15-MERCY

90 10 0
                                    


1 KORINTUS 6 : 19•
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Mau sekasar apa pun kamu, mau kamu tolak aku ribuan kali. Aku bakal  berjuang terus. Tapi mungkin aku akan mengubah cara berjuangku, tapi sasaran ku tak akan kuubah.

Saimen Satryah Lorenzo•
SAILOR

H a p p y R e a d i n g
Tuhan Yesus Memberkati

+ = ♥

Siswa-siswi yang di dalam kantin mencebik kesal. Karena sorakan Mercy di depan pintu kantin. Mengangu kenyamanan mereka.

"WOOOIII BURUAN!" Buru-buru cowok berambut coklat dengan poni itu. Berjalan di depan Mercy diluan menyusuri keluar area kantin. Mereka masuk lorong yang membawah mereka naik tangah lantai dua dan berbelok ke koridor. Mengarah pada ruangan yang terterah papan putih bergantung di atas dengan tulisan hitam UKS.

Cowok yang tak diketahui namanya oleh Mercy itu membuka handle pintu dan memutarnya. Ia dan Mercy masuk ke dalam. Cowok itu mengambil kotak p3k yang di dalam lemari dekat jendelah. Kebetulan juga cowok itu anak PMR.

Dari cara mengobati lukanya, cewek itu sudah dapat menebaknya.
Luka Mercy diolesi dengan salep. Dengan terlaten dan hati-hati cowok itu mengobatinya. Mercy duduk diatas brankar sedangkan cowok itu berdiri saja dengan kaku.

"Kamu anak PMR?" Mercy membuka oborolan percakapan.

"Iya Kak, maaf soal tadi, Kak kenalin nama aku Yoga," ucap cowok itu sembari mengulurkan tangannya pada Mercy. Cewek itu menatap tanganya tanpa memandang cowok itu dan meraih tangannya.  "Mercy,"  sahut cewek itu tangannya pun terlepas dari tautan cowok itu.

"Kok kakak bisa tahu aku anak PMR sih?"

Mercy berbalik dengan pertanya dan sekilas pandang, "Kamu kelas berapa? Kenapa mangil kakak terus? Karena dari cara kamu mengobati."

"X Akuntansi 1 Kak,  Kakak anak XII TAB 1?"

Mercy menganguk tanpa kata 'terimah kasih' cewek itu keluar dari UKS.

Sementara cowok itu tersenyum melihat punggun yang hilang dibalik pintu kayu warna cokelat.

Tanggal mainnya kapan yaa?

...

"Apes oh apes!" cetus Mercy saat berhadapan dengan Saimen yang. Lewat korindor kelas  XII. Tepat depan kamar mandi cewek Mercy keluar. Dengan wajah dongkol. "Mer lengan kamu kenapa? Oh iya Mer Bu Mia nyuruh aku pangil kamu ayo ke kelas mau pelajaran Sejarah!"

"Gabriel, Denis, Patrickx,..."

Saimen menarik pelan tangan kanan Mercy yang tak terluka. "Mereka udah di kelas kamu aja yang belum. Maaf soal tadi. Aku emang salah karena makasain kamu!" Mercy melihat tangannya di gandeng cowok itu menyusuri lorong koridor kelas XII. Entah kenapa Mercy tidak protes saat digandeng oleh Saimen, padahal cewek itu sedang kesal.

"Bu permisih," ucap Saimen mengetuk pintu. Setelah pintu terbukah ia dan Mercy masuk disambut dengan seluruh tatapan mata manusia dikelas itu, Enos dengan gelengan kepala. Johnatan? Mungkin dinding kelas mereka masih bisa tersenyum daripada raut cowok itu. Sedangkan 7 cowok yang duduk dideretan kiri mengukir senyum, kecuali si rambut abu-abu. Esau sangat muak sekarang.
Bu Mia yang sedang menjelaskan materi menatap keduanya dan berujar, "Silakan duduk dibangku kalian. Mercy berhenti bikin ulah kamu! Anak-anak fokus ke depan," Bu Mia menepuk tangan membawah kembali atensi para murid pada materi.

SAIMEN [END]✓ Segera Terbit Donde viven las historias. Descúbrelo ahora