Breakfast of the Year

2.4K 270 59
                                    

17++
Edisi insomnia
🔥😴🔥

>>>>

Lion terbangun. Mahen sudah tidak ada di sebelahnya. Seperti biasa, pria itu pasti sedang melakukan rutinitas paginya. Menyiapkan sarapan.

Dengan keadaan setengah sadar, Lion perlahan bangkit dari sofa tempat ia tidur bersama Mahen tadi malam.

Matanya belum terbuka sepenuhnya, masih ngantuk. Meski begitu, ia tidak ragu untuk menyeret kakinya ke suatu tempat. Berjalan mendekati punggung seseorang yang kini sedang menata makanan di meja makan.

Tanpa izin dan permisi, Lion melingkarkan kedua tangannya di pinggang orang tersebut. Dada dan wajahnya kini melekat tanpa celah di punggung bidang itu.

Mahen terdiam. Gerakannya terhenti saat seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Sedetik kemudian, ia terkekeh kecil menyadari keadaan saat ini.

"Udah bangun?" tanyanya menanggapi sikap manja Lion yang baru bangun dari tidurnya.

Lion menggeleng. Kepalanya masih menempel di punggung Mahen. Membuat Mahen bisa merasakan gesekan yang terkesan lemah tersebut.

"Beluum..." keluh Lion.

Jawabannya membuat Mahen tertawa kecil. Mahen membalikan tubuhnya menghadap Lion. Menatap Lion dengan sorot hangat dan senyum penuh kasih. 

Sementara Lion masih memeluk erat pinggang Mahen dengan mata yang masih terpejam. Memasang wajah tak berdaya, lemas sambil mengerucutkan bibirnya, memberikan sinyal agar Mahen segera melakukan sesuatu pada bibir itu.

Mahen tersenyum. Ia mengerti betul apa yang Lion inginkan saat ini.

Cup.

Sebuah ciuman singkat mendarat di bibir Lion. Iya, Mahen baru saja menciumnya.

Jangan heran. Sesuatu telah terjadi pada mereka tadi malam. Untuk saat ini Lion akan memendam momen itu bersama Mahen.

Tenang saja, nanti pasti akan Lion ceritakan. Tapi tidak untuk saat ini, karena sekarang ia masih ingin merasakan dan menikmati setiap kecupan manis Mahen, lagi. Dan jika ia beruntung, maka kejadian tadi malam akan terulang lagi pagi ini.

Melihat Lion yang tak kunjung membuka matanya, Mahen kembali memberinya kecupan. Tapi Lion masih tidak mau membuka matanya. Bibirnya masih mengerucut, minta di cium lagi dan lagi.

Mahen juga tidak bisa menahannya. Ia ingin melahap bibir kenyal itu lagi dan lagi, tapi di samping keinginannya itu ia masih cukup sadar kalau sekarang sudah waktunya bagi Lion untuk mengisi perut kosongnya.

Mahen memberikan ciuman singkat sebanyak dua kali. Menegaskan kalau itu untuk yang terakhir kali, tentu hanya untuk saat ini. Ia akan melanjutkannya lagi nanti. "Udah. Sekarang buka matanya, Lion," bujuk Mahen.

Lion menggeleng. "Belum. Kurang. Lagi!" tuntutnya tidak lupa seraya menghentakan kedua kakinya dengan sangat manja. Membuat Mahen semakin gemas dan tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Lion.

Kembali, Mahen menciumi bibir Lion. Singkat namun beruntun. Tapi kali ini bukan hanya bibir, setiap sudut wajah Lion menjadi sasaran bibir Mahen yang sudah terlanjur kalap hingga turut serta menjelajah turun ke leher Lion.

Lion tertawa geli merasakan sensasi di lehernya yang terasa menggelitik namun menyenangkan.

"Puas?" tanya Mahen.

Lion menggeleng. "Belum," jawabnya dengan sisa-sisa tawa. Menatap Mahen dengan sorot mengejek sekaligus menggoda.

"Hahaha..." Lion kembali tertawa geli saat Mahen dengan gemas menghujaninya dengan ciuman penuh cinta.

BELOK: Couple Of The YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang