#04 Big Brother Appeared

2.9K 368 26
                                    

Biarkan Kenma menceritakan sebuah cerita tentang seorang kakak kurang ajar dan adik tengil yang selalu meributkan hal remeh dimanapun dan kapanpun mereka berada.

Berawal dari masa kecil Kenma dan sang kakak, Kashima, yang hanya terpaut empat tahun. Mereka berdua adalah mimpi buruk bagi setiap anak komplek yang sering bermain di taman saat sore hari tiba.

Kashima menatap datar pada pedang kayu nya yang patah menjadi dua, lalu mendongak menatap anak-anak seumurannya yang menatap takut padanya.

Ia hanya pergi untuk membeli minum sebentar ketika mendapati pedang kayu nya telah terbagi menjadi dua bagian dengan patahan mengenaskan. 

“K-kashima, kami tidak sengaja...dia tidak tahu jika ada pedangmu di sana dan tidak sengaja menginjaknya. Kenma menakuti kami jadi kami berlari, Kashima jangan marah..” bocah perempuan disana berbicara dengan gemetar. Di belakangnya ada bocah laki-laki bertubuh gempal yang terus menunduk.

“Kashima tidak akan marah jika kalian membelikannya video game. Walau ia sangat payah dalam bermain game.”

Anak-anak disana melirik Kenma yang terduduk di ayunan ban. Dalam hati sedikit kesal karena jika bukan menghindari bocah ini yang menakuti mereka dengan membawa kodok besar, maka hal ini tidak akan terjadi pada mereka.

Kenma tersenyum polos ketika Kashima menatap padanya, “apa? Aku hanya membicarakan kebenaran.”

Kashima bersedekap, “kenapa tidak kau saja yang membelikan kakak tersayangmu ini video game? Kau yang menakuti mereka, dik.”

Anak-anak yang lain segera menatap Kashima dan Kenma, lalu kembali menunduk ketika omega dominan berambut cokelat seleher itu menatap cemberut pada mereka.

Kenma tahu bahwa kakaknya itu merupakan tipe orang yang jika mengatakan iya maka iya, jika tidak maka tidak.

Mutlak no debat.

Jadi saat Kashima mengatakan bahwa Kenma yang harus membelikannya video game maka harus terlaksana.

Kenma kecil dalam otaknya bekerja keras untuk membuat alasan supaya celengan ubur-ubur miliknya selamat tanpa harus dibelah hanya untuk membelikan sebuah video game untuk kakak tersayangnya.

Kenma memelas, “tapi kak...adikmu ini akan melakukan perjalanan wisata ke akuarium besok lusa. Jika uang adik habis lalu adik harus membayar pakai apa?”

Apa-apaan panggilan ‘adik’ untuk dirinya sendiri itu?

Kashima menatap Kenma datar seakan mengatakan, ‘kau pikir aku bodoh? Orang tua kita tidak semampu itu sampai harus kau yang membayarnya sendiri?’

Ya, kakaknya tidak akan sebodoh itu, Kenma kecil memutar otaknya kembali, setelahnya ia memasang wajah keduanya lagi, “tapi untuk uang saku aku harus membawanya sendiri..”

Kashima menyela dengan kejam, “jangan beralasan dasar kucing kampung! Orang tuamu tidak akan jatuh miskin bahkan jika mereka membelikanmu akuarium beserta dugong dan keturunannya!” Kenma cemberut lalu menyalak pada Kashima.

“Oh? Memang tidak? Orang tuamu yang akan jatuh miskin karena harus merawat kucing liar seperti mu! Bleh!” setelah menjulurkan lidah Kenma berlari dengan tawa menyebalkan.

Kucing liar Kashima terdiam sejenak di tempatnya berdiri lalu tersadar, wajahnya berubah kesal, “kemari kau bocah tengil!” ia berlari mengejar ketertinggalannya dengan Kenma dan perlahan melupakan tentang yang harus membeli video game.

Anak-anak yang lain melihat mereka dan tidak bisa membatin dengan wajah aneh,

Bukankah orang tua mereka sama?

Crazy in Love [ABO] | [kuroken]Kde žijí příběhy. Začni objevovat