10| Election Day

158 25 1
                                    

"Taruhan yuk ntar siapa yang menang pemilihan OSIS!" Mendadak Lia mengusulkan pada Shuhua dan Yeji yang sedang bersamanya menyusuri jalan setapak menuju ke kantin. Lia spontan mendapatkan ide tersebut setelah beberapa detik yang lalu mereka berpapasan dengan Jihoon. Melihat sosok Jihoon yang juga merupakan salah satu calon Ketua OSIS, mengingatkannya pada hari pemilihan yang semakin dekat.

Sebenarnya Lia tak sebersemangat itu menyambut pemilihan OSIS, tapi kedua sahabatnya yang tergabung sebagai anggota OSIS membuatnya tergoda untuk mengajak mereka sedikit bermain-main. Terlebih Shuhua yang sampai ikut terlibat dalam kampanye Tim Haechan, bukankah secara jelas Shuhua sudah menyatakan keberpihakannya? Mengajukan taruhan terdengar seru dan sudah pasti menguntungkan baginya karena Lia sudah bisa memperkirakan siapa yang akan terpilih pada akhirnya. Bukan hanya dirinya, bahkan mayoritas murid di sekolah mereka pasti memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Apa dulu hukumannya kalo kalah?" sambung Yeji yang sesuai dugaan―tak kalah sesat―juga tertarik pada ajakan Lia.

"Traktir makan, yang menang yang milih tempatnya dan gak ada batasan harga," entengnya Lia menentukan seakan ia sekadar mengajak mereka jajan ke mamang cilok depan sekolah sebagai hukuman taruhan.

"Lo kalo mau taruhan kira-kira dong, lo pikir duit jajan gue tinggal metik dari pohon!" Yeji menyambut dengan kesewotan maksimal atas gagasan Lia yang tak kira-kira memilih tanpa menyesuaikan dengan kondisi uang saku mereka sehari-hari.

"Lo kan tajir," balas Lia sembari cengengesan hingga matanya menyipit terlihat tinggal segaris.

"Orangtua gue yang tajir, bukan gue!" Yeji mendengus, apa perlu ia perjelas bahwa ia masih menjadi beban orangtua, tidak seharusnya ia semena-mena mempergunakan uangnya untuk hal-hal tak berguna. Namun wajahnya yang masam perlahan berubah, seringai tipis muncul di sudut bibirnya yang kemudian disambung oleh pekataannya yang ternyata belum selesai. "Tapi asal bukan gue yang kalah, gue setuju-setuju aja sih."

Sementara Shuhua yang berjalan diapit oleh Yeji dan Lia di sisi kanan dan kirinya memberikan gelengan heran. Ia tak habis pikir pembahasan semacam ini yang pertama ia dengar saat bergabung kembali dengan kedua sahabatnya setelah seminggu belakangan ia tak memiliki kesempatan makan siang bersama mereka akibat terkendala Haechan yang selalu lebih dulu menculiknya. Tidak melulu membicarakan soal persiapan pemilihan dan kampanye OSIS, Haechan hanya senang mengumpulkan anggota timnya untuk makan bersama. Tak rugi juga bagi Shuhua yang dapat menghemat uang jajannya sebab sesekali Haechan bermurah hati mengeluarkan uangnya untuk menraktir mereka makan. Kata Haechan anggap saja sebagai pengganti waktu dan tenaga yang telah mereka luangkan untuk membantunya.

Shuhua sudah cukup muak dengan pembahasan tentang OSIS, dimanapun ia duduk pasti akan mendengarkan obrolan yang tak jauh berbeda dan kini kedua sahabatnya ternyata sama saja. Padahal Shuhua sedikit lega karena sebentar lagi tugasnya sebagai tim sukses Haechan akan resmi selesai. Masa kampanye berakhir pada Sabtu ini dan artinya Senin nanti mereka akan memasuki minggu tenang menuju ke hari pemilihan yang akan dilaksanakan di hari Sabtu depan. Berakhirnya masa kampanye hari ini juga ditandai dengan persiapan rapat pleno MPK yang akan dilaksanakan hari minggu besok dengan agenda pembentukan susunan organisasi termasuk penunjukan Ketua MPK dan pembahasan program kerja MPK selama satu tahun ke depan.

Shuhua berharap salah satu perwakilan dari kelasnya ditunjuk menjadi Ketua MPK periode ini. Berbeda dengan OSIS, sistem penentuan Ketua MPK dilakukan melalui musyawarah mufakat yang dilakukan oleh semua anggota yang tergabung dalam badan MPK beserta guru-guru pembimbingnya. Terdapat empat orang perwakilan dari kelasnya, Shuhua berpikir peluang mereka seharusnya jauh lebih besar. Sebenarnya menurut peraturan, MPK hanya boleh menerima dua orang perwakilan dari tiap kelas, namun periode ini MPK kekurangan pendaftar yang memenuhi syarat sehingga pada akhirnya dengan terpaksa mereka tidak membatasi penerimaan menurut kuota kelas lagi. Menurunnya minat pendaftar MPK tiap tahunnya tak jauh-jauh dari alasan seleksi MPK yang lebih sulit dan ketat dibandingkan OSIS.

NIGGLE ❝RENJUN SHUHUA❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang