(30). Welcome, Savior (pt. 2)

238 24 8
                                    

VOTE & KOMEN!

Hampir 2 bulan nggak update ya..?? Maaf lagi di masa down karena aku ngerasa kalo cerita ini ngga nyambung banget:(
Please sorry🙏🙏😭

Semenjak nenek (ibu dari ayah) meninggal, jujur aku masih syok dan berakhir cerita ini terkaparkan. Apalagi waktu nenek meninggal itu bertepatan pula sama presentasi PTS jadi terpaksa nggak ikut, juga 12 jam sebelumnya saudara dekat juga meninggal. Jujur syok banget, baru juga terpuruk langsung terpuruk lagi, apalagi 2 orang itu sosok yang berharga banget buatku😭😭

Udah curhatnya, langsung baca aja dan maaf kalau alurnya kacau banget. Masih belum percaya sama apa yang terjadi soalnya, padahal udah berharap bisa lebaran bareng😞.





Rasa lelah itu terlihat jelas di wajah sepuluh orang itu, hampir 4 jam mereka berjalan tanpa henti menuju kerajaan yang ternyata jalannya memang tidak mudah. Sepanjang perjalanan yang mereka jumpai hanyalah pohon-pohon yang begitu lebat, juga beberapa hewan yang hidup di hutan.

Jika kalian pikir wilayah Caretta itu kecil maka kalian salah besar, wilayah Caretta itu sangat luas dan sebagian kawasannya dipenuhi oleh hutan-hutan yang lebat. Pemandangan wilayah Caretta tidak main-main, sangat indah, apalagi saat malam hari. Lampu-lampu terang menyinari jalan-jalan yang terlihat seperti bintang.

"Axel, apa perjalanan masih jauh? " tanya Larena yang tampak sudah begitu letih

"Tidak begitu jauh kurasa, lihatlah di depan sana sudah ada desa dan juga lihat jalan di desa itu, itu jalan yang mengarah langsung ke kerajaan " jawab Axel sambil menunjuk ke arah kota di bawah bukit yang mereka pijaki saat ini

Mereka telah menyetujui sebuah kesepakatan di perjalanan tadi. Mereka sepakat untuk tidak memanggil dengan sebutan 'oppa' dan sebagainya, mereka memilih menyebut namanya saja.

"Kita turun bukit? " tanya Adesya ragu

"Yap "

"Oh astaga, apakah tidak bisa jika kita beristirahat sejenak? " tanya Qansa kesal, mereka telah berjalan selama 4 jam dan tidak berhenti sedetikpun

"Kita akan sampai di kerajaan dan jangan cepat menyerah. Sebentar lagi kita sampai " rayu Arion

"Memangnya berapa lama lagi? " tanya Larena

"9 kilo meter lagi " jawab Leandro

"APA?! "

Tolong katakan jika kata-kata Leandro tadi tidak benar. 9 kilo meter lagi yang berarti butuh waktu sekurangnya 2 setengah jam lagi untuk sampai di kerajaan.

"Kau gila ya? " Adesya menatap ke arah Leandro garang

"Kau yang gila bukan aku! " balas Leandro

"Sudahlah, lebih baik kita turun sekarang " lerai Axel

"Tunggu! Seingatku saat di dalam mimpi kalian memiliki sayap. Kenapa tidak gunakan sayap saja untuk turun bukit? " saran Qansa

"Benar! Otakmu memang bisa diandalkan juga " sahut Larena

"Ck! Memangnya otakku ini otak apa, huh? " decak Qansa

"Otak kentang " balas Adesya

"Kau meminta kami untuk menggunakan sayap hanya untuk turun bukit? Energi kita bisa sia-sia jika seperti itu! " tukas Elpis

The Wings Of My Protective Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang