Hinata berlari dengan cepat, Byakugannya mengikuti pergerakan 2 orang serta 3 orang yang jaraknya sekitar 40 meter didepannya.
"Akatsuki itu... Awas saja!" Hinata menggeram kesal.
*****
Mendekati posisi Hinata melihat Fuu dan dua rekannya dengan dua anggota Akatsuki yang bisa langsung dia kenali. Duo monster kesukaan Hinata atau Mahiru(?), Intinya karakter antagonis kesukaannya, Hidan dan Kakuzu.
Hinata melompat dengan tangan mengepal, dia menyalurkan chakra pada kepalan tangannya dan mengarahkannya pada Hidan. Hidan terlempar beberapa meter dan menabrak dinding tebing dengan keras.
Hinata mendecih pelan sambil menatap kearah Hidan yang masih meringis sambil terduduk, lalu beralih menatap Kakuzu dengan tajam.
"Apa yang kalian inginkan?" Tanya Hinata dengan wajah yang dibuat se-santai mungkin.
"Mereka ingin menangkap Fuu." Bukan salah satu dari dua anggota Akatsuki yang menjawab, tapi salah satu rekan Fuu.
Hinata mengangguk-angguk, "Aa... Kalian mengincar Bijuu rupanya.."
"Menyingkirlah, bocah. Kau bisa mati." Suara Kakuzu yang terkesan datar dan serak membuat Hinata sedikit merinding.
Hinata mengendalikan air mukanya dan menatap Kakuzu dengan tatapan main-main khas miliknya, "Begitukah? Aku sudah pernah mati sebenarnya, jadi itu bukan masalah besar untukku."
Hinata tidak melihatnya tapi dia merasakan bahwa dua orang rekan Fuu terkejut dengan perkataannya. Dia mengacuhkannya dan kembali fokus kepada Kakuzu didepannya.
Hinata tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa merasakan jika Kakuzu sedang menyeringai mengerikan dibalik maskernya.
"Menarik," Hinata tersentak ketika dia melihat sebuah benang menuju kearahnya dengan cepat, reflek dia melompat kesamping sambil menarik Fuu yang berada dibelakangnya.
"Serangan tiba-tiba, ya?" Hinata berucap sambil tersenyum miring, lalu ber-shunshin kebelakang Kakuzu dengan kepalan tangannya.
Kakuzu menahannya, dia memutar tangan Hinata cepat, sesuai rencana, Hinata menendang lutut Kakuzu keras lalu berbalik dengan tangan yang masih ditangkap oleh Kakuzu dan memukulkan telapak tangannya kearah jantung Kakuzu.
"Tepat sasaran." Ucapnya sambil melompat menjauh dan mendekati Fuu.
"Dia mati, untuk kali pertama." Hinata menjelaskan dengan singkat, matanya beralih menatap Hidan.
"Hebat! Hebat! Hahaha! Jashin-sama akan sangat bahagia jika dia mendapatkan darahmu!" Hidan membasahi bibirnya dengan lidahnya.
Hinata bergidik ngeri, "Orang gila."
Membaca pergerakan Hidan, Hinata mengeluarkan kunai dan menahan sabit dengan tiga mata pisau itu. Mengetahui batasannya, Hinata memilih untuk melompat mundur dan menjauh sambil melemparkan kunai dengan kertas peledak ke sekelilingnya.
Hinata menoleh sedikit, "Kalian, menyingkirlah." Ucapnya sambil menatap Fuu dan rekannya.
"Hinata! Aku akan membantu!" Mendengar itu Hinata dengan cepat menoleh, "Bantu aku jika kupanggil, pergilah!" Hinata tersenyum hangat pada Fuu.
Fuu mengangguk, "Baik. Semangat!" Hinata hanya tersenyum tipis tanpa menatap Fuu.
Melakukan segel tangan, ledakan dari Kunai-kunai itu memenuhi tempat, Hinata dengan cepat menekan chakranya dan melompat menuju tempat untuk bersembunyi sejenak.
Dia melakukan segel tangan ketika melihat Kakuzu mulai bangkit, Byakugannya memperhatikan pergerakan chakra dari Kakuzu dan Hidan.
"Dasar makhluk immortal aneh sialan!" Gumamnya ketika melihat aliran darah serta Chakra Hidan yang aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...