2. Photografer (II)

28.2K 1.4K 221
                                    

Jaemin membuka resleting celana nya. Menyingkirkan ekor dari pantat Renjun lalu mengelus pantat sintal mulus milik Huang.

"Kau menggodaku Huang."

Renjun melirik Jaemin yang berada di belakangnya. Dengan wajah takut Renjun menggigit bibirnya.

"Paman, jangan . ."

Jaemin menarik rambut Renjun ke belakang dan menciumi telinga Renjun.

"Kau pikir ini akan gratis? Tentu tidak Renjun."

Renjun bodoh. Harusnya ia tahu jika di dunia ini tidak ada yang gratis. Apalagi meminta pada orang asing yang ia temui di halte bus kemarin malam.

Jaemin mengusap pipi chubby milik Renjun dengan lembut. Lalu mengecupnya dengan lembut sembari tersenyum.

"Apa kau belum pernah sebelumnya?"

Renjun bergidik ngeri mendengar suara Jaemin yang berada di belakangnya.

"Belum paman."

Jaemin perlahan membuka kemeja nya dan melemparnya ke lantai. Keduanya tidak ada yang memakai pakaian sehelai pun. Keduanya sudah telanjang. Diatas ranjang berseprai merah.

Jaemin mengecupi setiap inci kulit punggung putih nan susu milik si mungil. Manis. Sesekali Jaemin pun menjilati punggung itu.

"Slurrpp.. manis sekali."

Renjun memejamkan matanya. Tangannya meremas seprai yang sudah tidak terbentuk itu dengan kuat.

"Paman.."

Jaemin mengocok sedikit kejantanan milik dirinya yang sudah sedikit tegak. Ia mengecup cuping milik si mungil.

"Apa kau siap?"

Renjun mengangguk kecil.

"Iya paman."

Jaemin memberikan jari telunjuk nya pada Renjun. Dengan bingung Renjun memasukan jari telunjuk itu ke mulutnya.

"Bagus. Kulum terus. Paman akan masukan sekarang."

Renjun mulai menuruti perkataan Jaemin dengan mengulum jari telunjuk si paman. Jaemin tersenyum miring. Ia dengan sedikit kesusahan memasukan kejantanannya pada hole mungil berwarna pink di hadapannya.

Jlebb

Kejantanan tegak berurat itu masuk sekaligus tanpa adanya aba-aba. Renjun hampir menggigit jari telunjuk Jaemin karena dirinya yang terlalu kaget.

Jaemin melepas jari telunjuknya. Membiarkan yang lebih muda ini mendesah tanpa ada penghalang di mulutnya.

"Aku mulai."

Renjun merasakan kejantanan itu bergerak perlahan di hole nya yang berkedut kencang. Rupanya ia terangsang akibat perlakuan si paman.

"Aaaahhh"

Renjun membenamkan wajahnya di bantal . Malu karena ia harus mendesah di bawah Jaemin.

"Angkat wajahmu dan mendesahlah dengan keras, Renjun."

Jaemin menggenjot hole itu dengan tempo sedang. Renjun menggeleng pelan.

"Oh tidak mau? Baiklah."

Jaemin mencengkram pinggul itu dan mulai menghentakan kejantanannya dengan keras. Dan ia juga mulai menaikan tempo kegiatannya dengan kecepatan yang bisa dibilang cepat.

"Aahhh paman aaahh"

Renjun mendongak. Bibirnya terbuka bahkan air liurnya sedikit menetes ke ujung bibirnya.

Huang Renjun (Oneshot) | RENJUN X NCTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora