Kos (88)

1.6K 306 63
                                    

Sekarang keluarga Yang berserta anak kos an ENHYPEN lagi pada ngumpul di ruang tamu

Mereka berkumpul karena anak kos ENHYPEN mau bicara serius mengenai Jungwon ke Papa Yang.
Papa Yang sempat menolak, tapi Mama Yang membujuk dan akhirnya Papa Yang setuju

Anak kos an ENHYPEN sudah duduk di sofa berhadapan langsung dengan sofa yang diduduki Papa Yang dan Mama Yang

Sedangkan Abang dan Adek Jungwon duduk di sofa samping Papa Yang dan Mama Yang

Jungwon sendiri duduk dengan perasaan gelisah diantara Sunoo dan Ni-Ki yang menggenggam erat tangannya memberi kekuatan dan semangat dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja

"Jadi ada apa kalian kesini??"
Tanya Papa Yang angkuh

"Kalau ingin ikut campur urusan keluarga saya lebih baik kalian pulang sekarang. Saya tidak akan membiarkan kalian ikut campur."

Songong amat ini Pak Tua satu. Pengen nampol tapi dia orang tua, nanti nya malah nambah-nambahin dosa - batin Jay

"Maaf Om. Tapi kami harus ikut campur. Ya walaupun kita bukan saudara kandungnya Jungwon. Tapi hubungan kita gak kalah kok sama hubungan nya dengan saudara kandungnya."
Kata Heeseung tegas sambil menatap Papa Yang serius.

"Bener tuh. Jadi ya anggap aja lah kita udah jadi keluarga hehe"
Jay santainya minta ampun pas ngomong gini








"Ekhem"
Semua yang ada diruangan itu sontak memusatkan perhatian mereka ke Ni-Ki yang baru saja berdeham

Good Luck Ni-Ki - batin Abang-abang nya semua yang di kos ENHYPEN

"Kenapa kamu berdeham gitu??"

"Maaf om. Tadinya saya mau ngomong tapi tenggorokan saya agak kering. Minum dulu gapapa kan ya"
Dengan santai nya Ni-Ki meminum minuman yang disediakan Mama Yang tanpa memperdulikan tatapan tajam Papa Yang ke dia

"Oke saya mulai bicara ya. Hmm sebenarnya saya tidak mau bicara ini ke Om. Soalnya om itu kan orang dewasa yang tidak usah dibilang pun seharusnya sudah paham. Tapi sepertinya om belum paham betul ya. Baiklah saya akan bicara ini ke Om"
Kata Ni-Ki dengan senyum manis nya

"Apa maksud kamu??"
Tanya Papa Yang sinis

"Om dengerin dulu. Nanti selesai saya bicara, baru deh Om boleh tanggapi ya. Maaf saya kesannya jadi gak sopan gini ya Om. Tapi saya mohon dengarkan saya dulu sekali ini saja"
Kata Ni-Ki dengan sungguh-sungguh

"Oke saya mulai."

"Bang Jungwon itu panutan saya Om. Dia baik, pintar, disiplin, tegas, berwibawa dan selalu melakukan yang terbaik. Dia selalu berusaha melakukan sesuatu sebaik mungkin. Termasuk dengan belajar. Tau nggak Om? Bang Jungwon tiap hari yang dipegangnya buku buku dan buku terus. Saya sampe heran apa kepalanya tidak sakit belajar terus. Saya juga khawatir dia jatuh sakit karena terlalu memaksa dalam belajar. Kemarin, Bang Jungwon juara 3 umum. Saya rasa itu hal yang sangat luar biasa bila bisa diraih. Tapi Om tidak puas juga?? Dan malah menghukum dia dan menuntut dia bisa lebih baik lagi dari itu?? Ohh come on... Dengan prestasi sebaik itu saya rasa sudah lebih dari cukup membuat orang tua bangga terhadap anaknya. Saya bingung om ini pemikiran nya bagiamana. Sudah sebagus itu masih dituntut untuk lebih dan lebih lagi."

Ni-Ki menjeda omongnya dengan menghela nafas berat dan kemudian melanjutkan lagi ucapannya

"Bang Jungwon itu siang malam buka buku terus buat belajar. Ga sekali dua kali saya memergoki dia skip makan hanya untuk belajar. Bahkan, Handphone nya jarang sekali disentuh nya hanya karena belajar. Dia itu butuh hiburan om. Disaat kami selalu mencari cari celah untuk refreshing otak karena lelah belajar, dia malah selalu memanfaatkan waktu luang nya dan selalu mencari celah untuk belajar dan belajar terus. Dan akhirnya dia berhasil
Mendapatkan juara 3 umum. Juara Umum loh om. Kalau om lupa, sekolah kami itu Sekolah elite dan termasuk sekolah ter favorit di kota ini. Untuk meraih 10 besar di kelas saja sangat sulit bagi siswa lainnya. Tapi Bang Jungwon itu pintar dan pekerja keras. Dia selalu berusaha yang terbaik agar bisa menaikkan peringkat nya terus. Hingga dia berhasil meraih juara 3 umum dengan jerih payahnya. Tapi... Om dengan teganya malah menghukum nya karena gagal mendapatkan juara 1?? Woahh luar biasa om kejam nya. Baru Om lah orang tua yang saya temui yang selalu memaksa anaknya sesuai dengan harapan dan keinginan nya tanpa memperdulikan anaknya yang sudah lelah dituntut dan dipaksa terus menerus. Biasanya saya hanya menjumpai orang tua yang selalu support anaknya dalam pendidikan. Kalau anaknya memang sudah berusaha yang terbaik, orang tua yang saya temui tidak lagi memaksa anaknya. Karena mereka tidak ingin memaksa dan menuntut anaknya terus menerus. Karena mereka menyayangi anaknya dan tidak ingin membuat anaknya tidak bahagia karena selalu dituntut dan dipaksa."

Kos | ENHYPEN ✓Where stories live. Discover now