17.Nara Baper!

50K 3.3K 107
                                    

Haiiii

Ada yang nunguin gak nih? Hehe



Happy readingg

Selalu mengingatkan jangan lupa Vote and Comment yaa

Enjoy!
•~•~•~•~•~•~•~•~•

17.Nara Baper!

    Nara kini tengah menunggu Artha di parkiran sekolah dengan resah. Setelah mendapat kabar dari Kana jika Syifa tidak masuk sekolah karena kemarin sempat di sekap oleh Artha. Dari mana Kana tahu? Tentu saja dari Gara karena Kana dan Gara sedang ehm PDKT.

"ada apa?" suara bas itu membuat Nara mengalihkan pandangannya.

"ngapain di sini?" tanya orang itu sekali lagi.

"kakak apain kak Syifa?" tanya Nara dengan wajah datar nya kepada Artha.

"kenapa?" bukannya menjawab Artha malah balik bertanya membuat Nara geram.

"kakak apain kak Syifa?!" Ulang Nara dengan penuh penekanan.

"gak seberapa" jawab Artha santai.

"kakak apain aja dia?" tanya Nara lagi.

"cuma di patahin tangannya" jawab Artha lagi-lagi dengan santai. Nara membelalakkan matanya. Apa dia bilang? Cuma? Cuma di patahin tangannya? Gila!

"dia itu cewek kak!" bentak Nara kesal.

Wow hanya Nara yang berani membentak Artha seperti ini! Hebat!

Artha memutar bola matanya malas. Siapa suruh mencari masalah dengannya? Tak perduli mau cewek kek cowok kek Artha ya Artha tak pandang bulu saat menghukum orang. Artha tak menghiraukan perkataan Nara barusan. Ia berjalan melewati Nara menuju motornya. Eits tak lupa ia menarik Nara untuk pulang bersama nya. Namun tak berselang lama tangannya di hempaskan dengan kasar oleh gadis di depannya ini.

Artha menaikkan sebelah alisnya heran.

"kenapa?" Artha kembali menarik Nara untuk mendekat ke arahnya. Namun sama tetap di hempaskan.

"lepas! Jangan pegang pegang!" sentak Nara sambil memelototkan matanya dan melipat tangannya di depan dada.

"ayo pulang" Artha menyerahkan satu helm yang ada di motornya kepada Nara.

"pakek" suruh Artha namun masih tak di hiraukan oleh Nara. Artha menghembuskan nafasnya pelan lalu maju s mendekati Nara membuat Nara reflek mundur ke belakang.

"jangan deket-deket!" ujar Nara. Hal itu tak membuat Artha mundur ia malah semakin mendekat ke arah Nara. Ia menahan pinggang Nara agar tak mundur lagi lalu memakaikan helm tadi di kepala Nara. Sontak Hal itu membuat pipi Nara bersemu merah. Pliss deh Nara baper!

Setelah itu Artha menarik tangan Nara agar mengikutinya. Nara mencoba bersikap biasa saja setelah apa yang di lakukan Artha tadi. Setelah sampai di depan motor Artha segera menaiki motornya dan memasang helm fullface di kepalanya.

"naik!" suruh Artha tak terbantahkan. Namun Nara ya Nara gadis yang keras kepala. Ia tetap diam dengan melipat tangannya di depan dada. Dasar Nara tadi aja baper! Sekarang sok sokan ngambek!

"gak mau!" ujar Nara ketus. Ia masih kesal dengan Artha yang seenaknya menghukum Syifa dengan keterlaluan menurut Nara. Meski Syifa pernah menyakitinya, Nara juga merasa kasihan apalagi sampai patah tulang.

"naik sendiri atau gue gendong?" tanya Artha pelan namun penuh penekanan.

"ish!" mau tak mau Nara pun akhirnya naik ke atas motor Artha dengan terpaksa. Ingat itu dengan TERPAKSA!

Artha tersenyum tips di balik helm nya. Menurut Artha Nara jadi semakin cantik saat ngambek seperti ini. Duh pingin bawa pulang!

Setelah merasa Nara sudah duduk dengan benar di motornya, Artha segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang ke rumah gadisnya. Haha terdengan konyol bagi Artha tapi Artha suka sebutan itu.

Artha mengambil tangan Nara yang berpegangan di sisi jaketnya dan meletakkannya untuk melingkar di perutnya. Setelah itu ia mengelus tangan Nara dengan lembut.

Nara merasakan jantungnya seakan ingin copot saat Artha melakukan hal tadi. Aduhh!! Nara melting

Sejujurnya ia mulai menyadari perasaan aneh yang dirasakannya akhir-akhir ini kepada Artha. Tapi ia takut, ia takut perasaan nya tak terbalaskan. Ia takut jika Artha hanya menganggapnya sebagai teman. Ia takut suatu saat nanti akan merasakan yang namanya patah hati. Tapi ia tak mau kalah sebelum berjuang seperti apa yang Kana katakan. Nara harus apa?

"masih mau di sini?" tanya Artha membuyarkan lamunan Nara.

"eh" Seketika Nara melepaskan tangannya dari perut Artha membuat Artha terkekeh pelan. Lucunyaaa

Nara turun dari motor Artha dengan hati-hati lalu melepaskan helm di kepalanya dan menyerahkannya kepada Artha.

"enak banget ya meluk gue sampek gak sadar kalo udah sampe?" goda Artha membuat Nara membelalakkan matanya. Enak saja! Tapi memang benar sih nyaman.

"dih apaan gak ya!" elak Nara dengan pipi nya bersemu merah.

"udah sana pulang" usir Nara membuat Artha lagi-lagi terkekeh.

"oke gue pulang. Tapi inget satu hal kalo ada yang nyakitin lo lagi, orang itu bakalan habis di tangan gue ra. Gue gak akan biarin siapa pun nyakitin lo. Dan gue gak akan biarin siapapun rebut lo dari gue! Lo milik gue! Inget itu" ujar Artha sebelum melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Nara.

Nara hanya mematung di depan rumahnya setelah Artha pergi dari sana. Kata-kata Artha masih terngiang di telingannya.

Lo milik gue!

Gue gak akan biarin siapapun nyakitin lo!

Gue gak akan biarin siapapun rebut lo dari gue!

Nara mengelengkan kepalanya mencoba menghilangkan perkataan Artha barusan. Ia berjalan masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang campur aduk.

'Sebenarnya kita ini apa kak?' batin Nara lirih.

•~•~•~•~•~•~•~•~•
To be continuee



Selalu ingetin Vote and Comment nya jangan lupa yaa!!

Hm bau bau konflik niii:v

Spam next buat part selanjutnyaa

See you in next chapterr❤❤

   

Arthaya [Open Pre Order]Where stories live. Discover now