09| Guise of Jealousy

175 26 0
                                    

Sebagai golongan manusia pemalas yang senang bersantai-santai dan mengandalkan the power of kepepet, kebiasaan Shuhua setiap pagi adalah berleha-leha di rumahnya sebelum berangkat ke sekolah. Bangun tidur, mandi, bersiap-siap, menghabiskan waktu bergaya di depan cermin dan sarapan, semuanya dilakukan dengan gerakan yang lambat hingga ujung-ujungnya pasti kena omel dari sang mama yang greget dengan tingkah anak bungsunya.

Berkat pengalaman dan kebiasaan yang berulang selama setahun lebih, Shuhua tak pernah gagal memperhitungkan sampai ke sekolah tepat beberapa menit sebelum pintu gerbang ditutup. Nyaris terlambat tetapi tak pernah benar-benar terlambat. Sebuah dilema, apakah sekolah yang relatif dekat dari rumahnya adalah suatu keuntungan bagi Shuhua atau malah membawa pengaruh buruk yang melestarikan kemalasannya.

Namun ada yang berbeda dengan hari ini, tumben-tumbenan Shuhua sudah berangkat ke sekolah setengah jam sebelum bel apel pagi. Biasanya satu-satunya alasan yang dapat membuat Shuhua terpaksa berangkat pagi adalah kebutuhannya untuk menyalin tugas yang tak mampu dikerjakan dengan mengandalkan otaknya sendiri. Selain dari itu, hanya kepentingan yang benar-benar genting yang dapat membuatnya tergerak berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Contohnya adalah hari ini yang merupakan hari yang penting untuk Haechan. Lalu apa hubungannya dengan Shuhua yang harus turut berangkat pagi?

Hari ini adalah pembacaan visi dan misi perdana dari masing-masing ketiga calon ketua OSIS yang telah ditetapkan. Dimulai dari nomor urut pertama, Haechan didampingi Karina, lalu Soobin bersama Jaemin dan yang terakhir Jihoon berpasangan dengan Sungchan. Pembacaan visi-misi telah ditetapkan akan dilangsungkan setelah apel pagi nanti, sehingga semua tingkatan murid bisa turut mendengarkan. Ketiga pasang calon, termasuk Haechan, sepakat datang lebih awal, berjaga-jaga jangan sampai ada yang datang terlambat di antara mereka. Sebab satu yang bertingkah maka mereka semua akan kena imbas omelan dari Pak Yunho yang merupakan guru pembimbing OSIS yang maha benar dan sangat disiplin.

Bukankah calon pemimpin harus memberikan impresi dan contoh yang baik, begitulah kira-kira petuah yang selalu diberikan oleh Pak Yunho kepada para anggota OSIS, terutama ketiga pasang calon utama yang akan bersaing pada pemilihan nanti. Tak ketinggalan juga hukuman akan diberikan sebagai pelengkap kepada mereka yang masih kedapatan melanggar oleh Pak Yunho. Walaupun mereka hampir bosan dan menghafal di luar kepala petuah yang sering diberikan oleh Pak Yunho, tentu saja masih ada yang nekat melanggar sekadar untuk menantang dan mengolok-olok Pak Yunho sebagai guru yang dicap kolot.

Sebagai tim sukses yang mendukung Haechan, Shuhua juga diseret paksa mengikuti jadwal Haechan oleh Giselle. Sebenarnya Shuhua bisa saja mengabaikan Giselle jika saja Giselle tak hampir membuat aplikasi pesannya eror akibat spam chat dan panggilan yang berlebihan. Ia tahu Giselle tak akan menyerah dan berhenti melakukan aksi spam besar-besarannya sebelum kemauannya dituruti.

Alhasil pagi ini Shuhua sudah sampai di sekolah saat matahari masih belum sepenuhnya menampakkan diri, murid yang memasuki gerbang bersamaan dengannya pun masih bisa dihitung jari. Sepanjang jalan menuju kelasnya, Shuhua tak berhenti menyerapah dalam hati dan melangkah dengan kaki yang berat seolah sedang memikul beban di punggungnya. Sesampainya di kelas dan melihat ke dalam kelasnya sama sekali tak membantu Shuhua memperbaiki suasana hatinya. Hanya ada tiga orang temannya yang menghuni kelas dan salah satunya adalah Haechan menungguinya datang.

Beruntungnya mereka yang tak perlu terlibat dalam perkara OSIS dan tetek bengeknya, keluh Shuhua dalam hati seraya berjalan mengikuti langkah Haechan keluar dari kelas mereka. Setelah menyimpan tasnya, Haechan langsung mengajaknya menuju ke Sekre OSIS untuk bergabung dengan yang lainnya, termasuk Jaemin dan Giselle yang ternyata sudah datang lebih dulu dan telah berkumpul di Sekre OSIS. Padahal Shuhua menganggap dirinya sudah datang keterlaluan pagi, tapi ternyata banyak yang lebih bersemangat datang lebih pagi lagi ketimbang dirinya. Sepanjang perjalanan menuju Sekre OSIS, Shuhua mempertanyakan apakah hanya dirinya saja yang berada dalam konteks 'terpaksa' terlibat dalam proses pemilihan OSIS ini, sementara orang lain terlihat mengikuti alurnya dengan penuh suka cita.

NIGGLE ❝RENJUN SHUHUA❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang