forgetting you

543 112 9
                                    

。。。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Suasana makan bersama keluarga Jung pagi ini terlihat berbeda. Keluarga yang biasanya dipenuhi canda tawa itu kini terkesan sepi semenjak Kai berubah menjadi pendiam.

Tuan dan Nyonya Jung masih merasa bersalah dengan perubahan anaknya itu. Namun, tidak dengan kakaknya—Taehyun.

"Kai..." Panggil Taehyun memecah keheningan. Kai hanya merespon dengan mengangkat kepalanya sebentar.

"Kau—masih menyimpan rasa pada Soobin?"

Kai menghentikan acara makannya, begitupun dengan kedua orang tuanya.

"Taehyun..." Nyonya Jung

"Apa maksud kakak?"

Taehyun tersenyum sinis.

"Kami semua sudah tahu, bahwa kau menyukai Soobin. Tapi kami tidak berani membahasnya denganmu karna kami tidak ingin melukaimu..."

Kai masih senantiasa mendengar ucapan kakaknya. Ia meremat sendok di tangannya dengan kuat agar tidak hilang kendali.

"Tapi... Aku rasa ini sudah saatnya kau melepas Soobin untukku Kai. Kau tahu, sebentar lagi kami akan menikah"

Mata Kai memanas. Taehyun berucap seolah olah Kai adalah pengganggu hubungannya. Padahal, Kai dengan sekuat tenaga berusaha menghindari apapun yang berhubungan dengan Soobin.

"Apa kehadiran ku masih menjadi ancaman untukmu?" Ucap Kai bergetar.

Sungguh, ia tak ingin memulai perkara.

"Aku tidak menyebutmu ancaman. Hanya saja, aku merasa tidak nyaman jika kau berada di sekeliling kami dengan melibatkan perasaan mu itu..." Taehyun

"Hei... Sudahlah Taehyun kau ini kenapa?" Nyonya Jung tak kalah bergetar. Ia takut, kedua anaknya terlibat pertikaian.

"Jika memang kakak merasa terganggu, aku akan menjauhi kalian. Termasuk jika harus pergi dari sini."

"Kai!" Tuan Jung.

Nyonya Jung menggenggam erat tangan suaminya.

"Tidak ada yang boleh keluar dari rumah ini."

Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan. Disusul nyonya Jung

"Kau lihat? Semua akan semakin rumit" Cibir Taehyun lalu beranjak dari sana. Meninggalkan Kai yang sudah berlinang air mata.



Saat itu....

Kai berangkat menuju kampus dengan perasaan yang bercampur aduk. Matanya sembab, hidungnya merah. Ia benar-benar menghabiskan sarapan nya dengan menangis, sebelum akhirnya menguatkan diri untuk berangkat.

Sialnya, Kai melihat sesosok pemuda yang sudah mengacaukan hati dan pikirannya sedang berdiri di depan gerbang kampusnya. Menyadari posisinya begitu dekat Kai dengan cepat berbalik arah tanpa melihat sebuah motor dibelakangnya melaju begitu cepat.

Wushhh

Kai terkejut namun berhasil menghindar, walau harus mengorbankan kaki sebelah kirinya lecet karna mencium bibir aspal.

Bruk

"Auhhh"

Semua orang disana berlari menghampirinya Kai, tak terkecuali Soobin yang penasaran dengan kejadian kilat di depannya.

"Kai, kau tak apa?" Beberapa teman menanyainya.

"Aku tidak apa apa, tidak perlu khawatir" Jawab Kai dengan susah payah berdiri.

"Kau yakin?"

Kai mengangguk dan meminta temannya untuk segera masuk. Namun seseorang masih menatapnya sedari tadi.

"Kai..." Panggil Soobin.

Kai tak menggubris, ia lebih memilih menjauh dari sang pujaan hati.

"Kai!" Panggil Soobin, berhasil meraih tangan Kai.

"Lepaskan!"

Soobin semakin mengeratkan genggamannya. "Soobin, kumohon lepaskan."

Mata Kai sudah berkaca-kaca, tak sanggup untuk menatap lebih lama pemuda di depannya.

"Kai... Kau menghindari ku?" Tanya Soobin putus asa.
Jujur Kai tak sanggup menatapnya, ia hanya memalingkan wajahnya.

"Benar... kau menyukaiku?"

Deg


Hening.

Kai masih tak percaya Soobin bisa melontarkan pertanyaan sensitif itu.

"Kai..."

Soobin memperkuat genggaman nya saat menuntut jawaban dari Kai.

"Tidak! Aku tidak menyukaimu." Jawab Kai bohong, lalu sekuat tenaga melepaskan genggaman Soobin. Ia berjalan menjauh dengan sedikit tertatih, menahan sakit di kaki juga hatinya.

"Kai! Kakimu terluka, ayo kuantar kerumah sakit" Ucap Soobin yang masih kekeh mengikuti Kai.

"Aku bisa sendiri"

Saat itulah Kai berpapasan dengan teman sebangkunya.

"Hei Junni!" Teriak Kai. Yang dipanggil pun segera menghampiri Kai.

"Hei tidak masuk kela—tunggu kakimu berdarah!" Panik pemuda bermata kucing itu.

"Hm, antarkan aku ke rumah sakit!" Tanpa mendengar jawaban sang teman, Kai sudah bergelayut di lengan temannya itu. Membuat Soobin menatap tak nyaman.

Seperti, tidak suka Kai terlihat dekat dengan pria lain.

Salah Server ; SOOKAI✔️Where stories live. Discover now