13. What's wrong with u?

387 50 0
                                    

Halo gais! 🥰 akhirnya aku comeback 🥺
Setelah melewati ribetnya praktikum dan laporan, akhirnya selesai jugaa, jadi aku udh bisa fokus lagi buat lanjutin cerita ini. Thank u buat kalian yg udh mau nunggu work ini ❣️

~

Cause you're the only exception
the only exceptions - paramore
~

Aku terkejut saat mendengar sebuah suara khas yang dapat ku kenali masuk ke dalam gendang telinga ku. Tidak lama setelah itu, ada sebuah tangan menyentuh bahu ku dengan lembut diiringi dengan aroma manis yang semerbak mengelilingi meja kami.

"Kimberly? Kenapa kamu?"

"Lagi galau dia pak," jawab Patricia dengan mantap.

Aku mengangkat kepala ku, mata ku berhasil tidak berkedip saat menangkap manik mata milik Johnny yang tengah menatapku dalam. Tatapannya berhasil menghipnotis ku untuk beberapa saat dan aku yakin siapa pun yang berhasil ditatap Johnny seperti ini akan merasakan apa yang ku rasakan sekarang.

"I-iya pak?"

"Saya chat kamu diwhatsapp, tapi tidak kamu baca sampai sekarang."

Aku terkejut mendengar ucapan Johnny dan langsung mengambil handphone ku untuk mengcheck pesan whatsapp dari nya. "Kok gak bisa nyala?," gumam ku.

"Handphone mu mati, Kim," jawab Johnny sambil melihat ku yang masih sibuk mengotak-atik handphone. Aku langsung mengalihkan pandangan ku dari Johnny sambil menepuk jidat berkali-kali, baru ingat kalau handphone ku sudah lowbat sedari tadi. Dasar iphone kentang!

Johnny menghela nafas melihat kelakuan ku. "Ikut ke ruangan saya sekarang."

Aku mengangguk dan segera memasukkan beberapa barang yang ada di meja kedalam tas ku. Johnny masih setia berdiri menunggu ku sambil asyik berkutat dengan handphone nya. Seluruh orang yang ada di kantin memandangi ku dengan tatapan yang sulit diartikan, tak terkecuali Vivian yang menatap penuh curiga melihat interaksi ku bersama Johnny barusan. Aku menoleh ke arah kelima sahabat ku, dengan segera memberi isyarat untuk pamit pergi bersama Johnny.

Hari sudah menjelang sore menuju malam, matahari sudah mulai menyembunyikan wujud nya dan hanya menyisakan sedikit pancaran sinar nya yang menjadi saksi dimana kami sedang berjalan berdua dengan tenang tanpa interaksi ditengah sepi nya lorong menuju ruang dosen digedung berlantai sepuluh ini. Hanya terlihat beberapa dosen yang sedang melembur diruangannya dan petugas kebersihan yang lewat, sisanya berkerumun dilantai satu sampai empat untuk melakukan asistensi, kerja kelompok, atau sekedar mengerjakan tugas.

"Pak Johnny masih belum selesai pekerjaannya?" tanya ku memecah keheningan dan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pandangan masih fokus kedepan.

"Maaf, saya belum sempat baca chat nya pak Johnny,"

"Hm," gumam nya singkat. Memang agak susah meluluhkan hati orang cuek, tapi menurut ku disitulah daya tarik nya, ada tantangan tersendiri untuk memenangkan hati nya. Aku tahu Johnny bukan orang yang seperti itu. Dia memiliki sifat yang hangat dan penuh kasih sayang kepada orang yang sudah dianggap dekat apalagi orang tersebut adalah orang yang dicintainya. Jangan harap orang seperti ku atau orang diluar sana yang bukan apa-apa nya Johnny bakal menerima sifat itu, dia pasti akan menunjukkan sifat nya yang cuek terkesan dingin.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya ku saat sudah berada didalam ruangan milik Johnny.

"Ehm... minta tolong rapikan barang-barang itu ya," tunjuk Johnny ke salah satu sudut ruangan. Aku mengernyit bingung melihat barang-barang beraneka ragam tersebut yang didominasi oleh bingkisan makanan, sepertinya salah satu dosen diruangin ini ada yang sedang berulang tahun. Eits... tunggu dulu, tapi kenapa malah aku yang disuruh merapikan ya?

Genius (Johnny Suh)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin