save you

645 117 1
                                    

。。。

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.



"Aku tidak tahu kau akan menikah dalam waktu dekat?"

Sedikit terkejut. Kedatangan teman pemuda berlesung pipit itu mengganggu fokusnya.

"Aku juga tidak tahu kau hobi sekali muncul tiba - tiba seperti hantu?" Balasnya.

"Tck! Kapten, kau sudah hampir sepuluh kali menyisir area ini. Lihat, sudah tidak ada apa - apanya bukan?"

"Berhentilah mengoceh Letnan Choi! Lebih baik kau membantuku menyisir area ini" Ucapnya yang ditanggapi ogah ogahan oleh Choi Beomgyu.

"Ish! Untung saja kau temanku. Jika bukan, aku tidak sudi dipanggil seperti itu olehmu" Ucapnya kesal.

Sementara, yang dipanggil kapten tadi hanya senyum tipis. Ia sudah hafal dengan kepribadian temannya itu.





"Kapten!"

"Astaga, apalagi sekarang?" Ia begitu kesal tatkala seseorang memanggilnya dari jauh.

"Ada apa?"

"Kami melihat warga sipil sedang berada di kawasan terlarang" Jawab prajurit yang terlihat lebih muda darinya.

"Apa? Malam malam begini?" Ucapnya tidak percaya.

"Kami juga sangat terkejut kapten, terlebih kami baru saja memindahkan ranjau taman ke area itu."

Mata pemuda itu melotot.

"Astaga! Kenapa kalian bisa seceroboh ini huh! Letnan Choi, ikutlah denganku!" Ucapnya sedikit panik. Bagaimanapun warga sipil tidak seharusnya berkeliaran tengah malam, terlebih ia menerobos kawasan terlarang.

"Aih ada - ada saja!" Gerutu Beomgyu sambil berjalan mengikuti sang kapten dari belakang.

"Ah!"

Bruk

"Awh! Kapten Choi!!!" Pekik Beomgyu yang baru saja menabrak punggung gagah sang kapten bernama lengkap Choi Soobin karna tiba tiba berhenti.

"Maaf" Ucapnya Santai.

"Hei kau..."

Yang dipanggil berlari kecil mendekat. "Saya kapten!"

"Hm, lain kali melapor lah dengan cara yang benar. Sekalipun kau sedang berada di medan perang atau nyawamu sedang terancam. Kali ini ku maafkan, besok tidak akan."

"B-baik kapten!"

Soobin mengangguk lalu berjalan mendahului Beomgyu.


10 menit Soobin dan Beomgyu berjalan dan tibalah mereka di bukit tempat area terlarang itu berada. Sepi, tidak ada tanda tanda warga sipil disana.

"Apa dia mengerjaimu?" Bisik Beomgyu.

Soobin hanya menatapnya tajam. "Aku tidak sedang berulang ta—"

"Aish sialan!"

Baik Soobin maupun Beomgyu menoleh ke sumber suara. Dan benar saja, seseorang terlihat tengah merangkak dengan hati hati di sekitaran semak belukar.


"Aku hanya ingin menghilangkan stress kenapa bisa tersesat dan bertemu babi hutan seperti mu sialan!"

Mereka berdua melotot saat mendengar nama babi.

"Jangan makan aku bodoh, aku masih terlalu muda dan pahit untuk menjadi santapan malam mu hiks" Isakan kecil mulai terdengar.

Soobin dan Beomgyu menunggu sampai seseorang itu menyadari keberadaannya. Ketika menoleh ia tak sengaja menangkap dua penampakan seseorang berbaju loreng dari atas.

Ia ingin berteriak meminta tolong namun Soobin sudah terlebih dahulu memberi isyarat untuk tetap diam menggunakan jari telunjuknya.

"Sttt... Di bawahmu banyak ranjau, jangan bergerak" Ucap Soobin selirih mungkin, namun tetap di dengar dan dimengerti oleh seseorang itu.

"ngok ngok"

Pemuda itu semakin bergetar ketika babi besar yang tak jauh darinya mendengus, seperti siap menerkamnya kapan saja.

"Bunyikan pistolnya setelah aku berhitung sampai tiga" Soobin memberi aba - aba.

"Kau?"

"Aku akan menghampirinya"

"Lalu membiarkan babi memakanku?"

Soobin menatap pemuda mungil disebelahnya datar.

"Tck! Babi itu akan pergi setelah mendengar suara tembakan. Jika dia mendekatimu, kau boleh menembaknya."

"Kau harus melapor pada mayor setelah ini"

"Aku akan"

Saat Beomgyu bersiap menembak pistol ke udara, Soobin bersiap mendekati seseorang yang berada tak jauh diatas sana.

"Satu"

Ia sangat berhati-hati karna bisa saja ia menginjakkan kakinya sendiri ke ranjau.

"Dua"

Setelah hampir mencapai seseorang itu barulah Beomgyu melontarkan pelurunya.

"3"

Ddor!

Babi itu langsung berlari ke dalam hutan saat mendengar bunyi tembakan.

"Hei pegang tanganku dan ikuti langkahku." Ucap Soobin tanpa melihat dengan jelas wajah seseorang itu karna keadaan yang cukup gelap. Tanpa berlama-lama ia menggapai tangan itu dan mengikuti langkah Soobin menuruni bukit penuh ranjau dengan cepat.

Soobin lumayan cepat, ia sudah menghapal bagian bagian yang tidak ditanami ranjau. Beberapa menit kemudian mereka berhasil keluar dari area terlarang.

Pemuda itu sudah terjatuh ke tanah. Kakinya bergetar hebat. Ia pikir ini akan menjadi malam terakhirnya di dunia.

"Astaga jantung ku... sepertinya aku akan mati."

Beomgyu menaikkan alis sebelah kirinya.

"Hei anak muda kami menyelamatkan mu! Dan kalau boleh tau apa yang sebenarnya kau lakukan di sini malam malam? Kau tahu ini area terlarang militer kan? Bagaimana bisa kau sampai disini?"

Tanya Beomgyu panjang lebar.

"Hah baiklah paman, aku akan menjawab tapi bolehkah aku meminta segelas air?"

"Apa? Kau menyebutku apa tadi? Paman?" Ucap Beomgyu tidak terima.

"Sttt sudah sudah lebih baik kita bawa dia ke markas, lagipula kita tidak bisa memeriksa identitas nya dalam keadaan gelap begini..."

Deg

Pemuda itu mendongak. Suara itu begitu familiar ditelinganya.

Saat Soobin membantunya berdiri, barulah ia mengerti. Seseorang yang membuatnya kesal justru sedang berdiri di depannya, bahkan sempat menolongnya.

Srekkk

Soobin terkejut saat seseorang itu menarik tangannya. "Hei ad—"

Dan pandangan mereka bertemu saat sinar lampu monitoring menyoroti ketiga pemuda itu.

"....kai?"

Salah Server ; SOOKAI✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat