Dear ME

Prolog

Dear Me.

Ada seseorang yang aku sukai. Di sekolah tadi, ketika aku menatapnya diam-diam dia juga balik menatapku! Namanya Gery. Idola semua murid, salahlah aku jatuh cinta padanya? Ini pandangan pertama loh.

Menulis di sebuah buku bersampul pink. Dia mengigit bibir bawahnya excited.

Namanya Vanilla. Gadis berkacamata, yang sedang jatuh cinta. Dia terus membayangkan wajah Gery, teman sekelasnya yang menjad incaran semua wanita.

Seorang gadis yang baru menginjak 14 tahun itu sedang dipuat tersipu dengan ketampanan teman sekelasnya. Senyuman cowok itu terngiang-ngiang di kepalanya.

"Kyaa!" Ia membantingkan dirinya ke kasur. Membuka ponselnya lalu men-stalk, IG. Sang pujaan hati.

Vanilla terus memadangi wajah cowok itu. Sampai akhirnya ia terlelap dalam tidur.

Sebelum ia tidur, Vanilla memasang senyum kecil. Berharap Gery, timbul dalam mimpinya. Namun mimpi yang ia dapatkan justru ...

"Jelek."

"Cupu."

"Bego."

"Nama lo bakpao aja. Kebagusan Vanilla."

"Bangun lo dari mimpi. Ga mungkin lo gabung ama kita."

"Bangun nil.."

"Nil bangun!"

"Vanilla bangun!!"
Teriakan itu tiba-tiba membuat matanya terjaga.

"Cepetan bangun, kamu bukannya harus sekolah?" Tanya sang ibu.

"Iya ma!"

Vanilla membenarkan kacamatanya. Ia dengan segera beranjak pergi mengambil handuk, lalu dengan segera pergi ke kamar mandi.

Aku anak raja~
Engkau anak raja~
Kita semua anak raja~

Nyanyian rohani Vanilla membuat Ibunda tersenyum. Ketika ia memasuki kamar Vanilla, rasanya ia sudah muak melihat kamar anaknya yang berserakan. Komik bertebaran dimana-mana, bantal dan sepreinya juga berantakan.

Namun suara lembut gadis itu menenangkan hatinya.

Vanilla.

Gadis ceria yang tidak sadar sering direndahkan sekitarnya. Karna kebaikan dan kerelaan hati di tambah dirinya yang selalu  positif thinking. Vanilla periang.

Namun, perlahan-lahan dirinya juga bisa mendengar dan merasakan. Banyak orang yang suka risih berada di dekatnya. Banyak orang yang juga membincangkan fisiknya.

Padahal bukan salahnya kalau ia hidup seperti ini. Kakaknya juga menyarankan untuk mulai merawat diri. Namun pada akhirnya, ia juga tidak peduli.

Habisnya ...
Yang membuat ia bahagia bukan asumsi orang. Tapi dirinya. Komik, Game. Dan ...
Gery.

***

Vanilla mencuri pandang. Ia bergantian menatap komiknya dan Gery yang sedang terlihat asik berbincang-bincang dengan beberapa gadis di sampingnya.

Mereka.
The Teners.

Geng anak tenar kelas 8 yang terkenal  se antero SMP rajawali. Kayla cewek cantik dan seksi walau masih Smp. Dan Karin juga Nadya yang menjadi pengikut setia Kayla. Entah kenapa ketiga orang itu selalu berada di sekitar Gery. Gery juga selalu terlihat ceria berada di dekat Kayla. Ya mungkin karna Gery adalah anak yang terkenal juga. Di sana juga ada Vano, sahabat Gery yang sedang berpacaran dengan Nadya.

Vanilla menekuri lantai. Apakah Gery bisa dekat dengan Vanilla? Gery selalu di kerumuni dan bergaul dengan anak-anak tenar juga. Ia takut dibully kalau dirinya ketahuan suka pada Gery.

Vano dan keempat gadis itu terlihat pergi. Gery tidak diizinkan istirahat karena belum menyelesaikan tugasnya. Walaupun ganteng, Gery sedikit malas dan suka bolos sekolah. Sama seperti Vano dan the Teners.

Ini kesempatannya!

Vanilla memeluk buku Sastra nya. Hendak menyerahkanya pada Gery untuk mendapatkan perhatian cowok itu.

"Walaupun cuman hasil contekan. Yang penting aku bisa dipuji Gery!"

"Ge...  Ge-ry."

Gery menatap gadis yang sedang berdiri di sebelahnya. Oh dia ... Dia bukanya gadis bakpao yang pernah dibicarakan Kayla?

"Kenapa?" Tanya Gery pada Vanilla.

"Ini.. Kamu belum selesaikan? Pinjam aja dulu buku aku."

Ck.

Cari perhatian ya? Gery berdecih dalam hati.

Nampak sekali, Vanilla adalah salah satu gadis yang menggemarinya. Kalau begini ...

"Makasih yah.. Buku lo gue pinjem dulu."

Gery tersenyum manis, ia mengambil buku Vanilla kemudian mulai mencatat.

Vanilla menjerit sukses dalam hati. Apa ini tanda Gery bisa menerimanya? Setidaknya ... Mereka bisa berteman. Melihat senyum Gery saja sudah membuat Vanilla puas!

Gery kemudian menatap punggung Vanilla yang hendak berjalan kembali ke bangkunya. Ia menatap Vanilla dengan wajah muak. Gery menggedikan bahunya.

Ya setidaknya ...
Gadis cupu itu bisa ia manfaatkan. 

***

Masa lalu Vanilla akan dibikin beberapa chapter. Maaf aku unpublish karna ceritanya agak kurang sinkron dengan Outline. Semoga Suka.

Maaf Kalo ada typo dll.

Jangan lupa votement.