Sport of the Year

3K 344 24
                                    

Bamm!

Lion menutup pintu mobil dengan keras. Lalu pergi menuju gedung sekolah tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Mahen.

Mahen yang ditinggal pergi hanya bisa mengernyit sebal. Apa-apaan sikap Lion itu? Kenapa sifatnya sering kali berubah dalam waktu singkat? Bipolar, kah?

>>>>

Bel sekolah berbunyi merdu. Tak ada yang bersorak karena, toh, itu bukan bel istirahat atau pun bel pulang, melainkan bel pergantian jam.

"Saatnya jam kedua dimulai. Kepada seluruh siswa dilarang keluar kelas. Terimakasih..."

"Okay, let's end today's lesson. See you next time. Thank you!"

"You're welcome, Mam."

Laura pergi setelah semua murid menyalimi tangannya.

Ah, gak semua. Ada satu yang tidak beranjak dari duduknya, yaitu si murid baru dengan tampang suram menyebalkan.

Lion beranjak, pergi menuju dinding belakang kelas.

"Aish...!" ia mendesis kesal begitu melihat jadwal pelajaran selanjutnya.

Penjaskes.

Bukan mata pelajaran yang membuat Lion bergemuruh tak suka, tapi guru yang mengajar!

Mahen. Kenapa guru itu harus menjabar ke berbagai bidang mata pelajaran?!

Sosiologi, bahasa Indonesia, PPKN, Penjaskes. Mahen memegang empat buah mata pelajaran di kelasnya. Kurang kerjaan atau bagaimana? Apa gak ada guru lain?

"Kenapa loe?" tanya Reno yang entah sejak kapan berdiri di samping Lion.

"Pak Mahen di sekolah kita ada berapa, sih?" tanya Lion tanpa menoleh.

"Satu," jawab Reno.

"Dia bisa membelah diri atau bagaimana?"

Reno tertawa renyah. "Kenapa emang?"

"Heran aja, kenapa dia sering banget nongol di kelas kita."

"Ya, emang gitu. Namanya juga wali kelas. Otomatis dia dapat jatah waktu dan mata pelajaran lebih banyak untuk ngajar di kelas," jelas Reno.

"Di sekolah gue dulu gak gitu. Setiap mata pelajaran gurunya cuman satu," tukas Lion.

"Beda sekolah beda sistem. Emang loe kenapa, sih? Ada apa sama pak Mahen sampai loe gak suka gitu? Dia, kan, baik."

Lion mengerling lalu mendengus. "Justru karena dia baik, gue jadi kesel sama dia!" cetus Lion lalu melengos pergi. Sementara Reno masih terpaku untuk memahami perkataan Lion barusan, seakan-akan Lion baru saja bicara pakai bahasa sansekerta.

Lion mencebik kesal. Cowok itu membuka loker lalu mengambil seragam olahraganya. "Haish... Kenapa sih dia harus baik? Berengsek banget! Bikin hati gue gak tenang aja!" gumamnya pada diri sendiri.

"Siapa?" celetuk seseorang.

Lion menoleh. Ternyata yang baru saja menyela adalah ketua kelas, Bara.

Ah, Lion mendadak iri saat mengingat hubungan Reno dan Bara yang makmur, sejahtera, dan sentosa.

"Itu, tuh. Si Reno. Baik banget. Gue takut baper sama dia," ucap Lion asal. Seketika itu juga mata Bara menyala-nyala.

"Renoooo!" teriak Bara menyorot tajam ke arah Reno. Sementara murid lainnya menyorot Bara. Reno yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengerutkan kening tak mengerti.

BELOK: Couple Of The YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang