30. It's done

373 47 1
                                    

~
Let me love you and i will love you until you learn to love yourself
~

Aku berjalan keluar dari ruang sidang dengan badan yang masih bergetar karena deg-degan dan perasaan campur aduk yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Perasaan bahagia, lega, dan gemetar karena dosen penguji seram sambil membayangkan jawaban yang ku lontarkan tadi sudah tepat menjawab pertanyaan dosen atau belum menggambarkan perasaan ku saat ini.

"Congratulations Kimberly sayang!." Patricia, Billa, dan Caca langsung memelukku erat dan mata ku sudah berair karena terharu. Lucas dan Mark yang sadar aku ingin meneteskan air mata langsung menggenggam tangan ku erat sambil mengelusnya.

Aku langsung mendudukkan pantat ku ke lantai usai berpelukan, merasakan badan ku yang masih bergetar dan lemas karena momen sidang barusan masih terngiang-ngiang diotak ku. Mental ku benar-benar dilatih tadi.

"Kenapa Kim? Kamu gapapa kan?" tanya Billa yang melihat tangan ku masih tremor.

"Gila! dosen pengujinya seram. Bayangin ya baru selesai jawab pertanyaan belum sempat nafas dan menstabilkan pikiran dan jantung sama dosen lain sudah dikasih pertanyaan lagi. Percayalah pertanyaan dosen penguji itu benar-benar melatih mental kita dan gak sedikit pertanyaan dosen bikin rusak mental," jawab ku dengan suara yang masih rancau dan terbata-bata.

"Minum dulu, Kim. Lihat kamu pucat banget." Lucas menyodorkan sebotol air mineral kearah ku.

"Kim, kamu sudah berhasil. Kamu sudah bisa melewati berbagai macam ujian dan rintangan sampai detik ini.  I'm proud of you," ucap Mark sambil mengelus-elus pundakku memberi semangat agar tidak terbayang lagi momen sidang barusan.

Aku meminum minuman yang Lucas kasih, menyenderkan badan ku ke tembok sambil memejamkan mata merasa lega karena berhasil melewati rintangai rumit ini dan air mata berhasil menetes dengan sempurna dimata ku.

"Aku sudah berhasil dan aku bangga dengan diriku," ucap ku pelan dan Patricia menghampiri ku dengan tersenyum bangga sambil menghapus air mata ku.

"Loh? Kimberly kenapa nangis?" tanya pak Bambang yang barusan keluar dari ruang sidang sambil membawa beberapa berkas ditangannya.

"Saya juga tidak tahu kenapa saya nangis. Saya nangis bahagia pak." Aku berdiri menghampiri pak Bambang sambil meraih tangannya untuk salim.

"Kimberly, penampilan mu tadi bagus. Saya juga suka jawabanmu walaupun kamu tadi terlihat grogi, kamu tetap bisa mengontrolnya dengan baik dan dapat memberi jawaban yang bagus. Semoga kamu lulus dengan IPK yang memuaskan ya." ucap pak Bambang.

"Amin, pak. Saya juga mau mengucapkan banyak terima kasih ke pak Bambang yang sudah mau sabar dan telaten membimbing saya dalam menjalani masa-masa skripsi hingga saya dapat mencapai garis finish. Semoga ilmu yang bapak berikan dapat berguna dan dapat memberkati banyak orang, terima kasih ya pak."

Pak Bambang menatapku terharu. "Iya, nak, sama-sama. Itu sudah jadi tugas saya untuk membimbing dan memberikan ilmu untuk kalian, semoga ilmu yang saya berikan bisa kamu terapkan dengan baik saat terjun ke masyarakat. Oh iya, jangan lupa untuk berterima kasih ke pak Johnny ya, beliau juga sudah membantu kamu hingga saat ini. Sayang orangnya hari ini tidak bisa hadir karena sedang ada urusan." Setelah berucap demikian, pak Bambang lamgsung  berpamitan dan beranjak pergi meninggalkan ku.

Kelima sahabat ku menghampiri ku sambil memberi ku bingkisan, bucket bunga, dan
slempang wisuda yang sudah terbordir nama beserta gelar ku disana. Aku langsung memeluk mereka berlima sambil banyak-banyak mengucapkan terima kasih karena sudah menjadi support system ku selama ini.

Genius (Johnny Suh)Where stories live. Discover now