6 - You, Who Are In My Dreams

96 15 8
                                    

Video credit: AzaleaCaith

Video credit: AzaleaCaith

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jakarta, Tahun 2022..


'Hai, Ka! Apa kabarmu?

Aku lihat kau semakin berkembang. Suaramu saat menyanyikan lagu barumu itu sungguh terdengar indah di telingaku. Aku menyukai lagumu. Ah, tidak, aku menyukai suaramu, Ka! Karena lagu apapun jika kau yang menyanyikannya aku akan menyukainya.

Omong – omong aku ingin sombong! Hehe.. Aku sudah bisa memainkan lagu Canon in D milik Pachabel. Sebuah kemajuan yang bagus kan? Apa kau bangga padaku?

Aku serius! Kalau kau tidak percaya akan aku suruh Haris untuk memberitahumu! Sebenarnya aku ingin sekali menunjukannya padamu. Tapi ya, mau bagaimana lagi. Akan aku tunjukan saat kau kembali ke Indonesia. Jadi cepatlah kembali! Hehe..

Aku dengar di sana sangat dingin. Jangan lupa memakai pakaian yang hangat ya!

Adik kecilmu yang sudah tidak kecil lagi,

Sinta'


Aku melipat surat yang baru saja aku tulis dan memasukannya ke dalam sebuah amplop. Setelah itu, aku kembali menulis sebuah nama dan alamat pada amplop tersebut. Senyumku mengembang sambil menatap puas hasil kerjaku. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku pun beranjak dari kursi belajarku dan mengambil tas selempangku lalu pergi keluar rumah.

Angin berembus dengan pelan membuat pagi ini begitu sejuk. Aku tersenyum sambil menikmati pemandangan di sekelilingku. Para tumbuhan sepertinya sedang berbahagia hari ini. Mereka terlihat rindang dengan dedaunan menghiasinya. Oh, sampai lupa, para bunga pun sedang bermekaran pagi ini, membuat suasana hatiku semakin baik.

Kakiku terus bergerak hingga sampai di kantor pos yang tidak jauh dari kompleks rumahku. Aku dapat melihat paman penjaga kantor pos sedang menyapu daun – daun kering di sekitar pos jaganya. Ah, paman itu memang rajin juga ramah membuatku selalu menyempatkan diri untuk berbincang dengannya setiap aku mengunjungi kantor pos pada Hari Minggu.

"Pagi, Cantik. Seperti biasa?" tanya paman penjaga kantor. Aku tersenyum dan mengangguk.

Well, dalam hati aku selalu mengucapkan terima kasih kepada orang yang selalu menerima surat yang aku buat ini. Karenanya aku bisa mengenal paman yang baik hati ini. Tidak hanya paman ini, bahkan staf kantor pos yang lainnya.

Aku kembali tersenyum melihat suratku. Aku memang tidak tahu apakah surat ini sampai padanya atau tidak. Apakah ia membacanya atau tidak. Setidaknya untuk akhir – akhir ini. Karena sudah cukup lama dari terakhir kali dia membalas suratku. Tapi yang pasti, aku tidak akan pernah lelah mengirimkan surat ini padanya.

Tetanggaku. Teman masa kecilku. Kaka terbaikku. Penghuni mimpiku. Adrian Darmawangsa.

***

Between You & IOnde histórias criam vida. Descubra agora