31. Model

368 51 1
                                    

~
Cause you're sky full of stars, i'm gonna give you my heart
A Sky Full Of Stars - Coldplay
~

"Kamu Kimberly kan?"

Bukannya ku jawab, malah ku pandangi dua pria tampan dihadapan ku ini secara bergantian, ya ketampanan mereka sederajat dengan Johnny. Kenapa penampilan mereka terkesan seperti seorang mafia tampan yang sering ku tonton dinetflix.

"Kamu Kimberly yang tadi nyanyi didalam bukan?." Kini yang bertanya giliran pria dengan rambut sedikit panjang dan tindik yang begitu banyak menghiasi telinga kanan kiri nya. Dari cara berbicara juga sedikit lebih blak-blakan nada nya, seperti orang sedang menantang.

Aku tersadar dari pikiran ku dan menatapnya dari atas sampai bawah sambil menganggukkan kepala ku dengan susah payah. Ingin rasanya segera kabur dari sini, apalagi perut ku sudah tidak bisa diajak bekerja sama.

Mereka berdua langsung bertukar pandang sambil tersenyum manis, sebenarnya ada apa ini? Apakah aku mau dijual? Please, aku baru selesai sidang skripsi belum merasakan wisuda.

"Perkenalkan saya Jeffrey dan dia adalah Yuta," ucap pria bernama Jeffrey sambil menunjuk pria bertindik banyak yang bernama Yuta.

Aku hanya mengangguk dan berusaha tersenyum sebisa mungkin walaupun aku sudah menahan takut.

"Kamu cocok dengan kriteria model yang sedang kami cari. Jadi kami ingin merecruit kamu secara langsung jadi model untuk brand fashion kita. Apakah kamu bersedia?"

Aku menatap penuh heran ke arah mereka berdua sambil melihat penampilan ku sendiri dari atas sampai bawah. Apa jangan-jangan mereka ingin menjadikan ku model majalah dewasa?

"Ambil ini." Aku mengambil selembar kartu nama dari pria bernama Yuta.

"Kami sudah mencari beberapa model hingga melakukan audisi, tapi sampai sekarang masih belum ada yang cocok untuk brand fashion terbaru kami," lanjut Yuta.

Aku menatapnya dengan hati-hati sambil membaca kartu nama tersebut dan seketika mata ku berhasil membelalak dengan sempurna.

Jadi mereka berdua adalah pendiri brand fashion terkenal di Thailand dan Singapore. Kabarnya memang brand ini bakal masuk ke Indonesia dan ternyata dua orang didepan ku yang merecruit ku secara langsung adalah pemilik brand fashion tersebut, Jeff Nakamoto.

"Kami masih harus menyeleksi beberapa orang yang sudah keterima audisi dan  mengajukan portofolio, sedangkan kamu langsung kami tawari secara cuma-cuma, bagaimana?"

Tapi aku tidak bisa langsung percaya begitu saja dengan mereka, bagaimana bisa brand ternama merecruit orang secara cuma-cuma dengan modelan seperti aku, kalau modelannya seperti Vivian mungkin masih masuk akal. Aku mengamati mereka berdua dalam-dalam sambil perlahan-lahan jalan mundur untuk menjauhi mereka.

"Ini beneran kan?"

Yuta berjalan maju mendekat ke arah ku dan secara otomatis aku berjalan mundur untuk menjaga jarak dengannya.

"Tentu saja. Apa kamu masih meragukan kami?"

"B-bukan begitu. Hanya saja... saya masih kaget kalian mau merecruit orang seperti saya dengan cuma-cuma."

"Kami sudah bilang, kamu itu unik dan cocok dengan kriteria model yang kami cari. You look so gorgeous." Kini giliran Jeffrey yang berjalan mendekat ke arah ku.

Aku terus berjalan mundur untuk menjaga jarak dengan mereka berdua tanpa melihat kebelakang, hingga aku merasakan kepala belakang ku berhasil membentur sebuah benda keras yang diketahui adalah tiang beton dan seketika itu juga pandangan ku langsung menggelap.

Genius (Johnny Suh)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora