(19). Is This A Sign?

378 39 10
                                    


Tepat setelah keluar dari ruang OSIS meninggalkan Yeonjun yang masih terkapar di lantai karena nyeri itu, ketiga yeoja itu baru menyadari jika rapat itu berlangsung hampir 3 jam. Kini jam menunjukkan pukul 11.50 dan masih menyisakan waktu sekitar 25 menit untuk mata pelajaran terakhir, yakni mata pelajaran sejarah.

Ketiganya menyempatkan diri untuk ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Sungguh, antara lapar dan haus bercampur menjadi satu dalam diri.

Ketiganya memilih tempat yang berada di pojok kantin karena tempat tersebut sudah biasa mereka tempati.

"Kalian ingin pesan apa? " tanya Yoora pada kedua adiknya itu

"Terserah yang penting perutku tidak berdemo lagi " jawab Aera

"Untuk minumannya? " tanya Ara

"Aku kafein saja " jawab Aera

"Kebiasaan "

Sementara keduanya pergi untuk memesan, Aera lebih memilih memainkan handphone miliknya sambil mendengarkan lagu dari earphone miliknya.

Namun anehnya, lagu yang ia putar tak kunjung terdengar padahal sudah semenit yang lalu ia memutarnya, bahkan volume pun hampir full. Berulang kali ia memeriksa apakah ada yang salah tapi sungguh tidak ada yang salah sama sekali, bahkan earphone baru ia beli 3 hari yang lalu karena earphone sebelumnya rusak karena tangan ajaibnya padahal earphone itu baru dibeli 5 hari yang lalu.

"Tidak mungkin kan kalau earphone ku rusak lagi? Sudah terhitung ada 80 earphone yang kumiliki itu rusak bahkan ada yang hilang sebelah selama 2 tahun terakhir ini " monolognya

Hushh....

Tiba-tiba hawa disekitarnya terasa begitu menyeramkan, bahkan tangannya saat ini mulai berkeringat dingin dan jantungnya berdetak tak karuan.

"Ada apa ini? " tubuh Aera mulai bergetar saat tiba-tiba angin berhembus kearahnya

Ia edarkan pandangan nya ke arah siswa/siswi lain yang tengah menikmati makanannya namun Aera tidak menemukan keanehan sama sekali. Apa ia saja yang merasakannya?.

"Kita bertemu lagi... Hahaha "

Suara itu begitu mengejutkan Aera, suara tanpa sosok terdengar dengan jelas di earphone miliknya. Segera ia melepas earphone itu dan menatap sekeliling.

"Apa yang kau lihat... Santapanku... Hahahaa "

Sungguh, tubuhnya bergetar hebat saat ini dan jangan lupakan keringat terus mengalir dari keningnya serta tangan yang mulia berkeringat dingin.

"Siapa kau?! " cicit Aera

"Aku? Aku didepanmu "

Segera ia mengalihkan pandangannya ke depan namun sesuatu yang tidak diinginkan muncul walau hanya sedetik didepannya.

"AAAA!!! " teriakan tersebut mengalihkan pandangan seluruh manusia di kantin tersebut, bahkan Yoora dan Ara langsung berlari menuju Aera saat mendengar adiknya itu berteriak

Nafas tersengal-sengal, itu yang Aera rasakan saat ini. Barusan, ia melihat sebuah bayangan makhluk yang sangat menjijikkan di depan matanya walau hanya sedetik. Makhluk dengan mata berwarna merah padam, rambut acak-acakan, kuku panjang, telinga yang sungguh menjijikkan, tubuh berwarna hijau, dan taring yang begitu tajam muncul didepannya walau sedetik.

Sungguh, Aera sekarang merasa jauh dari kata baik, sesak di dadanya begitu terasa juga keringat dingin yang hampir membasahi seluruh tubuhnya. Hal ini selalu terjadi jika ia mengalami ketakutan berlebihan.

The Wings Of My Protective Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang