42. Hai Keysa?

1.1K 72 2
                                    

Hari ini sudah genap satu minggu setelah Keysa terakhir bertemu Nelsen. Semenjak malam selepas hari perayaan selesai mereka kembali ke rumah masing-masing dan disitulah akhir pertemuan Keysa dengan Nelsen. Sekarang ia belum sama sekali mendapat kabar dari Nelsen.

Barang sekali pun satu sms yang memberitahukan kalau keadaan Nelsen baik-baik saja. Hanya itu yang Keysa inginkan. Bahkan Keysa tidak tahu apa-apa lagi tentang Nelsen. Seolah mereka telah putus kontak.

Gadis itu duduk di ruangan tengah rumahnya seraya menekuk kedua kakinya. Keysa memandangi layar ponselnya sambil meneguk segelas jus jeruk yang tinggal setengah di gelasnya. Suasana rumah yang sepi dan ditemani hati yang sedang gelisah pula. Lengkap sudah.

Ingin sekali rasanya menghubungi Nelsen lebih dulu tapi Keysa takut nanti malah menganggu. Bisa jadi Nelsen memang sengaja melakukan itu untuk menyelesaikan semua pekerjaannya dan setelah itu Nelsen akan datang tiba-tiba memberikan kejutan manis untuk Keysa. Iya, Keysa hanya perlu membayangkan itu saja.

Setelah jenuh memandangi ponsel yang tak kunjung menunjukan notifikasi, Keysa pun akhirnya bangkit dan beranjak ke kamarnya. Meninggalkan ponsel dan gelas sisa jus jeruknya di atas meja.

"Apa Nelsen lagi sibuk banget ya? Sampai selama ini nggak ada ngasi kabar."

"Ehm, kayaknya cuti dua hari itu bagi dia kayak sebulan. Yah, mungkin kerjaanya lagi numpuk." Keysa mencoba mengerti.

Keysa menarik selimutnya sampai batas dada. Kedua tangannya dilipat sembari memandangi langit-langit kamarnya membayangkan apa yang saat ini sedang Nelsen kerjakan disana.

Baru saja akan memejamkan mata, suara ketukan pintu dari luar sukses membuat kelopak mata Keysa terbuka lebar. Bola matanya berputar mencoba mendengar sekali lagi suara ketukan samar itu.

Tok tok tok

Benar rupanya. Keysa secepat kilat bangkit dari tidurnya menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Tanpa berpikir mungkin saja itu orang iseng, gadis yang sedang merindu itu pun buru-buru berlari ke arah pintu depan. Sebelum itu Keysa menyempatkan diri merapikan wajah dan rambutnya. Ia yakin apa yang ia harapkan akan terkabul. Ini dia! Nelsen datang di larut malam dan memberikan kejutan padanya.

Keysa menarik nafas dalam seraya menetralkan suasana gembira hatinya yang meledak-ledak di dalam sana. Ia sudah tidak sabar ingin langsung berhambur memeluk Nelsen begitu pintu itu ia tarik terbuka.

Cklek!

Pintu terbuka. Keysa melebarkan senyumnya sembari menarik semangat gagang pintu. Perlahan pintu pun terbuka setengah menampakkan sebelah bahu orang di luar sana. Dan...

Senyum Keysa perlahan-lahan menurun menampakkan wajah datarnya. Tubuhnya membeku di tempat. Ia tak bisa berkata-kata. Lebih tepatnya tidak bisa menyangka apa yang baru saja ia lihat ini. Keysa malah berharap sekarang ini ia sedang bermimpi.

Orang itu mengikuti Keysa masuk ke dalam rumah takut-takut. Keysa langsung menghempaskan tubuhnya di sofa dan langsung menyalakan tv.

"Kalo mau datang bilang-bilang kek, Mu. Bikin orang kaget aja." cerca Keysa kesal.

Ternyata yang datang bukanlah pangeran yang dirindukan Keysa melainkan sahabat baiknya. Mumu. Gadis itu datang membawa cemilan malam martabak telur isi daging kesukaan mereka berdua.

"Loh emangnya kenapa?"

"Ya kalo gue tau lo yang datang kan gue nggak perlu lari-lari kek orang gila demi bukain lo pintu!" umpat Keysa memajukan bibirnya.

Mumu mendesis kasar sambil menatap Keysa jeli. Mumu beralih mengambil duduk di ujung sofa menghadap Keysa.

"Lo lagi nungguin Nelsen?" tanya Mumu yang jelas tahu akan hal itu.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang