13. Canggung

2.4K 159 0
                                    

Keysa menoleh tipis ke belakang memastikan Nelsen mengikuti nya masuk ke dalam rumah.

"Silahkan, pak." katanya saat pintu rumah sudah terbuka.

"Oh iya terima kasih." Nelsen pun melepas sepatunya mengganti dengan sandal rumah yang di sediakan.

Keysa menutup pintu kemudian menyusul Nelsen yang sedang berdiri di ruang tengah. Nelsen menebar pandangannya keseluruh ruangan di rumah Keysa. Rapi. Bersih. Batinnya takjub.

Untung udah dibantuin bunda beres-beres tadi. Kalau nggak mati gue!

"Silahkan duduk, pak. Oh iya kamar mandinya di sebelah sana, pak."

"Oh iya." jawab Nelsen canggung.

Nelsen buru-buru beranjak ke kamar mandi seperti memang sudah tidak tahan lagi. Sebelumnya, Nelsen kembali lagi karena ada 2 map yang lupa ia berikan pada Keysa. Kebetulan pula itu merupakan map yang sangat penting jadi ia harus segera memutar balik saat itu juga.

Tapi sayangnya, saat memberikan map itu pada Keysa dipinggir jalan dekat mini market tadi. Kemeja bagian bahu Nelsen malah kejatuhan sesuatu dari atas pohon. Kotoran burung. Mirip.

Jadi terpaksa ia harus meminjam kamar mandi Keysa untuk membersihkan kotoran yang singgah di kemeja nya itu. Dengan berat hati Nelsen memberanikan diri masuk ke dalam rumah gadis itu.

Setelah memastikan pintu kamar mandi Keysa terkunci dengan aman. Nelsen menghentakkan kedua tangan nya di pinggiran wastafel sambil menatap lurus pantulan dirinya di kaca. Sedetik itu ia menghela nafas kuat. Nafasnya mendadak tak beraturan dan ia merasakan tenggorokan nya tercekat sesuatu yang tak terlihat.

"Hah! Rasanya jantungku mau lepas." ujar Nelsen shock.

"Tapi kenapa dia santai banget?"

"Apa cuman jantung ku yang berdebar?"

Nelsen memegangi dadanya seraya menoleh tipis ke pintu kamar mandi seolah ada Keysa disana. Begitu ia menginjakkan kakinya di rumah Keysa darah setuju d tubuhnya memanas dengan hebat.

"Kenapa aku malah masuk kerumahnya. Sial!" umpat Nelsen sambil meremas rambutnya.

Ia menangkupkan tangannya menampung air dari keran wastafel lalu membasuh kemejanya yang terkena kotoran burung itu. Bukannya bersih noda malah itu semakin melebar dan basah.

Keysa meletakkan sebuah kemeja pria di atas meja untuk dipakai Nelsen nanti. Ia yakin Nelsen pasti tidak akan betah mengenakan baju kotor begitu. Untung saja ia ada menyimpan kemeja ayahnya dirumah. Walaupun tidak sebagus punya Nelsen. Tapi lumayan bisa dipakai sementara.

Keysa menoleh lagi ke pintu kamar mandinya. Apa terjadi sesuatu di dalam? Kenapa Nelsen lama sekali keluar dari sana.

"Udah selesai, pak? Saya ada baju ganti buat bapak." ujar Keysa sambil mengetuk pintu.

"Iya sedikit lagi." jawab Nelsen sangat pelan.

Keysa pun memilih pergi ke dapur membuatkan minuman sembari menunggu pria itu selesai membersihkan kemejanya.

Tak lama kemudian, Nelsen pun membuka pintu dan melangkah keluar. Ia menoleh ke kanan ke kiri mencari keberadaan Keysa. Matanya berhenti mencari saat ia mendapati gadis itu ada di dapur.

"Oh udah siap, pak? Itu bajunya saya taruh di atas meja. Pake itu aja dulu pak buat sementara." tunjuk Keysa dari dapur.

"Iya baik." kata Nelsen memungut kemeja itu lalu kembali ke kamar mandi.

Segelas teh hangat Keysa letakkan di atas meja didepan Nelsen. Pria itu nampak semakin mempesona memakai kemeja cokelat susu berlengan panjang milik Tuan Herman. Sedikit usang memang karena itu sudah lama sekali. Jika dikenakan Nelsen nampak seperti memang itu kombinasi warna dari kemaja itu sendiri.

Keysen Donde viven las historias. Descúbrelo ahora