alvarez yang saat ini menjabat sebagai CEO di Perusahaan Alverez Corporation.

Keduanya bertemu tanpa sengaja disebuah Cafe, saat itu Millie tengah mengerjakan tugasnya di Cafe karena ia harus menghemat kuota dan uang yang tersisa dari mendiang orangtua Millie.

Ya, Millie seorang yatim piatu tanpa sanak saudara yang mendapatkan beasiswa disekolah ternama, saat ini Millie tinggal menyewa disebuah Apartement sederhana.

Saat itu ketika Millie menunduk membenarkan tali sepatunya, Rey yang sedang bercanda dengan temannya tanpa sengaja menabrak Millie dan menjatuhkan gadis itu ke lantai, awal mula pertemuan mereka yang sebentar lalu hubungan keduanya terjalin begitu saja sampai di titik Millie merelakan keperawanannya untuk Rey yang telah berjanji tanggungjawab untuknya.

Sayangnya, sore ini Millie mendapati kenyataan yang begitu menyakitkan.

Saat itu Millie yang akan memasuki ruangan Rey terhenti karena mendengar percakapan Rey dan para sahabatnya.

"Shit, lo menang taruhan lagi Rey!" ucap sebuah suara yang dikenali Millie, salah satu sahabat Rey bernama Arthur.

"Nih 10 juta, btw kapan lo putusin Millie?" ucap pria lainnya bernama Bayu yang juga sahabat Rey.

"Tapi serius lo nggak punya perasaan sedikitpun buat Millie?" tanya Jerry.

"Yah, gue nggak punya perasaan buat Millie lagian gue udah punya Lussie tipe gue!"jawab sebuah suara yang sangat Millie kenali, suara yang tak lain adalah pacarnya Rey.

Diluar pintu Dimas menatap Millie prihatin, gadis polos yang dijadikan taruhan oleh bos sekaligus sahabatnya itu sangat menyedihkan saat ini meskipun ia tersenyum tapi Dimas melihat jejak air mata yang dengan cepat dihapus Millie.

"Jadi kapan lo putusin?" tanya Bayu.

"Secepatnya, Millie terlalu polos buat gue meskipun udah beberapa kali gue tidurin, cuman Lussie yang bisa muasin gue!" jawab Rey mantap.

"Brengsek lo, anak orang udah diperawanin malah ditinggal kasian kali, gue nggak ikutan taruhan tuh duit 10 juta gue kasih doang tapi kalo ada apa-apa sama Millie gue nggak nggak tanggung resikonya, sialan gue nggak tega sama Millie!" ucap Jerry bersalah.

"Pengecut lo, lagian Rey sendiri yang bilang dia nggak ada perasaan sama Mil--" ucapan Arthur terpotong karena suara ribut didepan pintu Rey.

Perasaan Jerry semakin gelisah entah karena apa namun tak lama pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis mungil yang menenteng jaket hitam yang sudah pasti jaket milik Rey.

Mata Rey dan Jerry melotot gusar menatap Millie dan Dimas yang berada tepat dibelakang gadis mungil itu, hanya Arthur dan Bayu yang terlihat santai.

"Yo Millie, lo ngapain kesini?" tanya Bayu tanpa bersalah.

"I-itu Millie mau ngembaliin jaketnya Kak Rey," ucap suara Millie bergetar menahan tangis yang setiap saat bisa tumpah kapan saja.

"O-oh jaket ya? k-kamu bawa aja aku nggak perly jaketnya," ucap Rey mendatangi Millie yang terpaku didepan pintunya, bermaksud meraih tangan mungil gadis itu namun Millie justru melangkah mundur.

"Kak Rey jaketnya Millie letakin disini, oh iya makasih ya kak jaketnya," ucap Millie berbalik.

Hanya beberapa langkah, Millie kembali membalikkan tubuh mungilnya mengucapkan kata-kata yang menusuk perasaan Rey dan sahabat-sahabatnya.

"Oh iya Kak Rey, Millie terima kok Kak Rey putusin Millie lagipula hubungan kita cuman sekedar taruhan hehe dan semoga Kak Rey langgeng ya sama Lussie!" ucap Millie lirih namun terdengar ditelinga kelima pria itu.

'Deg' Hati Rey berdebar mendengar ucapan Millie, perasaan Rey sangat bersalah ternyata gadis mungil itu sudah mendengar percakapan mereka sedari awal!

Dimas tertegun, Jerry mengumpat bahkan Arthur dan Bayu sedikit merasa bersalah karena menjadikan gadis polos sebagai bahan taruhan mereka!

Kelimanya terdiam sampai punggung bergetar gadis itu menghilang dari pandangan mereka.

"Se-sejak kapan Millie disini?" tanya Rey gusar menghadap ke arah Dimas.

"Sejak awal lo pada bicara dia udah disini bego!" ucap Dimas mengangkat bahunya acuh.

"Shit, gue ngerasa brengsek banget, lo pada liat nggak Millie tadi gimana?!!" kesal Jerry.

"Woy Rey, lo nggak susulin Millie nggak takut terjadi apa-apa sama Millie?" tanya Dimas prihatin.

Reyhan menggeleng sebagai respon.

"Nggak, gue udah punya Lussie. Lebih baik kan dia tau? jadi gue nggak susah mikirin alasan buat mutusin dia haha,"

"Yah terserah lo, gue udah ingetin!" ucap Dimas kecewa pada sahabatnya yang dengan mudah mempermainkan seorang perempuan meski merekapun sama tapi Millie hanya gadis polos yang kesepian!

"Oh iya tuh paper bag dari Millie, dia jatuhin tadi kali aja lo mau ngeliat isinya!" ucap Dimas kembali ke mejanya.

Reyhan menatap paper bag berukuran sedang yang tergeletak dilantai tanpa memperdulikan paper bag itu justru Rey kembali masuk ke kantornya dengan perasaan campur aduk.

Jerry mengambil paper bag Millie menyerahkan pada Dimas untuk disimpan.

Bayu, Arthur dan Jerry saling berpandangan pasrah, Rey terlalu kejam untuk seorang gadis polos seperti Millie miski mereka juga brengsek karena merekalah taruhan sialan itu terjadi.

Di sebuah Apartement sederhana, Millie menangis sesenggukan mengetahui kebenaran yang terjadi, dirinya hanya bahan taruhan yang dipermainkan oleh Rey dan sahabat-sahabatnya.

Seharusnya Millie sadar, Rey adalah pria tampan, Pewaris Alvarez Corp perusahaan raksasa kelas atas dan juga idola banyak wanita sedangkan dirinya hanyalah seorang gadis kampung yang tidak memiliki orang tua dan miskin, sudah beruntung bagi Millie bisa menikmati hubungan mereka meski hanya 1 bulan!

Di tangannya sebuah pena dan selembar kertas diletakkan dimeja, Millie mengemas beberapa pakaiannya kedalam sebuah tas berukuran sedang, telepon Millie dimatikan tepatnya kartunya dipatahkan.

Millie tersenyum sedih menatap kearah benda berukuran kecil ditangannya, benda yang sama yang seharusnya ia hadiahkan untuk Rey namun ternyata pria itu hanya bermain dengan hidupnya!

Miris, Millie merasa hidupnya tidak adil namun demi dia Millie harus bertahan.

Tangan mungilnya menyeret koper membawa keluar apartemen, sebuah taksi menunggu didepan gedung yang mengantarkan Millie kembali ke desanya.






Ceritanya sad yah, coment please vote juga terimakasih.

MY BABY CEO [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя