[33] Fake Death

212 22 13
                                    

"Kau tak benar-benar akan membunuhnya kan, Draco?"

Draco memejamkan kedua matanya kemudian menunduk. Kedua orang tuanya menunggu jawabannya di belakang sana.

Pengajuan dirinya yang akan membunuh Celine diterima Bellatrix dengan senang hati oleh wanita itu. Dan itu menimbulkan pro dan kontra ketika rapat. Voldemort telah menyerahkan pemburuan Pevensie terakhir ini kepada Bellatrix jadi penyihir itu tak ikut campur lagi dalam pemburuan ini dan itu menjadi poin plus baginya.

Tentu saja Draco tak sungguh-sungguh untuk membunuh Celine, sangat mustahil. Ia tak akan bisa membunuh wanita yang dia cintai. Jika dia membunuh Celine, itu sama saja dia membunuh dirinya sendiri.

Draco berbalik dari arah jendela kaca di depannya kemudian menatap ibunya. "Tidak, mother. Aku tidak akan benar-benar membunuh Celine."

Terlihat kelegaan dalam raut wajah Narcissa. Ia bisa saja terkena serangan jantung jika itu akan benar-benar Draco lakukan.

"Lalu kenapa kau menyerahkan diri untuk tugas ini?" Lucius bertanya dengan nada datarnya.

Draco melirik Lucius sejenak kemudian ia menatap ke arah lain asal tak melihat wajah kedua orang tuanya.

"Kau tau, walaupun kau yang akan membunuhnya tapi akan ada beberapa yang ikut andil dalam hal ini, Draco," Lucius melanjutkan.

"Kita hanya perlu memalsukan kematiannya," jawab Draco.

Narcissa dan Lucius saling lempar pandangan bingung. Kemudian Nyonya besar Malfoy bertanya kembali. "Bagaimana kau bisa memalsukan kematiannya? Kita tak mungkin akan membawanya ke Manor."

"Itu tindakan gila, Cissy. Kita sama saja menyerahkan Celine hidup-hidup," sangkal Lucius.

"Tongkat kita pun pasti memiliki jejak mantra yang Bellatrix ketahui, jadi bagaimana bisa kita berbohong jika sudah membunuhnya, Lucius."

"Itu pun jika Bellatrix menginginkan bukti jasadnya," lanjut Lucius sembari memijat hidungnya.

Draco hanya diam sembari memikirkan cara yang tepat selama orang tuanya berdebat. Namun tak lama ia mengingat sesuatu yang dikatakan oleh Dolohov.

"Kita harus membunuhnya dengan jarak dekat. Jangan menggunakan mantra. Kemungkinan senjata kuno bisa membunuhnya dengan sangat kejam. Itu akan membuat kita senang."

Itu berarti dia tak perlu sihir. Maksud Antonin Dolohov adalah senjata tajam yang digunakan untuk membunuh Celine. Itu berarti tak banyak jejak ketika ia memalsukan kematian jika kasus kematiannya bukan karena terkena sihir.

Kemudian Draco mendapatkan ide di otaknya. "Mother, apakah mungkin keluarga kita memiliki suatu senjata yang tajam? Pedang mungkin?"

Narcissa menoleh ke arah putranya dengan kebingungan. "Aku tak ingat jika aku punya suatu senjata tajam. Tapi sepertinya Bellatrix memilikinya. Aku pernah melihat dia memegang sebuah belati."

"Nah, bisakah ibu pinjamkan senjata itu?"

Awalnya wanita itu ragu namun ia langsung mengangguk menuruti permintaan anaknya.

"Apa rencanamu Draco?" tanya Lucius kembali.

Draco menatap serius ke arah Lucius. "Ayah akan tau nanti."

***

"Apa ini, Draco?"

Pertanyaan Bellatrix yang dilontarkan untuk Draco membuat lelaki itu semakin memperkuat occlumency-nya. Sementara Lucius di belakangnya bergerak tak nyaman dengan semua rencana yang dibuat oleh anaknya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love and DeathWhere stories live. Discover now