58.Akhir Bahagia

24.8K 1K 4
                                    

Hai!

Siap buat ending??
Takut ending nya ga sesuai ekspektasi:(

But hope you Like it!

Selamat membaca! Semoga suka

~••~••~

58. Akhir Bahagia

Setelah kejadian dipenjara dan beberapa minggu yang lalu kini Nara beserta Ayah, Bunda dan Ale berkumpul di ruang keluarga dengan hangat dan harmonis. Sudah lama Nara tak merasakan suasana ini. Ayah dan Bunda yang selalu bercanda, Nara yang menjadi bahan candaan nya dan Ale yang sesekali menimpali dan memakan cemilan nya dengan tenang.

"Ini beneran udah selesai ya masalahnya?" Nara tiba-tiba saja berhenti tertawa dan mengatakan hal yang sedari tadi ingin ia katakan.

Ayah, Bunda dan Ale yang tadinya tertawa langsung diam dan menatap Nara dengan tatapan yang tak terbaca. Ayah kemudian menarik Nara kedalam rangkulannya kemudian mengelua surai sang anak dengan lembut penuh kasih sayang.

"Udah cukup masalah yang buat kamu stres akhir-akhir ini kak. Semua udah selesai, semua udah berlalu. Ale udah disini sama kita, keluarga kita bisa kumpul lagi kayak gini." Ujar Ayah sembari terus mengelus kepala Nara dengan sayang.

Nara dalam rangkulan Ayahnya hanya tersenyum lalu ia merasakan ada rangkulan lain yang menyambutnya. Bunda dan Ale ternyata juga ikut memeluk Nara yang ada di rangkulan Ayah. Ini yang Nara rindukan beberapa minggu ini. Keharmonisan dan kehangatan keluarganya.

"Kamu sekarang gak usah mikir yang udah berlalu ya kak. Tau sendiri kan kamu itu gampang kepikiran. Luapin aja semua kekesalan kamu, marah, sedih ke Bunda, ke Ayah, ke Ale. Bunda tau kamu paling gak bisa pendem masalah kamu sendiri." Ujar Bunda mencoba memberi Nasihat kepada Nara.

"Tenang aja kak lo bisa berbagi apapun masalah lo sama gue kok. Sama kak Artha kan juga bisa. Gue lihat lo makin nempel aja sama tuh cowok." Celetuk Ale membuat Ayah dan Bunda tertawa. Nara pun juga tertawa mendengar Ale berkata demikian. Ale ini gampang sekali cemburu kepada orang yang disayanginya.

Ah ngomong-ngomong mengenai Artha, cowok itu sebentar lagi ada janji jalan-jalan bersama Nara. Sudah seminggu ini Artha terus mengunjungi Nara untuk menghibur kekasihnya itu. Artha mencoba membuat Nara melupakan kejadian kemarin dengan caranya sendiri.

ting tong

Ini dia yang baru saja dibicarakan. Pasti itu Artha. Bunda sampai hafal dengan jam Artha datang ke rumah. Mereka berempat yang semula berpelukan kini melepaskan diri masing-masing karena mendengar bel diluar. Agaknya tamu rutin mereka sudah datang.

"Tuh kan baru juga diomongin udah dateng aja anaknya." Ujar Ale dengan wajah menyebalkannya. Nara hanya terkekeh lalu segera berlari ke depan untuk membukakan pintu.

"Haii." Sapa Nara ketika melihat memang benar Artha lah yang datang.

Artha yang sedang duduk di kursi depan rumah Nara lalu berdiri dan langsung menarik sang kekasih untuk masuk kedalam pelukannya. Ah rasanya baru kemarin ia datang kesini tapi ia sudah rindu saja dengan gadis ini. Memang sedikit berlebihan kedengarannya.

"Kemana kita hari ini?" Tanya Nara mendahului Artha yang sudah siap membuka mulut akan bertanya hal yang sama. Artha lalu terkekeh mendengar hal itu. Ia lalu mencubit gemas hidung dari gadis didepannya ini.

"Itu kan yang mau kamu tanya? aku sampai hafal tau. Buat hari ini kita di rumah aja ya? di halaman belakang. Ayah sama Bunda mau keluar soalnya." Ujar Nara. Artha hanya mengangguk saja tak keberatan dengan hal itu. Ia akan menuruti apapun yang Nara akan lakukan hari ini. Hal ini ia lakukan hanya untuk Nara seorang.

"Oke ayo kebelakang." Dengan riang Nara menarik tangan Artha ke taman belakang. Banyak hal yang ingin ia lakukan di taman belakang hari ini. Ia sudah menyiapkan apa yang ia ingin lakukan di taman belakang.

Saat Nara dan Artha sudah sampai di taman belakang, Artha dibuat heran dengan banyaknya makanan mentah dan alat barbeque yang ada disana. Oh ini alasan Nara bersikeras tak ingin ia ajak makan diluar hari ini. Ya, Artha sempat mengajak Nara untuk makan diluar tadi sebelum ia berangkat kesini dan gadis itu menolak dengan alasan ingin dirumah saja.

"Ayo kita barbeque an!!!" Ujar Nara dengan riang membuat Artha tak bisa menahan senyumnya lagi. Ia merasa hidup saat melihat senyum lebar Nara. Semua akan ia lakukan untuk melihat senyum itu.

*****

Setelah kegiatan yang mereka lakukan tadi, kini Artha dan Nara sedang berada di kamar Nara dengan series Netflix di depan mereka. Nara meminta Artha untuk menemaninya menonton. Tentu saja Artha akan berkata iya.

"Aku bersyukur banget deh bisa punya kamu." Ujar Nara dengan tiba-tiba.

Artha yang sedang merangkul Nara menatap gadis itu dari samping dengan senyumannya. Seharusnya ia yang mengatakan hal itu. Ia yang sangat beruntung memiliki Nara.

"Harusnya aku yang bilang gitu sama kamu. Kamu buat aku tau apa itu cinta, apa itu kebahagian. Hidup aku jadi berwarna semenjak aku sama kamu. Jangan pernah pergi dari aku ya?" Artha mengecup pelan kepada Nara yang ada di dadanya. Nara mendongak menatap Artha di atasnya. Ia merasa ingin menangis saat ini juga. Artha sungguh membuat dirinya merasa berharga dan spesial.

"Aku juga beruntung banget punya kamu. Aku gak akan pernah pergi dari kamu sampai kamu yang minta aku buat pergi dari kamu." Nara terus menatap Artha dengan senyumannya. Artha pun sama, ia banyak tersenyum hari ini.

"I love you Ra." Artha menatap Nara semakin dalam membuat Nara merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Jarang sekali Artha mengatakan hal ini kepadanya.

"I love you more."

Tatapan mereka semakin dalam hingga keduanya sama-sama merasakan jantung mereka berdebar kencang. Artha memikirkan sesuatu dikepalanya kini. Namun ia masih ragu melakukan hal itu. Takut-takut Nara tak menyukainya.

"Ra...Can-" Belum sempat Artha menyelesaikan kalimatnya Nara terus mendekat ke wajahnya. Artha tau apa yang seharusnya ia lakukan. Dengan jantung yang semakin berdebar Artha mengecup bibir Nara singkat. Artha menjauhkan wajahnya menatap Nara yang sudah memerah padam. Sungguh ini baru pertama kali banginya. Ternyata tak seburuk yang ia pikirkan.

Dengan perlahan ia kembali mendekatkan wajah mereka. Namun,

"ah maaf-maaf lanjutin aja bro."

Sial! Ale merusak semuanya.

****
*
*
The End






gimana endingnya?
semoga sesuai ya!
sorry kalau ending dan cerita nya gak sesuai sama apa yang kalian imajinasiin ya!
buat scene terakhir sebenernya ragu mau kasih itu tapi aku coba beraniin heheheheh.

thank you ya udah baca cerita ini sampai akhir.

bye!! selamat bertemu di cerita lain ya! (kalo ada) hehehehe

masih ada epilog kok tenang aja!




Arthaya [Open Pre Order]Where stories live. Discover now