4. You, Who Bring Me Back My Confidence

97 14 21
                                    

Video Credit: Seventeenlyrics

Video Credit: Seventeenlyrics

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, Tahun 2022..

ARGH!

Aku mengerang. Rasanya tubuhku remuk. Sangat remuk. Sepertinya akibat beberapa hari ini aku hanya terdiam di meja belajarku sambil mencari ide dan berselancar di dunia internet. Ingin rasanya aku hanya berdiam terlentang di atas kasurku. Namun sialnya, aku tidak bisa melakukannya.

Oh, maaf kenapa aku tidak sopan. Perkenalkan, aku Larasati Luna, biasa dipanggil Luna atau Una. Aku seorang penulis novel yang sudah dikontrak oleh salah satu penerbit. Saat ini aku sedang mengerjakan sebuah projek mengenai kisah cinta remaja. Tema luas yang sangat mainstream bukan? Hal inilah yang membuatku stuck. I mean, aku rasa kalian tau sebanyak apa kisah cinta yang sudah diterbitkan di luar sana bukan? Sedangkan sekarang aku dituntut untuk membuat suatu hal yang baru.

Buntu. Ya, buntu. Aku tidak tau harus menulis apa. Setiap aku mempunyai ide dan aku tulis kerangkanya, beberapa menit kemudian aku menemukan cerita yang memiliki ide yang sama. Hhh...

Mungkin kalian bertanya. Jika memang sulit kenapa aku harus memilih tema itu bukan? Jawabannya simple. Permintaan editorku. Ah tidak, tantangan dari editorku lebih tepatnya. Ia menantangku untuk membuatnya dan jika aku berhasil aku akan diberi kesempatan untuk berlibur secara gratis di Negara yang aku mau. Siapa yang akan menolak?!

Mengingat hal itu membuatku kembali bersemangat. Aku memutuskan untuk pergi keluar. Mungkin berjalan – jalan sambil memperhatikan sekitarku dapat mendatangkan ide untuk menulis cerita cinta itu. Aku memakai pakaian santaiku dan mengambil tas gendongku yang tidak terlalu besar. Setidaknya muat untuk laptopku. Setelah mengecek penampilanku, aku pun keluar.

***

Setelah tadi aku merutuki badanku yang remuk, sekarang aku merutuki diriku yang keluar di jam padat. Ya, sekarang weekdays dan jam orang – orang berangkat sekolah dan bekerja. Kalian bisa bayangkan sepadat apa jalanan sekarang? Hhh..

Niatku untuk pergi ke Sungai Hydra aku urungkan melihat bis yang bisa mengangkutku ke sana selalu penuh. Belum lagi jalanan yang cukup macet. Aku pun memutuskan untuk mencari tempat lain yang bisa terjangkau dengan hanya berjalan kaki.

Sesekali aku tertabrak oleh siswa yang berlarian menuju halte ataupun gedung sekolahnya. Aku menghela nafas. Kenapa mereka begitu bersemangat? Belum lagi ketika aku mengedarkan pandanganku aku bisa melihat orang – orang yang berjalan cepat. Kenapa orang – orang terlihat begitu sibuk?

Aku kembali mengedarkan pandanganku dan menemukan sebuah taman bermain anak – anak yang tidak terlalu ramai. Ha? Tunggu. Sejak kapan ada taman bermain anak – anak di sana? Aku melangkahkan kakiku mendekati taman itu. Hem, tidak buruk juga. Tempat ini cocok untuk merenung.

Aku mendudukan diri di salah satu ayunan lalu menggerakannya perlahan sambil melihat ke arah langit. Melihat awan yang bergerak lembut mengikuti arah angin. Oh, jangan lupakan burung – burung yang terbang saling mendului, seperti tengah bermain sambil bercanda tawa. Aku menghela napas. Di kehidupanku selanjutnya, aku berharap terlahir kembali sebagai burung saja.

Between You & IWhere stories live. Discover now