9. kepergian jimin

539 102 2
                                    

Happy reading..

Sudah tengah malam, namun mereka belum tidur.

Dokter muda mereka terluka, mereka ketakutan, sekarang wooshik menyerang mereka secara langsung, bukan sembunyi-sembunyi lagi.

Jungkook terus meringis dan mengaduh kesakitan karna punggungnya melepuh, kulit punggung jungkook menghitam karna terbakar, rasa panas terus membakar kulit jungkook padahal sudah tidak ada bara api yang menempel, ketahuilah luka bakar berkali-kali lebih menyakitkan dari pada luka berdarah.

Jimin dengan sangat hati-hati mengompres luka jungkook, sekarang mereka mengerti, ini bukan waktunya untuk bercerita dan tertawa seperti tadi siang, wooshik terus menyerang mereka tanpa jeda, game ini terus berjalan tanpa ikon pause.

Dan entah kenapa semua serangan wooshik tidak bisa mereka hindari.

Akhirnya jungkook bisa tertidur, ia tertidur dalam posisi terlungkup, berbanding terbalik dengan taehyung yang hanya bisa terlentang.

Mereka mulai terlelap satu persatu. Tinggal jimin dan namjoon yang belum tidur.

"Bang.." panggil jimin ke namjoon yang sedang melamun memperhatikan bara api yang masih menyala-nyala tidak mau padam, jimin mendekat dan duduk di samping namjoon.

Ya, api unggunnya mereka biarkan mati menyisakan bara hangus, dan mereka manggunakan senter seadanya untuk penerangan.

Namjoon menoleh ke jimin yang sedang menatapnya.

"Besok, ga usah fokus ke gw ya bang, semua pada sakit, kasian mereka, mending kita meratiin mereka" ucap jimin pelan.

Namun namjoon tidak menjawab. Bibirnya seakan di beri lem sampai sulit bicara.

"Bang namjoon tau gak?, gw dapet level terakhir tu berkat keinginan gw, dari kemaren gw selalu berdo'a biar gw dapet level akhir, mangkanya gw seneng sekarang, karna keinginan gw terwujud"

"Walopun kita baru kenal gw ga tega ngeliat semua ini, mangkanya gw pengen dapet level akhir" hanya suara jimin yang terdengar, namjoon ia masih diam menatap wajah jimin yang sedang berbicara.

"Nanti kalo kita berhasil pulang, gw janji bakal naktrir kalean makan di tempat kerja gw, gw kerja di resto jepang bang, makanannya enak-enak banget" ucap jimin dengan senyum mengembang.

Namjoon yang sedari tadi diam tiba-tiba meneteskan air matanya.

"Ehh.. Bang, lo kenapa?" jimin jadi bingung.

"Haha.. Kenapa dari sekian banyak cara, kita dipertemuin dalem keadaan begini?" ucap namjoon sambil tertawa miris, namjoon mendangak menatap langit yang indah, sangat indah namun tidak dapat mengobati kecemasan di hati namjoon.

Jimin terdiam seketika.

"Kenapa kita saling kenal gegara acara sialan ini?, kenapa kita ga kenal pas makan di kantin, ato pas nongkrong di luar kampus?" suara namjoon bergetar, kesedihan tergambar di wajahnya.

Jimin mengulurkan tangan mengusap-ngusap bahu namjoon.

"Takdir tau yang terbaik buat kita bang" ucap jimin dengan suara lembut dan pelan, hanya namjoon yang bisa mendengar nya.

Pagi pun tiba, taehyung sudah bisa berdiri dan berjalan, jungkook lukanya sudah tidak sesakit semalam katanya namun luka jungkook membengkak, kulit punggung jungkook yang mengelupas membuat daging punggungnya terlihat, jadi punggung jungkook harus terus diperban.

Untuk yoongi luka-lukanya sudah mengering, lalu seokjin ternyata tulang rusuknya bermasalah saat jungkook periksa kemarin, seokjin memang bisa berjalan namun bahunya sakit saat digerakkan.

ESCAPE (BTS Teror Camping Story) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang