31-PASUKAN 6 + 1 || II

98 8 18
                                    

Hidup itu kaya roda kadang bisa dibawah kadang bisa diatas. Kita tidak perna merencanakan bakal jatuh hati sama siapa. Karena sepenuhnya itu rahasia. Hanya Tuhan yang tahu.

From story Saimen

H a p p y R e a d i n g
Tuhan Yesus Memberkati

+ = ♥

"Berat banget nih cowok!" Lea merangkul cowok itu tepat depan lorong UKS disamping koperasi sekolah. Melewati lorong kantin. "Ry! Ngapain kamu nangis disini?" Merry mendongkah dengan mata sebam. "Berengsek banget sih Denis! Sama saja kaya temannya yang nyusain nih!"

"Kamu tidak papa, kan?"

"Iya aku baik-baik aja kok, kenapa sih Es?"

"Dia pingsan kenah timpuk bola voli. Karena aku." Merry membantu cewek berkacamata itu membawah Esau melewati lorong yang sudah sepi ini. Alasannya bel pulang telah berdering dari 15 menit yang lalu. Hanya tersisah para murid yang mengikuti ekstrakurikuler. "Dasyat banget bolanya pasti ini?"

"Oh saking dasyatnya nih." Merebahkan tubuh laki-laki berambut abu-abu itu. Dibranker. "Lea, maafin aku ya, aku tidak bisa menemani kamu disini. Aku ada latihan paskibra."

"It's okay. But soal, kamu sama Denis itu gimana? Ry? Tuh cowok bangke banget deh. Kamu baik-baik aja kan?"

"Aku? Fine kok, udah jangan khawatir. Tuh si Es. Urus aja dulu. Kan tadi kenah timpuk bolanya."  Bibir Lea mengerucut. "Cih kalian hobi banget sih. Comblagin aku sama nih orang? Ngapain juga pake dijagain. Buang waktu aku banget tahu Ry."

"Lea. Udahalah. Aku mau pergi nih bay." Perempua berambut pendek keemasan ini hilang dibalik pintu UKS. Dan menutupnya  kembali. Lea dapat mendengar kalau temannya tengah berlari. Suara langkah kakinya samar-samar mulai menghilang.

Lea beranjak duduk disofa dengan kesal. "Nyusain banget nih orang!" Namun, dia berdiri kembali untuk melihat kondisi cowok itu. "Ck jidatnya pake bengkak segalah lagi." Dahi Esau terlihat memar karena tertimpuk bola voli. Lea membuka lemari dekat jendelah dan mengambil salep.

"Kesal deh. Kenapa sih harus si cowok ini. Ngeselin banget Ih. Gantian tidur mukanya kaya malaikat giliran udah bangun. Kaya iblis Lucifer mukanya." Tangan perempuan itu mengoleskan obat didahi cowok itu dengan bibir mencibir. Mata cowok itu bergerak. Dia meringis. Tangan kanan Esau menyentuh dahinya. Lea memukul tangan laki-laki itu. "Jangan disentuh Es buah tadi aku baru naruh salep!"

"Kamu, kan yang timpuk kepala aku?"

"Iya iya bilang makasih, sekarang cepat!" Atas bibir Esau terangkat. "Tidak ada gunanya bilang makasih sama kamu!" Cewek itu berbalik badan hendak keluar UKS tapi tangannya dicekal Esau. "Apalagi sih?" Lotot Lea kesal. "Bisa buatin aku teh hangat?"

"Nyusain banget sih jadi orang!" Murka Lea cewek itu. Keruang belakang. Bagian itu ada blik ada juga dispenser. Lea datang dengan segelas teh hangat dinampan. Cewek itu menaruh diatas nakas. "Tuh tehnya."

Perempuan berkacamata itu keluar dengan kesal. Tiba didepan pintu ia memutar tubuh kebelakang. "Apalagi!?" Giginya gemelentuk. Saat maju satu langkah jidatnya terbentur pintu.

"Nah itu maksud aku!" Esau tertawa karena tingkah ceroboh cewek itu ia kejedot pintu.

"Anjing malah ketawa kamu!" Kacamata cewek itu jatuh dilantai. Cantik, ia merunduk meraihnya dilantai karena tanpa lensa kontak itu pandangannya jadi buram. Memang tidak terlalu parah, tetapi tetap saja Lea tidak bisa melihat dengan baik. Lea berdiri dengan wajah dongkol melihat laki-laki. Yang dia pangil  Es buah.

SAIMEN [END]✓ Segera Terbit Where stories live. Discover now