56. Diam

76.9K 7.6K 1.4K
                                    

Haii aku come back again👋

Btw apa sih yang buat kalian masih bertahan sama cerita ini?

Mana nih yang nagih buat update? Jebolin notifikasi yuk! Aku mau liat seberapa antusias kalian.

Komentar disetiap paragraf lagi ya. Aku suka!

Happy Reading ❤

--

Gevandra membuka matanya saat cahaya matahari menembus masuk ke retina matanya melalui celah gorden.

Cowok itu mengernyit bingung saat berada di tempat yang begitu asing. Kemudian ia teringat akan kejadian kemarin.

Gevandra menatap Liora yang tidur begitu pulas dihadapannya. Mata gadis itu terlihat begitu sembab.

Mengingat kejadian kemarin, hati Gevandra sakit. Harusnya ia tidak melakukan itu. Tapi kemarin ia kehilangan akal sehatnya. Ia tidak bisa berfikir jernih. Tapi ia juga senang, dengan itu Liora nya tidak pergi. Tidak akan pergi.

"Maaf sayang," Gevandra mengusap rambut Liora. Ia menghembuskan nafas pelan, lalu mencium dahi Liora lama. Setelah itu ia bangun dari tidurnya. Ia menaikkan selimut Liora sampai sebatas leher gadis itu. Lalu bergegas menuju kamar mandi.

Setelah mandi, Gevandra berjalan menuju dapur. Membuat sarapan untuk ia dan gadisnya. Ia membuat nasi goreng karena terbatasnya bahan masakan.

Setelah nasi gorengnya matang, Gevandra membawa dua piring nasi goreng ke atas meja makan. Sembari tersenyum, ia berjalan menuju kamar untuk melihat gadisnya.

Sampai dikamar, senyumnya langsung pudar saat melihat gadisnya menangis lagi. Gadis itu masih dalam keadaan berbaring. Tubuhnya bergetar hebat, menahan sekuat tenaga agar tak bersuara.

"Sayang," Gevandra duduk disamping Liora. Ia mengusap rambut gadis itu, "Kenapa?"

Kenapa gundulmu!

Liora meringis saat hendak bergerak. Perih dan ngilu menjadi satu.

Gevandra membantu Liora untuk duduk. Lalu cowok itu membawa Liora kedalam dekapannya. "Sakit banget ya?"

Liora mengangguk pelan.

Gevandra menarik nafas panjang, "Jangan nangis lagi. Please."

Liora masih saja terisak. Ia begitu menyesal. Kenapa kemarin ia tidak bisa melawan?

Gevandra melepas pelukannya. Cowok itu mengusap air mata Liora, "Kamu mandi terus sarapan nanti kamu pakai baju aku. Aku udah buat nasi goreng. Hari ini kita nggak usah sekolah dulu."

Liora mengangguk. Saat gadis itu hendak turun dari ranjang, Gevandra langsung menggendongnya ala bridal style. Membawa Liora menuju kamar mandi.

"Kamu mandi dulu," Ujar Gevandra setelah menurunkan Liora di kamar mandi, "Aku siapin baju kamu."

Liora hanya mengangguk. Setelah itu Gevandra keluar dari kamar mandi dan Liora mulai mandi.

Setelah selesai mandi, Liora berjalan dengan pelan menuju kamar. Gadis itu memakai pakaian Gevandra yang sudah cowok itu sediakan diatas tempat tidur.

Celana pendek dan juga kaos yang begitu kedodoran ditubuhnya. Yang penting ia berganti baju. Nyatanya dari kemarin ia masih memakai seragam sekolahnya.

Ia menyepol rambutnya asal. Bahkan gadis itu tidak sisiran.

Setelah selesai, Liora keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Disana Gevandra sudah menunggunya.

Possessive Psychopath (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang