your choice

1K 128 3
                                    

。。。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Senyuman merekah terpajang di wajah cantik pemuda bernama lengkap Jung Kai. Pipinya merona ketika seseorang beberapa kali mencuri pandang padanya. Kai, ia salah tingkah.

"Ehm..."

Salah satu kepala rumah tangga disana berdehem. "Jadi... Bagaimana nak?" Tanya tuan Jung, ayah Kai.

Si pemuda terlihat malu malu. Namun setelah mendapat anggukan dari wanita paruh baya di sebelahnya, ia memberanikan diri untuk berbicara.

"Setelah mempertimbangkan beberapa hal, sepertinya...." Pemuda itu berucap menggantung. Membuat seluruh orang disana menegang, terutama sang pemuda cantik.

"Taehyun... Aku menyukai Taehyun" Ucapnya kemudian.

"Uhuk"

Pemuda yang disebut namanya itu tersedak sepotong kue yang ia makan.

"A-aku?" Tanyanya masih tidak percaya.

Semua orang disana terlihat senang mendengar jawaban si pemuda, kecuali Kai. Entah mengapa, hatinya terasa sakit.

Ia merasa kecewa. Bukan ia pilihan sang pemuda.

Taehyun, pemuda mungil yang duduk tak jauh darinya melirik dengan takut - takut. Ia tahu betul, adiknya itu sedang patah hati.

"T-tapi kenapa aku?"

Pemuda itu tersenyum. "Tidak ada alasan, aku hanya merasa Taehyun begitu menarik perhatian."

Tuan Jung mengangguk. "Baiklah, kalau begitu bagaimana jika sekarang kita menentukan tanggalnya?"

"Aku setuju dengan Pak Jung, lebih cepat lebih baik" Sahut ibu sang pemuda.

"Ayah, apa ini tidak terlalu cepat?" Tanya Taehyun.

Tuan Jung tidak menjawab. Ia menunggu respon sang pemuda terlebih dahulu.

"Kalau memang Taehyun merasa ini terlalu cepat, bagaimana jika kita mengenal lebih dekat dulu? Setelahnya baru kita memikirkan tanggal lamarannya." Jawab si pemuda. Mau tak mau Taehyun menganggukinya.

Kedua keluarga besar pun terlibat dalam perbincangan serius selama lebih dari 3 jam. Saat mereka terlihat antusias membahas ini dan itu, Kai hanya sibuk memainkan ponselnya. Mood nya benar - benar tidak baik.

Sudah beberapa kali Nyonya Jung maupun Taehyun mengajaknya berbicara, namun ia hanya merespon seadanya.

Sikap Kai itu tanpa sengaja menarik atensi si pemuda yang tengah berbincang dengan Tuan Jung dan ayahnya. Ia penasaran, mengapa sikap pemuda cantik itu berubah 180° dari pertemuan awal tadi.

"Nak?"

Tuan Jung menepuk pelan lengan Kai. Kai tidak menjawab, ia hanya menatap ayahnya dengan malas.

"Calon besan ayah mau pamit pulang, kemarilah! Jangan memainkan ponselmu terus!" Sang ayah meminta Kai untuk ikut mengantar kepulangan pemuda itu sekeluarga.

Kai berjalan lunglai. Jujur, ia sudah ingin menangis sejak tadi namun ia sekuat tenaga menahannya.


"Terimakasih untuk hari ini, semoga sampai hari-H nanti selalu diberi kelancaran ya?" Ucap Ibu si pemuda.

"Tentu, aku tidak sabar menanti hari dimana kita akan menjadi besan yang sebenarnya" Jawab Nyonya Jung.

"Kalau begitu kita pamit, sampai jumpa"

Senyum tak pudar dari wajah ketiga orang disana.

Belum juga hilang dari jangkauan mata, Kai sudah lebih dahulu masuk ke dalam rumah. Membuat nyonya Jung terheran, ada apa dengan anak bungsunya itu.

"Taehyun, kau tahu apa yang terjadi pada adikmu itu?"

Taehyun mengangkat bahunya. "Aku rasa dia kecewa"

Kening nyonya Jung berkerut, "Karena?"

"Soobin tidak memilihnya"

Nyonya Jung terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Begitu pula dengan suaminya.

"Maksudmu... Kai menyukai Soobin? Sedangkan Soobin, lebih memilih mu?"

Taehyun mengangguk.

Kepala tuan Jung berkedut, tiba tiba saja pening melandanya. Mereka baru menyadari, sikap Kai tak seantusias saat keluarga Choi tiba tadi pagi.

Merasa bersalah, itulah yang mereka bertiga kini rasakan.

Salah Server ; SOOKAI✔️Where stories live. Discover now