𝔻ℙ [18] || Selembar Foto Lama.

100 29 17
                                    

Lo tahu nggak, hewan apa yang pantas untuk orang yang suka main air liur sembarangan?


"STOPPP!!!" seru Gea saat motor Dean sampai di depan sebuah rumah kecil yang terlihat senyap. Membuat cowok itu mengeram mendadak dan keduanya hampir terjungkal. Disusul dengan gerutuan Dean yang tidak jelas.

Tanpa menghiraukan gerutuan Dean yang tak bermutu, Gea pun turun dari motornya. Ia tersenyum sekilas ke arah Dean. "Makasih," ujarnya dengan senyum yang dibuat-buat.

Dean mengangguk sekilas seraya turun melepas helmnya. Saat ia akan turun dari motornya, ucapan Gea menghentikan aksinya. "Gue nggak nyuruh lo mampir, dan nggak mau lo mampir! Bukan apa-apa sih, gue males aja kalau harus ngelayani tamu yang nggak penting," kata Gea dengan senyum yang tak kunjung luntur.

Kemudian, gadis itu pun berjalan kearah pintu rumahnya dengan tampang tak berdosa.

Melihat, tingkah Gea. Dean sempat melongo, "cih, nggak tahu balas budi." Kemudian berdecih saat Gea sudah memasuki rumahnya. Merutuki dirinya karena kebodohannya hingga mau disuruh cewek itu untuk dijadikan ojek cuma-cuma.

Namun, tanpa di duga, tiba-tiba kepala Gea menyembul keluar dari balik pintu. "Cih, nggak ikhlas banget nganter temen sendiri." Setelah berdecih, Gea pun langsung kembali masuk dan membanting pintu dengan keras yang membuat Dean terlonjak di tempatnya.

Setelah memandangi pintu rumah Gea cukup lama, Dean pun memakai kembali helmnya dan memutar balik motornya. Namun, saat ia akan melajukan motornya, tiba-tiba ia dibuat terkejut lagi. Bukan, bukan karena Gea tapi Dirgha yang tiba-tiba muncul di depannya.

Cowok itu, menatap nyalang ke arah Dean. Terlihat sorot kebencian di matanya. Ia meneliti Dean dari atas sampai bawah. Lalu, melepas helm full face nya, dan turun dari motornya. Ia berdiri dengan gaya angkuh, sembari menyenderkan tubuhnya pada motornya.

Melihat Dirgha yang tiba-tiba datang, Dean menampakkan smirk nya. Cowok itu juga menatap mata Dirgha tak kalah tajam. Tatapan yang mengintimidasi sang lawan.

"Gue heran, ternyata orang sok sibuk kayak lo masih ada waktu buat ngekori gue," ujar Dean dengan senyum miringnya.

Mendengar penuturan Dean, Dirgha mendecih dan meludah di depan cowok yang masih mengenakan seragam dengan badge SMA Angkasa itu.

Aksi meludah Dirgha, seketika membuat kemarahan Dean semakin tersulut. "Lo tahu nggak, hewan apa yang pantas untuk menggambarkan orang yang main air liur sembarangan." Kalimat pertanyaan yang meluncur dari mulut Dean, terdengar seperti kalimat pernyataan yang membuat Dirgha tersentak.

"Dan lo tahu nggak, iblis apa yang pantas untuk menggambarkan orang yang penuh nafsu kayak lo!" Kini, kalimat tanya yang meluncur dari mulut Dirgha terdengar seperti kalimat seru.

Mendengar seruan itu, kemarahan Dean yang sudah tersulut semakin menjadi. Namun, sebisanya cowok itu memasang raut tenang. "Udah copy paste, nggak nyambung lagi. Hebat kata-kata lo!" sembur Dean seraya bertepuk tangan dengan ekspresi sok kagum.

Dirgha membuang nafas kasar, "begini Tuan Dirgantara. Yang pertama, mana ada gue copy paste, itu kata-kata gue gunakan karena gue hanya ingin membuat lo menjilat lidah sendiri. Meski lo nggak ngomong, pasti dalam hati lo membenarkan, bukan begitu Tuan Dirganta—"

DEVIL'S PUZZLE✔️ [END]Where stories live. Discover now