EXTRA PART

2.2K 103 7
                                    

Suara gemercik air sayup-sayup terdengar di telinga Keysa berbarengan suara deru pendingin ruangan yang menggema. Ia masih bergulung bersama selimut di atas ranjang empuknya. Sama sekali ia tidak merasa penasaran tentang suara air itu. Baginya saat ini melanjutkan tidur lebih penting ketimbang apapun. Tubuhnya terasa sangat lelah dan berat di gerakkan.

Keysa sedikit mengintip malas dari balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Tak ada siapapun di sekitarnya. Namun, suara air yang mengalir itu masih saja terdengar.

Hujan pikirnya.

Keysa memejamkan matanya lagi. Tak berselang lama ia menggerakkan badannya meliuk ke kanan ke kiri dan melakukan peregangan sambil mengerang puas.

Tunggu. Ini bukan kamar nya. Interior kamar ini. Keysa tersentak dan langsung membuka matanya lebar-lebar. Kamar ini tidak asing. Benaknya tidak mencetuskan jawaban atas teka-teki ini. Nyawanya bahkan masih setengah menerawang.

Keysa celingukan bak orang linglung. Namun ia tak menemukan hal yang mencurigakan. Keysa menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Ia tidak sadar hanya mengenakan setelan piyama tipis. Hal itu membuatnya sontak memeluk tubuh seolah ada yang ingin menyentuhnya.

Kaki berbalut kaus kaki putih itu merangkak turun dan berjalan berjinjit ke arah sumber suara. Seiring langkahnya, Keysa tak bisa menimbulkan suara dan menahan nafasnya.

Ada seseorang di toilet. Siapa itu?

Tiba-tiba saja pintu toilet terbuka. Detik berikut nya Keysa setengah terlompat kaget mendapati Nelsen keluar dari sana mengenakan baju mandi.

"Good morning." ucapnya girang sambil hendak memeluk Keysa.

Keysa spontan mundur. Bola matanya bergerak naik turun menatap Nelsen.

"Kamu?"

"Kenapa, Sayang?"

Nelsen mendekati Keysa dan langsung memeluknya erat.

"Tidurmu nyenyak?"

"Iya. Nyenyak." sahut Keysa gugup.

"Kamu masih kaget ya?"

"Hmm. Kurasa iya."

"Apa aku perlu memperbesar foto-foto itu dan taruh di depan sana biar setiap bangun pagi kamu nggak kaget lagi?"

"Hah?"

Keysa melepaskan pelukan Nelsen. Memandang sekeliling kamarnya. Perlahan namun pasti, setelah sadar gadis itu menepuk keningnya sendiri. Dasar tolol!

Disana, di atas nakas, di dinding dan bahkan di atas meja panjang berderet foto-foto pernikahan mereka dengan berbagai ukuran dan pose.

Nelsen terkekeh sambil mengangkat bahunya.

"Maafin aku, Sayang." Keysa segera menyerbu Nelsen lagi.

"I love you." sahut Nelsen.

Keysa mendongakkan kepalanya dan langsung mendapat paket senyuman dan tatapan hangat yang mendebarkan dada.

"I love you too. Maafin aku ya."

Nelsen mengangguk santai sambil membelai lembut rambut Keysa.

"Padahal udah setahun sejak pernikahan kita tapi kenapa aku masih sering kebangun dan seolah nggak ingat kalau kita udah nikah." jelas Keysa sedih.

"Kamu masih belum terbiasa, Sayang. Nggak apa-apa nanti juga terbiasa. Mungkin besok aku akan bangun setelah kamu. Dengan begitu kamu nggak akan kaget karena aku masih di samping kamu." saran Nelsen.

"Aku aneh ya?"

Keysa memajukan bibirnya seraya menunjukan wajah kecewa yang justru membuat Nelsen merasa gemas, tak tahan dan akhirnya mencium keningnya.

"Aku sayang kamu." Nelsen mengecupnya lagi.

"Iya tapi aku aneh." keukeuh Keysa.

"Siapa yang bilang?" Nelsen mengecupnya lagi.

"Bilang aja aneh. Aku tau kok. Aku nggak akan marah juga." Keysa membuang muka ke arah lain.

Nelsen tertawa kecil melihat aksi merajuk Keysa yang amat menggemaskan itu. Nelsen menarik dagu Keysa dan dalam gerakan cepat ia menempelkan bibirnya di bibir Keysa. Tak sampai sedetik dan itu benar-benar cepat.

"Aku mau pakai baju. Kamu mau mandi atau tetap disini?"

"Nelsen!"

Sedetik kemudian tawa Nelsen pecah kala melihat raut wajah Keysa yang berubah sinis seketika akibat candaannya.

****

Nelsen dan Keysa jalan berdampingan sambil melihat-lihat seisi baby shop yang mereka datangi. Kabar kehamilan Mumu baru tadi malam sampai ke mereka namun antusias Keysa begitu ingin cepat-cepat memberikan kado untuk bayi Hanan dan Mumu. Padahal Mumu sudah menunjukkan hasil foto usg bayi nya yang masih sebesar rambutan.

Perhatian Keysa jatuh pada bagian pernak-pernik bayi laki-laki yang amat menggemaskan. Mulai dari baju, sepatu, gendongan, dan peralatan makan nya lengkap. Keysa mengeram gemas sambil mengambil salah satu sepatu yang tersusun di rak.

"Lucu banget ya. Jadi pengen beli juga." Keysa menyodorkannya ke Nelsen.

"Iya. Tapi perlengkapan bayi perempuan lebih lucu kan." sahutnya sambil menaruh kembali sepatu itu ke tempatnya.

"Entah kenapa aku yakin banget kalau anak Mumu itu cowok. Mungkin karena aku nggak punya saudara cowok ya." Keysa mengernyitkan dahinya.

"Oh iya? Semua anak itu sama aja. Cuma tantangan mengurusnya yang beda-beda." jelas Nelsen selaku orang yang berpengalaman.

"Pantesan aja mereka pengin punya anak kembar ternyata baju-baju nya aja lucu gini. Pengin beli buat bayi cowok eh taunya cewek. Kalau kembar kan adil." Keysa terkekeh pelan.

Nelsen merangkul dan mendekatkan mulutnya ke telinga Keysa.

"Kita juga bisa kok punya anak kembar." bisik Nelsen.

"Apa?"

"Aku serius. Aku juga pengin punya anak kembar."

"Kamu ini ngomong apa sih, Nelsen."

"Memangnya kenapa?"

"Eih, tapi kita kan udah punya Nasya"

"Kamu kan tahu Nasya selalu bilang kesepian karna nggak ada temen main. Kalau dia punya adik kembar bayangin deh gimana senangnya dia."

"Iya tapi kan..."

"Tenang, Sayang. Kamu cuma perlu melahirkan. Aku yang akan membesarkan mereka."

"Ngasuh anak kembar itu nggak mudah, Nelsen."

"Aku tau. Makanya aku yang akan membesarkan mereka. Pepatah lama yang bilang banyak anak banyak rejeki itu masih berlaku di jaman sekarang ini." tambah Nelsen dengan entengnya.

"Iya...tapi kan...ayo kita pilih hadiah untuk bayi Mumu dulu. Kita bicarakan soal bayi kita nanti."

Nelsen terus berkoar-koar tentang anak kembar sampai membuat Keysa malu. Beberapa pasang mata melihat mereka seraya tersenyum gemas. Keysa mempercepat langkahnys berusaha menjauhi Nelsen.

"Berarti kamu setuju ya kita punya anak kembar." pekik Nelsen tanpa memperdulikan sekitarnya.




-TAMAT-

Keysen Donde viven las historias. Descúbrelo ahora