08| Compulsion

107 28 0
                                    

Dengan berat hati Shuhua menolak ajakan Yeji dan Lia pulang bersama hari ini. Mereka berpisah di tengah lapangan karena harus mengambil arah yang berbeda, Yeji dan Lia langsung pulang, sementara Shuhua terpaksa menetap di sekolah lebih lama. Seperti belum cukup juga hari ini yang bertepatan dengan jadwal piketnya, ia masih harus memperpanjang waktu tinggalnya di sekolah untuk urusan lain. Entahlah, ia tak yakin masih memiliki sisa tenaga setelah seharian mengikuti proses belajar mengajar yang cukup menguras otak dan energinya, diperparah lagi dengan piket kelas yang baru saja dikerjakannya beberapa menit yang lalu. Ia lelah dan mengantuk berat, tak sabar sampai ke rumah untuk menikmati tidur siang, tapi sayangnya nasib baik tak berpihak padanya.

Haechan secara sepihak memutuskan mengadakan pertemuan sepulang sekolah untuk beberapa orang yang telah ia tetapkan sebagai tim suksesnya dalam pemilihan yang semakin dekat. Haechan bahkan membentuk grup chat khusus untuk tim suksesnya yang berisikan dirinya dan Karina berserta lima orang pilihannya, yakni Giselle, Felix dan Nancy yang merupakan teman kelas Karina, serta tak ketinggalan Renjun dan Shuhua yang ia tambahkan terakhir. Awalnya Shuhua mengira tak ada yang perlu ia khawatirkan bekerja lagi dalam satu kelompok bersama Renjun karena tim yang dibentuk oleh Haechan tak begitu mengikat seperti kelompok LDKS kemarin. Shuhua merasa aman-aman saja selama beberapa hari belakangan, diskusi mereka hanya terjadi dalam grup chat, tak ada sekalipun wacana tatap muka. Bertukar pikiran, menyampaikan pendapat, mengatasi kendala dan mengusulkan ide, semuanya dapat disalurkan lewat grup chat tanpa ada hambatan yang berarti.

Namun rupanya tak mau melihat Shuhua merasa aman terlalu lama, Giselle dengan segala ide jahatnya yang senang mengusik ketenangan hidup Shuhua, mengusulkan agar tim mereka mengadakan pertemuan setidaknya satu kali sebelum jadwal penyampaian visi misi. Dengan alasan memantapkan semua usulan dan strategi mereka, Shuhua hampir saja terang-terangan mencibir alasan omong kosong yang disampaikan oleh Giselle tersebut. Namun apa kuasa Shuhua yang hanya mengikuti arus, ia tak mungkin menjadi satu-satunya yang menolak saat Haechan dan yang lainnya menyambut baik usulan dari Giselle. Ia bergabung dalam tim yang bertujuan untuk menyukseskan, maka dipastikan pendapat yang bernada negatif akan diabaikan.

Secara pribadi Shuhua sempat menyampaikan keengganan garis miring gerutuannya pada Giselle dan sebagai balasannya ia malah dinasehati agar mulai membiasakan diri pulang terlambat mengingat ke depannya nanti kegiatan OSIS akan sering membuatnya pulang dan datang ke sekolah tanpa tentu waktu. Padahal Shuhua bukannya mempermasalahkan tentang kemalasannya―hell yeah, kemalasannya tetap valid―tetapi ada hal lain yang ingin dihindarinya. Ya, apa lagi kalau bukan berurusan dengan Renjun di luar dari dinding ruang kelas mereka. Apa belum cukup LDKS yang lalu membuat hubungan mereka kini berada pada situasi yang aneh dan serba salah. LDKS sudah terlanjur meruntuhkan dinding pemisah di antara mereka, tak mungkin lagi ia seenaknya berpura-pura tidak kenal untuk mengabaikan Renjun, tetapi juga bukan artinya mereka bisa berinteraksi normal kembali layaknya teman.

Shuhua rasanya ingin mengacak rambutnya sendiri saking kesalnya begitu mendapati pesan dari Haechan yang mampir ke ponselnya saat jam terakhir hari ini. Tak cukup dengan mengirimkan pengumuman di grup chat mereka, Haechan juga mengirimkannya chat lewat jalur pribadi dan mengingatkannya lagi secara langsung tepat saat bel pulang berbunyi. Seakan ingin menegaskan agar Shuhua tak berpura-pura lupa dan melarikan diri setelah mengerjakan tugas piketnya. Jujur saja kabur sempat terlintas dalam pikiran Shuhua, tapi dalam sepersekian detik ide tersebut ditepisnya karena ia bukanlah orang yang tidak bertanggung jawab atas ucapannya sendiri. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah merutuki dirinya yang mau-mau saja termakan perangkap omongan Haechan tempo hari yang lalu sehingga dengan gegabah ia mengambil keputusan bergabung dengan tim Haechan.

Sekolah sudah mulai sepi saat Shuhua memijakkan kakinya pada beranda salah satu gedung di sekolahnya tersebut. Bangunan tersebut terdiri lima ruangan yang semuanya difungsikan sebagai laboratorium. Shuhua kemudian berhenti di depan pintu ruangan paling ujung yang bertuliskan lab komputer pada papan di atas pintunya―sesuai lokasi yang ditetapkan oleh Haechan sebagai titik kumpul mereka. Untuk mendapatkan jaringan wifi paling kuat dalam lingkungan sekolah mereka yang terlampau luas, maka lab komputer adalah pilihan yang paling tepat. Walaupun Shuhua tak bersemangat untuk pertemuan mereka, ia tetap ingin memuji Haechan yang mampu mendapatkan izin meminjam ruang lab komputer untuk kepentingannya sendiri. Entah iming-iming atau rayuan maut macam apa yang diberikan Haechan pada satpam sekolah mereka sampai ia dipercaya memegang kunci ruangan tersebut selepas jam sekolah.

NIGGLE ❝RENJUN SHUHUA❞ ☑Où les histoires vivent. Découvrez maintenant