2.3

1.3K 144 30
                                    

Selepas pembicaraan yang cukup sensitif tersebut, Tomy berusaha untuk mencari pembicaraan lain. Misalnya tentang acara wisudanya kemarin, dengan senang pemuda itu menunjukkan video dan foto saat ia maju untuk, pelantikan, pengukuhan dan lainnya Tomy perlihatkan pada Julian.

"Acaranya keren, pasti seru ya bang." Tomy mengangguk, acara tersebut memang sangat mewah dan salah satu momen yang tidak akan pernah Tomy lupakan.

"Tapi lebih seru lagi kalo kamu sama mbak Kaira dateng, liat deh masa Abang berasa kayak anak tunggal disini, sedangkan teman Abang pada bawa saudara-saudara mereka."

"Maaf ya bang." Tomy tidak tahu saja, jika sebenarnya ia tidak pernah diajak untuk menghadiri acara tersebut, jika bisa pun Julian ingin berada disana dihari kebahagiaan sang kakak.

"Udah nggak papa, yang penting sekarang Abang udah liat kamu langsung."

Tomy dan Julian sebenarnya tidak terlalu akrab, itu dikarenakan sejak kecil Julian tidak diurus langsung oleh Jeremy dan Reni, anak itu diurus oleh nenek dan kakeknya yang berada di luar kota. Sejak kecelakaan itulah Julian masuk ke tengah-tengah keluarganya, terkadang Julian bersyukur karena kecelakaan itu kedua orang tuanya mau ia tinggal disana, tetapi disisi lain ia menyesal kecelakaan itu terjadi, Julian kira akan membahagiakan saat dirinya di rawat langsung oleh ayah dan ibunya, tetapi yang terjadi justru diluar ekspektasinya.

"Oh iya, Abang bawain oleh-oleh buat kamu, maaf ya Abang cuma bisa kasih itu ke kamu." Tomy menyodorkan sebuah tas yang berisi baju untuk Julian dan diterimanya baik oleh sang empu.

Mata Julian membulat, saat mengetahui apa yang diberikan Tomy padanya. "Wah, apa ini nggak kemahalan kak?"

"Nggak kok, sekali-kali beliin baju buat adeknya 'kan nggak masalah."

"Makasih banyak kak, harusnya sih aku ya yang ngasih hadiah buat Abang, hehe."

Tomy terkekeh pelan lalu mengacak rambut adiknya. "Sama-sama."

Malam itu mereka habiskan bersama, hingga tidak sadar Julian tertidur di kamar Tomy. Sang pemilik kamar tidak mempermasalahkan dan membiarkan sang adik tidur disampingnya. Tomy ingin lebih dekat dengan sang adik, selama bertahun-tahun lamanya berpisah.

***

Subuh Julian terbangun dari tidurnya, merasa asing dengan ruangan dimana ia tidur sekarang. Dirinya baru menyadari bahwa ia tertidur di kamar Tomy, dilirik nya Tomy yang tertidur dengan memeluk guling tanpa memakai selimut, Julian juga menyadari bahwa selimut yang seharusnya dipakai untuk Tomy justru melekat ditubuhnya.

Tomy tidur dengan nyenyak tanpa terganggu dengan dinginnya AC yang menyala, lantas Julian menyibak selimut itu dan balik menutupi tubuh Tomy. Remaja itu menghela napasnya, diliriknya jam di dinding kamar tersebut, ternyata masih ada waktu untuk menunaikan ibadah.

Dengan gerakkan perlahan, Julian pergi dari sana dengan hati-hati. Melangkahkan kruknya perlahan, takut suara yang ditimbulkan dari alat tersebut mengganggu Tomy.

"Mau ke mana Jul?" Tubuhnya tersentak kaget saat selesai menutup pintu kamar kala mendengar suara tersebut, Julian menengok dan menemukan Kaira dengan memakai baju daster dan rambut yang dicepol mendekati dirinya.

"Mau ke kamar mbak, sholat, tadi malem ketiduran dikamar bang Tomy" jelasnya, Kaira mengangguk.

"Oh ya udah cepetan sana sholat, mbak mau masak di dapur."

"Masakin ayam kecap ya mbak, boleh?"

"Iya." Julian tersenyum senang, keduanya menuruni tangga beriringan, mereka berpisah dengan Julian yang menuju kamarnya beserta Kaira yang menuju dapur.

Antagonis (Pindah Ke Joylada)✓Where stories live. Discover now