15. Chaos

937 71 22
                                    


Wendy yang tengah hamil dibuat khawatir. Padahal dirinya masih membantu Luhan dibutik. Meskipun hanya bisa duduk dan menjadi kasir.

Tapi mendengar putri kesayangannya menghilang, Wendy langsung pontang-panting mencari taksi. Untung saja ia selamat mencapai kantor Loey.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi hingga Sera berada ditangan Rose?

Dijalan menuju rumah Loey dan Wendy bahkan sempat berdebat. Sampai pada akhirnya Wendy memilih diam. Jika ini soal Sera, wanita itu sedikit sensitif. Jangankan Rose yang memegang Sera, dulu ia pun ragu menggunakan maid untuk mengurus Sera.

Wendy tidak habis pikir bagaimana Sera yang sekecil itu bisa masuk ke dalam lift yang kosong lalu turun ke basement dan bertemu Rose? Itu semua karena Loey lalai.

Malam ini mereka berdua terkena imbasnya. Sera rewel, sepertinya bayi itu demam dan hidungnya tersumbat sebelah.

Tidur pun hanya mau digendong oleh Mami.

"Mam gantian, nanti kau lelah." Kata Loey yang duduk diranjang dan memperhatikan Wendy yang bolak-balik seperti setrika.

Wendy masih diam. Dengan telaten ia membelai punggung Sera agar tidurnya lebih lelap. Loey memandang tidak tega karena kondisi perut buncit Wendy. Ia takut istrinya akan kelelahan dan kakinya menjadi kram.

"Mam, sini biar Daddy yang gendong!" Loey mencoba menjulurkan tangannya untuk menerima tubuh Sera.

"Tidak usah. Nanti dia bangun." Wendy menjawab dengan suara yang kecil karena takut menganggu tidur sang anak.

"Masih marah soal tadi?" Loey menyerah dan hanya memandang kearah Wendy dengan melas.

"Ya jelaslah marah. Sera menjadi seperti ini karena mu! Ceroboh!" wih saae Wendy kalau dah marah nyeremin ternyata.

"Iya. Maka nya sini Sera aku gendong. Biar Mami tidak lelah. Kasihan loh dedeknya diperut itu pasti capek."

"Tidur saja. Besok ku harus bekerja."

"Aniya. Gwaenchana, aku kuat."

Loey nekat menghentikan Wendy yang mondar mandir. Lalu perlahan mengambil Sera dari gendongan Wendy.

"Ssshhhh.. ssshh.. ssshhh.. tidur Mam..." kata Loey yang mencoba menenangkan Sera. Bayi itu mengeluarkan suara rengekan kecil dengan mata yang masih menutup.

"Tuhkan.. nanti nangis Loey." Wendy masih ragu.

Loey mengarahkan Wendy untuk duduk. Mengusak rambut Wendy sejenak "Tidurlah, ini sudah malam."

Wendy menurut dan berbaring. Ia menatap anak dan suaminya dengan hati yang tidak bisa diungkapkan. Meskipun kesal dengan Loey, ia tidak bisa menahan senyumnya.

Loey menggendong Sera, menggoyangkan Sera ke kiri dan ke kanan. Semua perlakuan Loey itu dilakukan dengan penuh kasih sayang. Inilah yang dinamakan keluarga.

Wendy semakin mengantuk dan tanpa kendali matanya menutup.

Ting!

Notifikasi ponsel Loey terdengar. Lantas pria itu menghampiri ponselnya dinakas. Membuka dan melihat pesan dari siapa yang masuk.


Rose :

Loey, besok bisa bertemu?

Loey :

Ada apa?

Rose :

Ada sesuatu yang perlu aku sampaikan. Ini penting!

Loey's Wife Struggles (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang