deepest feeling

522 108 2
                                    

。。。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Harusnya kau bilang jika tidak membawa mobil ish"

Pemuda di depannya itu hanya menggaruk tengkuknya yang tiba tiba gatal.

"Maaf, aku lupa karena terlalu panik melihat mu berdarah"

Kai terkekeh. Itu juga salahnya karena tidak bertanya dahulu. Untung saja driver online yang baru saja mengantar Yeonjun belum pergi jauh dari situ.

"Kau tunggu disini, aku akan mengurus administrasi" Ucap Yeonjun meninggalkan Kai yang sebentar lagi mendapatkan penanganan.

"Hm..."

Yeonjun berjalan menuju loket namun tiba tiba sebuah tangan menahannya.

"Astaga dragon!" Pekik Yeonjun yang terkejut. "Hei kau sia—tunggu... kau yang tadi bersama Kai kan?"

"Maaf, bisa kita bicara?"

Kening Yeonjun berkerut. Tumben sekali ada orang asing yang mengajaknya bicara.

**

"Ahhh jadi kau seorang ten—mppthh"

Belum juga selesai bicara, mulut Yeonjun sudah lebih dulu di bungkam.

"Pelankan suaramu" Soobin

"Ah baiklah, maaf... Tapi sungguh aku belum pernah melihatmu di kampus dulu." Ucap Yeonjun

"Benarkah?"

Yeonjun mengangguk. "Karna memang aku bukan panitia hhh~"

Soobin hanya memandang pemuda di depannya itu datar.

Saat ini mereka sedang berada dia kafetaria rumah sakit.

"Emm... Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

Soobin terlihat sedikit ragu.

"Apa kau teman Kai?"

Yeonjun mengangguk. "Dan kau? Bagaimana kau bisa mengenal temanku?"

"Aku a-aku... Ah tidak, aku ingin bertanya. Apa dia sedang menghindari seseorang?"

"Ha?"

Yeonjun tidak mengerti maksud pemuda di depannya ini.

"Maksudku, apa dia sedang dekat dengan seseorang?"

Yeonjun menggeleng, "Ia baru saja patah hati. Tapi tidak dekat dengan siapapun" Jawab Yeonjun seadanya.

Raut wajah Soobin berubah. Apakah patah hati yang dimaksud adalah karena dirinya?

"Patah hati karna apa jika aku boleh tau?"

Yeonjun mendelik. "Hei, pertama kita tidak begitu dekat, kita juga belum berkenalan. Lalu kedua, kenapa kau sangat ingin tahu?"

Soobin merotasikan bola matanya. "Akan kuberitahu jika kau ceritakan semuanya terlebih dahulu."

Yeonjun nenghela napas lalu mengangguk setuju.

"Kai tidak pernah menceritakan apapun padaku. Hanya saja beberapa minggu yang lalu dia memaksaku memberi referensi tempat tempat untuk menghilangkan stress. Aku menyarankannya untuk pergi mendaki. Setelahnya, dia memukuliku karna bukannya sembuh dia malah semakin menggila..."

"Benarkah? Kenapa?"

"Dia bilang dia hampir dimakan babi dan juga bertemu orang yang sangat dia benci"

Mata Soobin terbelalak. Apakah yang dia maksud adalah dirinya.

"Dia membenci seseorang?"

Yeonjun mengangkat kedua bahunya.

"Dia bilang dia ingin melupakan orang itu."

Soobin tertegun. Sepertinya Kai benar benar menyukainya.

"Kau tahu kenapa Kai melakukan itu?"

"Tidak. Dia hanya bilang padaku jika dia seperti itu terus ia hanya akan merusak semuanya. Jujur aku juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi padanya..."

Ucap Yeonjun prihatin.

"Lalu, siapakah dirimu?"

Soobin menghela napas. "Aku—"

Drrttt drrttt

"Ah sebentar Kai sudah menelfon, kita lanjutkan lain waktu."

Potong Yeonjun cepat.

Meninggalkan Soobin yang merasa bersalah. Setelah mendengar cerita Yeonjun, entah mengapa hatinya terasa sakit setiap kali mengingat Kai...

Salah Server ; SOOKAI✔️Where stories live. Discover now