37

168 19 2
                                    


Gue menghela napas begitu sampai di depan gerbang SMA Angkasa. Banyak banget wajah wajah baru yang gue lihat dari tadi.

Melangkah masuk gue masih berharap kalau semua bakalan baik baik aja.

"Naya!" Gue menoleh begitu mendengar ada yang memanggil gue.

Aurora berlari kecil menghampiri gue dengan kak Arga yang terus mengawasi langkahnya dari belakang.

Ah so sweet.

Tersenyum kecil, gue menoleh kepada kak Arga yang berada tepat dibelakang Rora.

"Dah kak lo masuk aja. Biar Rora sama gue ke kelasnya."

"Gak, dia tetep sama gue." Kak Arga langsung menautkan jari jarinya kepada tangan Rora.

Gue mendelik karena ditinggal oleh mereka berdua. Dasar bucin.

"Heh! Bengong aja. Liatin apaan?"

"Adarian! Ngagetin banget sih."

Adarian terkekeh kecil.

"Kagetan banget deh Nay jadi orang. Maaf deh maaf."

"Ini masih pagi loh Ri, dan lo udah ngebuat gue kesel aja."

"Maaf kanayaaaa," ucap Adarian sambil melengos pergi dengan tersenyum kecil.

Gue mengikuti Adarian dari belakang. Berjalan pelan gue was was melihat sekitar berharap gak ada Jeri.

Ya untuk pertama kalinya gue ke sekolah sendiri, gak bareng Jeri atau di antar bang Ciko.

Sebenarnya semalam bang Ciko nawarin tumpangan buat gue, tapi gue juga tau kalau perusahaan ayah Ger sama SMA Angkasa ini gak searah belum lagi jarak yang lumayan jauh.

Iya bang Ciko akhirnya milih buat ngelanjutin perusahaan ayah Ger dari pada harus ngebangun perusahaan sendiri.

Sesampainya di kelas gue langsung menghela napas lega begitu melihat bangku Jeri masih kosong.

"Eh Nay, Jeri gak masuk?" Gue menoleh sekilas setelah mendengar pertanyaan Adarian.

Menunduk gue bersikap seolah lagi sibuk dengan buku dihadapan gue.

"Nay ditanyain Adarian tuh," tegur Rora.

Gue hanya mendengus lalu membalikkan badan ke belakang. Memfokuskan pandangan ke Adarian.

"Kenapa Ri?"

"Jeri kemana?" Adarian mengulang pertanyaan nya.

Gue mengangkat bahu sekali. "Gak tau."

"Loh? Kok gak tau? Lo berdua kan satu perumahan, terus deket juga."

Gue yang kesel terus terusan ngedenger nama Jeri dan berakibat bikinin hati gue jadi nyut nyutan akhirnya malah emosi.

"Ya terus kalo gue seperumahan sama dia kenapa? Kalo gue deket sama dia kenapa? Emaknya aja kadang suka gak tau dia kemana apalagi gue?!"

"Lagian kenapa gak lo chat atau telepon? Kenapa harus tanya sama gue? Lo kira gue tau segalanya tentang dia?!" Napas gue memburu.

Tersadar, gue mengerjapkan mata beberapa kali.

"Sorry." Gue berbalik keluar kelas. Untungnya sekarang masih bebas jadi gue gak akan kena marah keluar kelas di jam pelajaran kaya sekarang.

"Naya lagi marahan kayanya sama Jeri Ri, jangan diambil hati ya." Sayup sayup gue mendengar suara Rora sebelum benar benar keluar dari kelas.

Gue berhenti di tengah tengah koridor. Menoleh kekanan dan kiri, gue jadi bingung sekarang mau kemana.

 Kanaya Story✓Where stories live. Discover now