3. Mekanisme dan Reaksi

483 159 11
                                    

Mungkin kau pikir selama ini aku terganggu karena Bayu. Bisa saja kau berpikir begitu setelah membaca cerita Sepuluh Ribu Senja, bisa saja kau menilai Bayu pemaksa. Namun enggak, sebab pada kenyataannya kalau kupikirkan itu normal-normal saja. Ketika kau punya keinginan bukannya kau bakal pakai cara satu dan cara dua atau bahkan cara selanjutnya supaya bisa mendapatkannya? Begitu pula dia.

Kau harus tau bahwa posisiku dan Bayu bahkan sebagai bukan apa-apapun rasanya jadi aneh karena kau tau itu semua ada campur tangan Mama dibaliknya. Enggak, bukan yang gimana-gimana, yang biasa saja, tapi kau tau lah bagaimana Mama.

Bayu: Oke kalo begitu

Aku merasa lega namun agak aneh juga. Sebab biasanya siapapun yang mengajakku pasti bertanya kalau aku menolak, setidaknya satu kali. Bukan aku sengaja ingin ditahan dan ditanya itu ini.





Sampai pada satu ketika ada kesempatan buat bertemu, aku memberanikan diri bertanya. Kutanya kenapa dia gak nanya setelah kujawab gak mau.

"Ya 'kan kamu gak mau. Itu juga jawaban. Saya harus nanya apa lagi?" begitu dia bilang.

"Kenapa gak maksa?" kutanya, sengaja.

"Saya menghargai kamu. Saya juga gak mau ini jadi kesenangan saya aja." jawabnya. "'Kan saya maunya kamu seneng sama saya."

Aku diam. Ini pertama kalinya lagi kami bertemu selama hampir satu bulan setelah Bayu gak menghubungiku lagi.

"Lagi sibuk ya?" kutanya.

Dia mengangguk, "Iya. Ada yang lagi dikerjain."

"Oh."

"Kamu sibuk-"

"Sibuk." potongku.

"Oh? Oke."

Perasaanku campur aduk, dia biasanya ada hampir setiap hari. Lalu tiba-tiba hilang. Seenggaknya kasih tau aku, dong. Jadi aku gak mengira-ngira dan gak enak hati.

"Kok gak ngasih tau?" kutanya.

"Ngasih tau apa?"

"Kamu sibuk."

"Oh, itu... Saya kira kamu juga sibuk, dan betul sibuk 'kan?"

Ya, betul, sih, tapi, maksudku bukan itu.

"Maaf-"

"Maaf." potongku.

"Kenapa?"

"Saya gak yakin bisa." kataku.

Alisnya bertaut, "Bisa apa?"

"Menyayangi orang lain selain diri saya. Untuk saat ini, gak tau lusa."

Sebetulnya sejak hari itu aku merasa baik-baik aja kayaknya kalau aku mau dia bantu. Aku rasa aku bisa percaya, diluar bahwa aku masih sulit buat punya perasaan yang sama dengannya.

Aku tidak akan bisa mencintai Bayu. Lebih tepatnya aku tidak akan bisa mencintai Bayu seperti yang pernah kulakukan kepada seseorang di masa lalu.

Menjadi BaikWhere stories live. Discover now