[16] Sink

316 57 22
                                    

Esoknya, pada sore hari, Celine berjalan menuju Danau Hitam sendirian setelah pelajaran selesai. Ia tak mungkin mengajak Hermione yang akan menemani Ron. Harry? Bocah itu tiba-tiba langsung pergi saat kelas selesai, membuat Celine kesal dengan bocah codet itu.

Celine berjalan menuju tepi Danau Hitam tapi bukan di tempat biasanya. Ia hanya mencoba mencari spot lain agar tidak mudah bosan di tempat biasanya.

Setelah sampai di tempat dimana yang ia rasa cocok ia langsung menghempaskan tasnya ke tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai di tempat dimana yang ia rasa cocok ia langsung menghempaskan tasnya ke tanah. Kemudian Celine melepaskan sepatunya dan juga kaos kakinya, ia juga melepaskan jubahnya menyisakan seragam dan rompi Gryffindornya dan juga roknya.

Lalu ia mulai berjalan mendekat menuju ke dalam Danau Hitam hanya disekitar tepian. Ia merasakan dinginnya air di dalam danau tersebut dan mencoba merilekskan pikirannya.

Setelah kejadian Ron, pikiran-pikiran yang selalu menghantuinya datang kembali. Ia takut akan kutukan Katie Bell ataupun racun dalam minuman Ron ada kaitannya. Apalagi semua memiliki sasaran yang sama yaitu Profesor Dumbledore.

Ia sangat cemas akan apa yang terjadi pada pria tua itu. Profesor Dumbledore adalah harapan utama baginya yang bisa melindungi dirinya dari segala serangan apapun itu.

"Siapa orang dibalik ini semua?" Tanya Celine pelan pada dirinya sendiri.

Ia memejamkan matanya mencoba menikmati ketenangannya saat ini. Sudah lama ia tak merasakan dinginnya air Danau Hitam setelah ia menjadi tahanan Cedric di tugas kedua Turnamen Triwizard.

Ketenangan Celine tak berlangsung lama karena ia mendengar suara retakan ranting atau semacamnya dari hutan dibelakangnya. Sontak Celine berbalik untuk mencari siapa makhluk yang ada disana.

"Siapa disana?!" Teriak Celine walaupun dalam hatinya ia merasa cemas dan takut. Takut akan itu adalah orang-orang yang sudah menyelakai Katie ataupun Ron.

Dan tak lama kemudian sosok laki-laki bersurai platina lengkap dengan setelan seragam Slytherinnya menatap Celine dengan tatapan kebingungan. Begitu juga dengan Celine, ada sedikit perasaan lega dalam hatinya setelah mengetahui siapa yang membuat suara tadi.

"Pevensie?"

"Malfoy?"

Keduanya saling pandang dalam kejauhan dan terjadi keheningan sejenak. Draco berjalan mendekat menuju tepi danau dan menatap Celine aneh.

"Apa yang kau lakukan disana?" Draco sedikit berteriak karena Celine yang sudah cukup jauh dari daratan.

"Itu buka urusanmu!" Balas Celine juga sedikit berteriak.

Draco berdecak kesal, berharap apa dirinya, tentu saja Celine tak selalu merespon dirinya dengan baik. Akhirnya ia berbalik dan berjalan menuju bawah pohon untuk meletakkan tasnya.

Love and DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang