3.4

1K 136 8
                                    


Hidup bertahun-tahun di negeri orang tentu rasanya berbeda, Tomy sangat merasakan perbedaan tersebut, menempuh pendidikan disana juga membuat Tomy memahami dan mendapatkan ilmu baru. Melupakan itu, kali ini Tomy berniat untuk balas main ke kamar sang adik, tapi sampainya di ruang tersebut, matanya mengedar untuk mencari eksistensi orang yang dicarinya, Julian tidak ada di kamarnya.

Karena penasaran Tomy mencoba untuk melihat-lihat isi kamar Julian, cukup rapi darinya. Jika ia malas untuk melipat sendiri selimutnya saat bangun tidur, membiarkan benda tersebut sampai ia tidur lagi dimalam harinya, berbeda dengan Julian yang melipat rapi selimutnya, Tomy tentu tahu sebab jika urusan kamar, art yang bekerja tidak diperbolehkan untuk membereskan kamar mereka.

Bukan karena tidak percaya atau bersikap angkuh, tetapi itu aturan dari Jeremy yang mau anak-anaknya tidak terlalu manja. Art disini juga hanya bekerja untuk beres-beres dan setelahnya pergi pulang, sebab rumahnya memang tidak jauh dari sana. Dan untuk soal memasak, itu sudah Kaira sendiri yang mengatur.

Mata Tomy berhenti mengitari sekitar, pemuda itu menaruh perhatian pada sebuah foto beserta piagam di laci Julian yang tidak sengaja terbuka setengah. Tomy yang penasaran membuka laci paling atas untuk melihat lebih jelas.

"Piagam anggar? Julian pernah ikut olahraga itu?" Gumamnya pada diri sendiri.

"Keren juga adek gue, ayah sama bunda kenapa nggak pernah bilang coba?" Katanya lagi dalam keheningan.

Bibir Tomy membentuk senyuman, kala melihat senyum lebar sang adik yang berada difoto, dengan memakai seragam khas olahraga anggar bersama orang-orang yang Tomy yakini teman-temannya disana.

Tomy langsung keluar dari kamar Julian, dengan tangan membawa piagam dan foto tersebut. Ia ingin protes kepada Jeremy dan Reni karena menyembunyikan bakat sang adik.

Terlihat Jeremy dan Reni tengah mengobrol diruang tamu, langkah Tomy semakin cepat mendekati mereka.

"Yah, Bun," panggilnya, keduanya menoleh.

"Kok Ayah sama Bunda nggak pernah cerita kalo Julian ikut anggar? Kalian jahat nih masa aku kakaknya nggak dikasih tau," protesnya.

"Maksud kamu apa Tom? Julian, anggar?" Jeremy mengulang poin penting yang diucapkan Tomy tadi.

"Iya Yah, liat ini apa? Adek ternyata hebat ya." Tomy tersenyum, memuji sang adik dengan memperlihatkan piagam dan foto ditangannya untuk dilihat kedua orangtuanya.

Jeremy dengan cepat merebut benda yang berada ditangan Tomy, memerhatikan dengan seksama keduanya, hingga reflek Jeremy sedikit meremas foto tersebut dan mengumpat diam.

"Darimana kamu dapet ini?" Tomy sendiri mengerutkan keningnya melihat reaksi Jeremy yang terlihat emosi saat ini.

"Dari kamar Julian Yah, dia belum pulang sekolah 'kan? Mungkin sekarang masih latihan," jawab Tomy apa adanya.

"Kaira!! Kaira!! Sini kamu!!" Suara laki-laki itu menggelegar dirumah tersebut, Tomy dan Reni pun dibuat kaget.

Tidak lama kemudian keluarlah Kaira dari kamarnya, memandang takut Jeremy dengan raut emosinya tersebut, Kaira yakin ini adalah tanda buruk.

"Ini apa hah! Jelasin ke ayah, sebelum ayah cari tahu sendiri!"

Kaira melihat kearah yang dimaksud Jeremy, matanya melebar saat tahu apa yang memancing emosi ayahnya saat ini, " ayah... Itu aku bisa jelasin yah..." Itu foto adik bungsunya yang saat itu pertama kalinya mengikuti lomba dan mendapatkan piagam atas kemenangannya, Kaira tidak tahu darimana Jeremy mendapatkannya.

"Suruh pulang sekarang juga adikmu itu! Biar ayah beri hukuman." Masih dengan nada marah, Jeremy membuang asal benda yang sempat dipegangnya tadi.

Sementara itu, Tomy masih diam untuk mencerna keadaan yang tidak sesuai realitanya. Mengapa menjadi seperti ini? Padahal dirinya hanya berniat protes, berarti selama ini juga ayah dan ibunya tidak tahu soal Julian yang ikut anggar.

Antagonis (Pindah Ke Joylada)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang