Hinata berjalan-jalan sambil sesekali tersenyum kepada warga yang menyapanya. Dia hendak pergi menuju kantor Hokage untuk membahas diplomasi yang dia urus dengan 'sahabat' baru-nya kemarin.
Langkahnya terhenti ketika dia menangkap siluet laki-laki dengan rompi Chunnin yang berjalan malas, Hinata tersenyum. Dia mempercepat langkahnya, kemudian menepuk pundak laki-laki itu.
"Nani?" Pertanyaan bernada malas itu keluar, membuat Hinata mendengus.
"Kau tidak kaget?" Tanya Hinata kesal.
"Chakramu terasa dengan jelas, Hyuuga Hinata." Laki-laki itu berkata sambil menguap lebar.
Hinata kembali mendengus, "Setidaknya berpura-puralah kaget, Nara Shikamaru." Ucap Hinata penuh penekanan.
Shikamaru terkekeh pelan, wanita memang merepotkan. Dan sepertinya Hinata akan masuk kedalam Top 3 di list Shikamaru.
"Oh, iya!" Hinata menoleh dan menatap Shikamaru tanya, "Kau ada acara apa Minggu kemarin?" Hinata bertanya sambil menyusul Shikamaru yang langkahnya lebih lebar.
Shikamaru melirik dari ekor matanya, "Kau tahu darimana?"
"Tsunade-sama yang bilang, kau tidak tahu? Aku yang menggantikanmu sebagai perwakilan diplomatik." Ucap Hinata lugas.
Shikamaru menghentikan langkahnya, dia sedikit terkejut karena tidak ada pemberitahuan apapun sebelumnya tentang penggantinya. Yang dia tahu, diplomasi antar desa semakin membaik yang itu artinya pertemuan kemarin berhasil.
"Ada apa?" Tanya Hinata bingung.
Shikamaru menggeleng sambil sedikit berlari kecil, "Tidak ada."
"Jadi, kau ada acara apa?" Hinata bertanya lagi.
"Tidak ada, hanya rapat yang membahas tentang tugasku sebagai kepala klan suatu hari nanti." Jawabnya dengan nada malas.
"Berarti tidak terlalu penting?" Hinata bertanya dengan tangan terkepal dan raut wajah yang mulai kesal.
"Ya, itu hanya berlangsung selama empat hari. " Hinata menggeram, jadi dia ditipu 'begitu?
"Maa~ maa~ sebaiknya kau menjaga emosimu." Ucap Shikamaru.
"Aku bukan Tsunade-sama, jangan khawatir. Lagipula dengan kekuatan dan kemampuanku yang sekarang, aku tidak akan bisa menghancurkan kepala nanasmu itu!" Ucap Hinata sarkastik.
"Aku tahu... lagipula kau tidak akan mendapat keuntungan apapun dengan membunuhku."
"Mendoksei~"
Hinata mendengus mendengarnya, lebih baik dia diam. Atau Nara dengan 200 IQ ini akan memojokkannya.
Hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan sampai mereka tiba di Kantor Hokage. Jika orang lain melihatnya pasti akan langsung berkomentar bahwa mereka canggung, padahal yang sesungguhnya mereka merasa nyaman dengan situasi seperti ini. Rasanya tenang, dan mereka tidak canggung sama sekali.
****
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Hinata sambil menunjukkan berkas dalam map biru.
"Ini kesepakatan yang bagus." Tanggapnya malas.
"Lalu bagaimana dengan pajak dan segala macamnya?" Sambung Shikamaru bertanya.
"Kami sudah membahas tentang pajak, pihak Sunagakure akan membayar pajak sesuai dengan apa yang mereka terima. Jadi kita harus mengurusnya dengan baik." Ucap Hinata sambil menulis pada buku-nya.
Shikamaru mengangguk.
~~Sugar~~
-Shikamaru-

YOU ARE READING
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...